LASAK.iD – Hiburan dari negeri ginseng Korea Selatan di tanah air beberapa waktu belakangan tidak lagi terbatas dengan musik atau drama series saja. Film layar lebar pun mulai diminati publik tanah air. Bahkan beberapa judul mendapat sambutan positif yang mencapai ratusan bahkan menyentuh jutaan penonton.
Terbaru, untuk meramaikan persaingan layar bioskop hadir film berjudul Tarot dari sutradara Ashbun (Choi Byung-gil) dan penulis Kyung Min-sun. Untuk deretan pemain hadir nama besar, seperti Cho Yeo-jeong, Go Gyu-pil dan Kim Jin-young sebagai karakter utama cerita filmnya.
Ketiganya terjebak dalam kutukan kartu tarot yang melibatkan mereka pada peristiwa misterius dan brutal mengenai takdir yang terjadi akibat kutukan kartu tarot yang diputarbalikkan. Kisah ini terungkap ketika orang-orang yang menjalani kehidupan biasa tiba-tiba menghadapi nasib buruk berdasarkan prediksi kartu tarot.
Cerita dari film Tarot sebenarnya bisa berdiri sendiri dari masing-masing karakter, yaitu Ji-Woo yang diperankan Cho Yeo-jeong, Kyeong-Rae diperankan Go Gyu-pil dan karakter Dong-In yang diperankan aktor Kim Jin-young. Setiap karakter mewakili cerita yang digambarkan dari kartu tarot yang mereka dapatkan.
Tetapi ada adegan kecil yang mungkin sebagian penonton menyadarinya atau mungkin tidak yang sebenarnya keterhubungan cerita yang satu dengan yang lainnya. Bukan juga pada karakter yang saling mengenal tetapi siklus yang diciptakan oleh efek kartu tarotnya. Seperti tato hingga loker.
Baca juga: Review: Tarot, Saat Sebuah Ramalan Yang Terwujud Terbalik
Ji-Woo
Misalnya, pada cerita pertama untuk karakter Ji-Woo, seorang ibu tunggal yang harus berjuang menghidupi dirinya dan seorang putri bernama Mi-nah. Suatu hari Ji-Woo mendapatkan pekerjaan sebagai kasir, namun Ji-Woo harus memulainya pada momen natal. Dan harus meninggalkan putrinya di rumah seorang diri.
Ji-Woo yang khawatir terus menghubungi anaknya disela bekerja, hingga satu momen ia mendapati anaknya bersama orang lain yang Mi-nah sebut sebagai santa. Rasa khawatir yang akhirnya mengganggu pekerjaannya sampai membuatnya ditegur atasannya. Rela tidak dibayar, Ji-Woo meminta izin untuk lebih awal.
Namun, saat itu Ji-Woo ketahuan menyembunyikan barang milik konsumen yang membuatnya tertahan lebih lama karena atasannya harus mengecek cctv pusat perbelanjaan. Bukti yang tidak kuat membuat Ji-Woo lepas dari tuduhan, justru sebaliknya dia mangancam atasan karena menahan teleponnya dan mengancam akan membunuhnya jika terjadi sesuatu dengan putri tersayangnya.
Saat kembali, Ji-Woo mendapati anaknya sudah menghilang dan terus mencari tapi tidak berhasil menemukannya. Hingga dia menyadari sesuatu setelah melihat baju khas natal tergeletak di atas lantai. Tangis pecah dari Ji-Woo akhirnya tidak terbendung, setelah menyadari anaknya sudah lama tidak ada.
Kyeong-Rae
Kyeong-Rae merupakan seorang pegawai di salah satu perusahaan yang terjebak dalam perselingkuhan dengan seorang wanita cantik. Keduanya selalu bersandiwara sebagai pimpinan dan bawahan untuk menutupi perselingkuhan dari istri sah Kyeong-Rae.
Pada suatu waktu ketika keduanya menghabiskan waktu bersama, Kyeong-Rae terpaksa harus kembali karena permintaan sang istri. Selingkuhan yang merasa dinomorduakan mengancam Kyeong-Rae dengan menghubungi istri sahnya.
Merasa terancam, Kyeong-Rae yang kehilangan kendali diri pergi meninggalkan selingkuhannya sendiri di kamar hotel. Ia pun bergegas menaiki taksi yang lewat di depan hotel.
Selama perjalanan kembali, Kyeong-Rae terus dihubungi istrinya dengan menanyakan keberadaannya. Tak ingin ketahuan, Kyeong-Rae terus melakukan kebohongan. Saat menutup telepon, pengemudi taksi menyadari bahwa kebohongan yang dilakukan oleh Kyeong-Rae karena dirinya selingkuh.
Supir taksi yang meracau justru memunculkan kecurigaan terutama saat ia menceritakan perbuatan sadis yang dilakukannya di masa lalu. Kyeong-Rae yang tak nyaman dan terganggu mulai menunjukan kegelisahan dengan memainkan pulpen yang dipegangnya.
Sampai satu momen membuat Kyeong-Rae semakin ketakutan karena isi perbincangan supir dengan seseoran di jaringan telepon seluler. Pada akhirnya sisi lain darinya yang menakutkan kembali muncul, karena tak lama supir tersebut mati kehabisan darah akibat luka tusukan menggunakan sebuah pulpen.
Bahkan Kyeong-Rae melakukan hal yang sama kepada 2 orang lainnya yang merupakan pelanggan dari supir taksi tersebut. Kejamnya lagi, Kyeong-Rae membakar ketiganya bersamaan dengan mobil taksi untuk menghilangkan jejak. Saat mencoba mencari tumpangan, Kyeong-Rae diberhentikan oleh mobil polisi dan membawanya ke kantor polisi wilayah tersebut.
Ini terkait ditemukan seorang wanita muda dalam keadaan tidak bernyawa di dalam kamar sebuah penginapan, yang tidak lain adalah selingkuhan dari Kyeong-Rae.
Dong-In
Dong-In merupakan seorang kurir atau jasa pengantar makanan yang tengah berjuang mengumpulkan uang untuk membuka jasa pengantar makannya sendiri. Selain pekerja keras untuk mencapai target uang, Dong-In ternyata memiliki wajah yang cukup menarik untuk kaum hawa.
Suatu ketika, Dong-In mendapat pesanan makanan di sebuah apartemen, pemesan merupakan wanita muda bertubuh gemuk. Sejak pertama kali melihat, wanita muda ini langsung jatuh cinta dengan Dong-In. Demi bertemu dengan Dong-In, si wanita sampai rela memesan makanan setiap hari dan dilakukan di jam yang sama.
Bahkan ada momen, si wanita dengan sengaja melakukan gesture menggoda, merasa risih dan wanita tersebut bukan seleranya, Dong-In menolak dengan tegas dengan verbal dan non-verbal. Hal itu ternyata memicu kemarahan dari si wanita yang membuat Dong-In harus mendapatkan skorsing dengan membatalkan beberapa hantaran.
Merasa jengkel, Dong-In kembali menemui wanita itu untuk menarik tuduhannya dan wanita itu setuju dengan beberapa syarat. Salah satunya dengan membantunya membuang sampah. Namun, Dong-In merasa curiga dengan sampah yang diberikan wanita itu, sampai hari kesian ia mencoba membuka bungkusan sampah tersebut dan menemukan hal tak terduga.
Dong-In dan temannya sesama pengantar makanan merasa wanita tersebut melakukan sebuah kejahatan. Apalagi berbarengan dengan hilangnya rekan mereka secara misterius setelah mengantar makanan ke apartemen wanita tersebut. Hingga satu hari setelahnya, Dong-In kembali mengantarkan makanan untuk wanita itu.
Sebelumnya, Dong-In mendapat pesan singkat dari wanita itu untuk meletakan makanannya di gagang pintu karena sedang tidak ada orang. Dong-In yang merasa penasaran mencoba untuk masuk dan ternyata pintunya tidak terkunci, sesampainya di dalam pemandangan yang tak terduga mengejutkannya.
Sampah bekas makanan bertumpuk di mana-mana dan mengejutkannya Dong-In menemukan berbagai alat potong dan kapas yang menumpuk dengan noda darah yang tertinggal. Di satu sudut meja Dong-In menemukan segumpal daging dengan sebuah tato sayap yang ia tahu persis itu milik dari si wanita.
Sontak rasa mual menghampiri hingga satu ketika ada suara yang cukup familiar memanggil namanya. Saat melihat perawakan wanita itu dengan banyak jahitan disekujur tubuhnya sontak Dong-In berteriak dan mencoba melarikan diri. Sayang, kaki terjerat jebakan yang sengaja disiapkan wanita itu hingga akhirnya terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya terjadi.
Review
Secara garis besarnya, ketiga karakter mendapatkan keberuntungan tetapi dibayar kontan dengan hal sebaliknya. Setiap karakter mengalaminya pun sesuai pekerjaan dan kartu tarot yang didapatkan. Secara cerita yang disajikan setiap karakter sebenarnya cukup sederhana, tetapi unsur seperti plot twist di tiap ceritalah yang membuat penonton terkejut.
Saat kita hanya dibawa ke cerita yang datar, namun menjadi bergejolak di seperempat momen jelang akhir cerita masing-masing karakter. Sejatinya, plot twist memang dibuat untuk menambal cerita yang telah berjalan sebelumnya. Atau selama cerita berjalan penonton cukup merasa bahwa ceritanya tidak sedatar yang tersaji.
Plot twist menjadi penambah plot hole dari filmnya yang juga sebagai sesuatu yang boom dari ceritanya. Secara garis besar dari film Tarot itu sendiri bisa disimpulkan, cerita yang sejak awal berjalan menggambarkan peruntungan dari ramalan tarot. Sedangkan adegan yang menjadi plot twist ceritanya menjadi kebalikan yang merupakan sebuah kutukan.
Setiap ceritanya pun digambarkan dengan satu tema besarnya, seperti ‘Do you believe in Santa?’ untuk cerita dari karakter Ji-Woo yang juga mewakili kartu , ‘Going Home’ dari karakter Kyeong-Rae dan ‘Delivery Call’ pada karakter Dong-In. Sekaligus mewakili kartu dari masing-masing karakter dapatkan, yaitu The Wheel of Fortune, The Fool dan The High Prestige.
Cerita filmnya memang dibangun sebagai penggambaran penafsiran ramalan dari kartu tarot. Hanya saja, ada momen penggambaran karakternya yang terkesan “bodoh“. Misalnya, pada karakter Dong-In, saat sudah terlihat mencurigakan bukan berlari keluar tetapi masih berada di dalam apartemen wanita tersebut sehingga terjadi hal yang tak terduga.
Dong-In yang notabennya bertubuh kekar bahkan sangat bisa melawan wanita itu yang jauh lebih lemah, ditambah setelah ia melakukan operasi mengerikan. Yang terjadi justru sebaliknya, Dong-In menjadi sisi yang paling lemah. Adegan seperti ini yang digambarkan sedikit tidak masuk akal, kadang terkesan lebay dan terkesan juga memaksakan untuk menggambarkan sisi terbalik dari kartu tarot.
Sebenarnya, hal seperti ini banyak ditemukan dalam produksi film, tetapi sering juga penonton pun tidak butuh alur cerita yang dibuat berkepanjangan. Kadang sebagian besar penonton lebih suka pada adegan yang to-the-point untuk menakut-nakuti, yang membuat sedih, marah atau bahagia.
Namun, secara keseluruhan filmnya cukup bisa dinikmati untuk membuat sedih, marah, gregetan, tegang dan mengerikan untuk adegan-adegan berdarah dari setiap bagian cerita karakternya.
Production company: LG U+ STUDIO X+U, Woosang Film, and Studio Changchang
Distributor: Special Movie City Co., Ltd.
Cast: Cho Yeo-jeong (Ji-Woo), Go Gyu-pil (Kyeong-Rae), Kim Jin-young (Dong-In), etc
Director: Ashbun (Choi Byung-gil)
Screenwriter: Kyung Min-Sun
Producers: –
Duration: 1 hours 34 minutes
I have been browsing online more than three hours today yet I never found any interesting article like yours It is pretty worth enough for me In my view if all website owners and bloggers made good content as you did the internet will be a lot more useful than ever before