CinemaHappeningReview

Review: The Bricklayer, Saat Mantan Agent CIA Kembali

211
×

Review: The Bricklayer, Saat Mantan Agent CIA Kembali

Share this article

The Bricklayer film action terbaru rumah produksi Millenium Media setelah terakhir kali merilis Expend4bles di tahun 2023 lalu

LASAK.iD – Rumah produksi Millenium Media mengawali tahun 2024 dengan film berjudul The Bricklayer. Film dari sutradara Renny Harlin yang naskahnya ditulis Noah Boyd, Matt Johnson, Marc Moss, Pete Travis dan Hanna Weg berdasarkan novel karya Paul Lindsay (Noah Boyd) dengan judul sama yang terbit tahun 2010 silam.

Film bergenre action diperankan aktor Aaron Eckhart sebagai main role, seorang mantan agen CIA bernama Steve Vail yang kembali ke lapangan untuk menghentikan seorang mantan agen CIA lainnya yang adalah sahabatnya Victor Radek (Clifton Collins Jr.). Radek muncul kembali dari kematiannya dan menjadi objek perburuan CIA karena diketahui dalang dibalik kematian sejumlah nama dan kekacauan yang memojokan CIA di mata dunia.

Ini berkat agent junior CIA Kate Bannon (Nina Dobrev) atas kejeliannya melihat rekaman cctv dan menyadari keberadaan Radek di kerumunan ruang publik. CIA pun menyadari para korban merupakan orang-orang yang masuk daftar target CIA. Namun, Radek melakukan dengan terbuka untuk menjatuhkan CIA dan Amerika, dengan kata lain menciptakan sebuah perang.

Itulah yang membuat Radek masuk dalam orang paling dicari CIA. Untuk itu, petinggi CIA O’Malley secara khusus meminta Steve Vail untuk menjalankan misi. Pernah bertugas dan akrab diluar pekerjaan menjadi pertimbangan O’Malley mempercayakan tugas tersebut kepada Vail dengan bantuan dari Kate Bannon.

The Bricklayer secara umum memperlihatkan konsep yang sama dengan kebanyakan film action thriller khas hollywood. Protagonis yang dianggap sebagai antagonis dan antagonis dianggap yang paling baik. Pada akhirnya sang karakter utama tersingkir dari kesatuan yang menjadikannya seorang drifter

Namun, saat kesatuan tidak menemukan solusi atas masalahnya, mereka akan kembali kepada orang lama untuk menyelesaikannya. Pada akhirnya kebobrokan di dalam kesatuan terbongkar satu per satu seiring kembalinya sang protagonis yang menemukan fakta selama mencoba mengungkap kasusnya. Pada akhirnya protagonis akan selalu menang walau pun selalu kembali dengan babak belur.

Bahkan untuk main role prianya akan memberikan vibes yang juga sama dengan karakternya yang dingin, tatapan tajam, jarang tersenyum dan tidak boleh terlewat adalah suara yang berat. Menggambarkan sosok pria “banget” yang berkarakter kuat. Seakan menjadi sebuah keharusan.

Kesan monoton bisa dikatakan tidak mungkin terhindar dari film dengan genre dan jalan cerita serupa film The Bricklayer. Pembeda yang dilakukan biasanya dengan mencoba me-refresh jalan cerita. Bahkan tak jarang terselip bumbu komedi walau seringnya ditemui berupa dark jokes. Untuk membuat filmnya tidak memberikan kesan ketegangan secara keseluruhan. Begitu pun pada sisi teknis secara sinematografi yang melibatkan CGI, special effect dan camera angle.

The Bricklayer mencoba untuk beberapa di antaranya, hal itu pun sebenarnya tidak juga membuat filmnya terlihat spesial. Menikmati sensasi linu pada sendi dan tulang karena adegan baku hantam bisa masuk hitungan. Hanya saja volume yang diberikan untuk scoring atau backsound atau efek suara saat adegan fight, baik dengan senjata maupun tangan kosong sedikit terlalu tinggi.

Ada ketidaknyamanan saat terdengar di telinga karena memberi kesan berisik. Hal yang juga mengganggu konsentrasi atau fokus dalam menikmati adegan dalam filmnya, terutama adegan fight. Sesuatu yang juga sedikit mengganggu pada alur filmnya terutama dalam memberikan sebuah klimaks.

The Bricklayer kurang berhasil untuk satu hal ini dibandingkan banyak film lainnya yang mampu memberikan sebuah klimaks yang penontonnya cukup puas, meski materi filmnya cukup umum. Untuk The Bricklayer memberikan sebuah akhirnya yang biasa saja. Plot twist yang disisipkan memang membuat penonton mengerutkan dahi.

Ini pun bukan pada rasa penasaran akan seperti apa jawaban dari plot twist-nya tetapi lebih kepada rasa heran karena lebih kepada kehambaran. Seolah versi adaptasi audio visual-nya kehilangan roh dari rasa greget yang mungkin lebih terasa pada versi visual atau novel-nya.

 

Production company: Millenium Media, Eclectic Pictures
Distributor: Vertical Entertainment
Cast: Aaron Eckhart (Steve Vail), Nina Dobrev (Kate Bannon), Clifton Collins Jr. (Victor Radek), Tim Blake Nelson (CIA Director O’Malley), Ilfenesh Hadera (Tye Delson), Oliver Trevena (Patricio), Akis Sakellariou (Kostas Leontaris), Ori Pfeffer (Denis Stefanopoulos), Lili Rich (Crystal), Zachary Wills (Finnegan), etc
Director: Renny Harlin
Screenwriter: Noah Boyd, Matt Johnson, Marc Moss, Pete Travis, Hanna Weg
Producers: Gerard Butler, Conor Charles, Boaz Davidson, Avi Lerner, Trevor Short
Duration1 hours 50 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x