Review

Review: Puss in Boots: The Last Wish, Petualangan Mencari Wishing Star

51
×

Review: Puss in Boots: The Last Wish, Petualangan Mencari Wishing Star

Share this article
©2022 DreamWorks Animation. All Rights Reserved (2)

LASAK.iD – Penikmat film series animasi Shrek yang dirilis awal 2000-an, pastinya mengenal satu di antara karakter ikonik yang bernama Puss in Boots (Antonio Banderas). Karakter kucing oren antropomorfik yang mengambil karakteristik Zorro dan Indiana Jones dengan gaya khas Latin-nya.

Karakter Puss in Boots muncul pertama kali di film Shrek 2 (2004), yang segera menjadi mitra yang membantu Shrek bersama Donkey. Karakter yang kuat dari Puss in Boots dari film series animasi Shrek sukses mencuri perhatian.

Setahun setelah film terakhir dari Shrek atau tepatnya di tahun 2011, DreamWorks Animation membuatkan spin-offs untuk karakter Puss in Boots. Film yang mengungkap kebenaran siapakah Puss in Boots, pencuri terkenal yang menjadi buronan hukum. Juga dikenal sebagai pahlawan untuk sebagian besar penduduk.

Sinopsis

Di penghujung tahun 2022, setelah 11 tahun lamanya, Puss in Boots kembali dengan sekuel-nya berjudul Puss in Boots: The Last Wish melanjutkan cerita yang lebih serius. Setelah mengalahkan legenda raksasa yang tidak sengaja terbangun, Puss harus terenggut nyawanya karena tertimpa lonceng besar.

Kejadian yang ternyata membuat Puss menyadari 9 nyawa yang dimilikinya sebagai seekor kucing, kini hanya tersisa satu nyawa saja. Dilema dihadapi oleh Puss, satu sisi tak ingin kehilangan kehormatan sebagai Puss in Boots yang termasyur.

Namun, jika terus melanjutkan kebiasaan hidupnya kemungkinan dirinya mati sangatlah besar. Yang tertinggal dari Puss in Boots hanyalah kehormatannya dan kenangan sebagai seorang pahlawan.

Puss yang hanya memiliki satu kehidupan tersisa memutuskan untuk pensiun. Atas saran dari dokter (Anthony Mendez), Puss memutuskan untuk tinggal bersama kucing biasa di rumah Mama Luna (Da’Vine Joy Randolph) dan mengganti namanya untuk menghilangkan jejak.

Puss yang sudah pasrah mulai terbiasa tinggal bersama dengan kucing biasa dan seekor anjing terapi yang diberinama Perrito (Harvey Guillén). Untuk menghabiskan waktu dengan nyawanya yang tersisa.

Harapan kembali saat kelompok Goldilocks and the Three Bears Crime Family (Florence Pugh, Olivia Colman, Ray Winstone, Samson Kayo) mencarinya dengan mengatakan legenda dari Wishing Star.

Ini menjadi kesempatan Puss untuk memiliki kembali 9 nyawa. Ternyata tidak semudah itu, ia lebih dulu harus mengambil peta Wishing Star yang berada di tangan ‘Big’ Jack Horner (John Mulaney) dengan bantuan dari Perrito.

Wishing Star yang melegenda menjadi incaran banyak orang terutama mereka para penjahat yang ingin menguasai dunia. Itulah yang memunculkan kembali kekasih lama dari Puss bernama Kitty Softpaws (Salma Hayek).

Awalnya Puss dan Kitty masih memiliki rasa curiga satu sama lain, bukan karena sama-sama pencuri yang handal, peristiwa lama di Santa Colomba antara keduanya juga menjadi pemicu.

Peta yang merujuk para Dark Forest, hutan yang sejak lama tidak pernah disentuh kembali oleh manusia menjadi lokasi dari Wishing Star. Petualangan ketiganya kembali dimulai untuk mencari lokasi Wishing Star.

Sebagai bintang ajaib yang penuh dengan magic menemukannya bukan hal yang mudah. Selain kejaran dari Goldilocks and the Three Bears Crime Family dan‘Big’ Jack Horner, hal terberat ketika aral rintangan yang muncul sesuai dengan hati dan pikiran si pemegang peta.

Untuk Puss dan Kitty yang memiliki kehidupan yang rumit, rintangan yang muncul pun menjadi tidak mudah. Berbeda dengan Perrito yang penuh dengan kesenangan dan pikiran yang tenang.

Ketiganya memutuskan mengikuti arahan yang ditunjukkan peta berdasarkan perasaan dan pikiran dari sahabat anjing mereka, yaitu Perrito.

Sebelum sampai di lokasi dari Wishing Star, Puss sempat terjebak dalam belenggu di kedelapan kehidupannya terdahulu sebagai Puss in Boots yang terkenal.

Hal yang membuatnya dilema kembali untuk tetap memegang janjinya bersama Kitty dan Perrito atau mengambil untuk dirinya sendiri sehingga terlepas dari bayang-bayang Wolf/ Death (Wagner Moura) yang mengejarnya sejak awal.

Sesampainya di Wishing Star dan sesaat akan mengatakan keinginan terbesarnya, Puss kembali dicegat oleh Goldilocks and the Three Bears Crime Family dan ‘Big’ Jack Horner yang menginginkan hal yang sama.

Petarungan di antara mereka tidak terhindarkan, Puss, Kitty, Perrito yang sadar tidak bisa mengalahkan ‘Big’ Jack Horner yang menjadi raksasa memilih bekerja sama dengan Goldilocks and the Three Bears Crime Family.

Pada akhirnya mereka merobek peta dari Wishing Star agar tidak ada lagi yang bisa menggunakan untuk sembarang permintaan. Wolf/ Death pun untuk saat itu melepaskan Puss dengan alasan tidak lagi melihat ketakutan yang sebelumnya dari diri Puss.

Keinginan masing-masing dari Puss, Kitty, Perrito dan Goldilocks and the Three Bears Crime Family terkabulkan tanpa harus meminta kepada Wishing Star. Filmnya pun berakhir dengan happy ending!

Review

Film pertama, penonton disuguhkan tentang kisah Puss yang menjelma menjadi Puss in Boots dan menjadi the legend hero untuk penduduk di banyak kota. Respon positif akan film tersebut diberikan penonton dan kritikus film dunia dengan rating yang cukup memuaskan.

Pada sekuel-nya setelah lebih dari se-dekade, hal sama coba dicapai melalui Puss in Boots: The Last Wish. Dari tangan dingin Joel Crawford sebagai sutradara dan Paul Fisher dan Tommy Swerdlow sebagai penulis.

Ketiganya masih kental untuk membawa feel, vibes dan flow dari film pertamanya, sebuah petualangan juga konflik dari kucing oren antropomorfik bernama Puss. Begitu juga row pada karakter Puss yang cerdas, manis dan lucu.

Tak ketinggalan sisipan komedi di tengah keseriusan melalui dialog, mimik juga gesture masih menjadi cara jitu dalam menyampaikan jalan cerita yang sekaligus hadirkan tawa di penonton. Dilakukan dengan tidak berlebihan tetapi cukup mengena.

Para voice cast yang tetap mempertahankan Antonio Banderas untuk karakter Puss dan Salma Hayek untuk Kitty Softpaws memperkuat elemen terutama Latino yang menjadi kekhasan dari Puss in Boots.

Untuk mendorong ke level berikutnya, Paul dan Tommy mencoba menampilkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada pada karakter Puss sebagai seekor kucing. Melalui pergolakan ketakutan tentang nyawa terakhir yang dimiliki.

Ini menjadikan sebuah benang merah yang juga mendorong konflik menjadi lebih luas dan kompleks juga lebih deepers dengan melibatkan kembali cinta, keluarga juga persahabatan. Itu mungkin menjadi alasan filmnya kini memberikan heart touching feel lebih dari sebelumnya.

Untuk tampilan secara mata atau animasi, DreamWork Animation sejak awal dekade yang dimulai dari tahun 2020 mengubah gaya animasi pada film-filmnya. Terutama yang sangat dirasakan ketika melibatkan aksi, pada sebuah cerita adventure atau filmnya memang melibatkan adegan fight.

Puss in Boots: The Last Wish misalnya kini, tak hanya menyuguhkan sebuah animasi 3D. Hasil akhirnya yang kita tonton di bioskop, DreamWork Animation menggabungkan beberapa gaya animasi lain dalam satu produksi.

Ini mungkin bukan sesuatu yang baru, namun biasanya sebuah film animasi akan konsisten dengan satu gaya animasi saja. Kini yang dilakukan seolah menjadi identitas baru untuk DreamWork Animation.

Di mana di beberapa bagian, terlihat gaya animasi terdahulu atau sensasi animasi 2D, yang bersamaan dengan sedikit ke arah gaya stop motion animation juga montase.

Tentu penggabungan yang menjadikan sensasi berbeda ke penonton saat menonton Puss in Boots: The Last Wish. Gaya yang juga pernah dilakukan DreamWork Animation untuk film animasi sebelumnya dari tahun 2022 berjudul The Bad Guys.

Di antara semuanya gap masih terselip di tengah perceritaan, cukup tertutupi dengan yang ditawarkan filmnya. Sehingga bisa memberikan yang sesuai dengan ekspektasi penonton mudanya.

Production company: DreamWorks Animation
Distributor: Universal Pictures
Cast: Antonio Banderas (Puss in Boots), Salma Hayek (Kitty Softpaws), Harvey Guillén (Peritto), Florence Pugh (Goldilocks), Olivia Colman (Mama Bear), Ray Winstone (Papa Bear), Samson Kayo (Baby Bear), John Mulaney (‘Big’ Jack Horner), Wagner Moura (Wolf/ Death), etc
Director: Joel Crawford
Screenplay: Paul Fisher, Tommy Swerdlow
Producers: Mark Swift
Duration: 1 hours 42 minutes