Review

Review: Pee Nak 3, Perjalanan Seorang Monk dan Kutukan Gelang Emas

121
×

Review: Pee Nak 3, Perjalanan Seorang Monk dan Kutukan Gelang Emas

Share this article

LASAK.iD – Selain film hollywood, bioskop Indonesia cukup sering kehadiran film-film dari sesama negara di Asia. Salah satunya yang berasal dari negara Thailand. Horror dan comedy menjadi genre yang paling diminati.

Seperti judul film, Pee Nak 3 yang adalah trilogi dengan judul sama yang dimulai tahun 2013 lalu. Dibandingkan dengan film pertamanya, Pee Nak 3 menjadi kelanjutan atau lebih seperti sekuel dari film keduanya.

Masih pada kisah Toh Min-jun (Mean Phiravich Attachidsataporn), First (James Puwadon Vejvongsa), Baloon (Aim Witthawat Rattanaboonbaramee), Noht (Tar Atiwat Saengtien), Aod (Pond Khunappat Pichetworawut) dan Kiddee (Toon Atirootj Saengtien).

Persahabatan yang terjalin ketika Toh cs dipertemukan di sebuah kuil bernama Thamma Nakanimitr. Di sana mereka menjalani kehidupan sebagai monk sebelum akhirnya mereka ditahbiskan oleh tetua biksu di kuil tersebut.

Pada chapter II menyajikan cerita melegenda tentang hantu biksu bernama Nak. Yang kala itu mengutuk siapa saja yang melepaskan jubah penahbisan sebagai monk demi menjalani kehidupan duniawi.

Itulah yang dirasakan oleh First dan Baloon yang juga berimbas kepada monk lainnya. Membuat mereka harus bekerja sama untuk menghilangkan kutukan tersebut dan berhenti diteror hantu Nak.

Pada chapter III kali ini melanjutkan kembali pada urban legend Thailand yang masih berkaitan dengan kuil, monk, kutukan, hantu dan persahabatan dari Toh, First, Baloon, Aod, Kiddee dan Noht.

Kali ini tentang kutukan lain dari sebuah tradisi menggunakan gelang kaki pada seorang calon monk atau biksu. Pada berabad-abad lalu ada peristiwa yang membuat tradisi sakral tersebut ternodai. Dan menjadi legenda tentang sebuah kutukan dari hantu bernama Nak.

Hantu Nak ini sebenarnya masih saling berkaitan dengan film sebelumnya. Masih dengan wujud seorang biksu namun dengan kulit seperti terbakar di sekujur tubuhnya. Jika sebelumnya terkait jubah dan kini gelang kaki emas.

Benang merahnya pun masih sama, tentang ujian menjadi seorang biksu namun dengan karakter pengantar konflik yang berbeda. Di Pee Nak 3 yang menjadi fokus pada karakter Aod. Ketika ia menemukan sebuah gelang emas.

Sejak itu, bagian dada Aod seperti bersisik dan rasanya menyakitkan. Bahkan hampir setiap malam Aod dihantui melalui mimpi yang memperlihatkan potongan adegan dari masa lalu. Dengan kalimat “Kau telah mencuri milikku” yang selalu terucap dari sosok yang tidak dikenalnya. Sebaliknya, ia melihat dirinya dan teman-teman yang lain dari masa yang berbeda.

Sedikit demi sedikit fakta mulai terkuak. Aod bersama temannya yang lain memutuskan untuk mengikuti gambaran yang ada di dalam mimpinya. Benar saja, di sebuah bukit mereka menemukan pasangan gelang yang dimiliki Aod.

Untuk berlindung dari ancaman hantu Nak, mereka berenam memutuskan menginap di kuil tua yang ada di atas bukit. Karena tempat yang suci dan sakral, hantu Nak tidak bisa memasuki kuil tersebut. Di kuil tersebut mereka bertemu dengan biksu yang sedang berziarah. Dan mendapatkan fakta sebenarnya dari kutukan yang didapatkan oleh Aod dan kisah dibalik gelang tersebut.

Keesokan harinya mereka terbangun dan mendapati biksu tersebut sudah tidak ada. Mereka pun melanjutkan menemukan kuil yang dimaksud dalam mimpi Aod. Melalui perjalanan yang cukup melelahkan mereka akhirnya menemukan kuilnya. Dan bertemu dengan biksu lainnya.

Aod yang semakin parah keadaannya kemudian coba dibawa ke sebuah desa dan bertemu kembali dengan biksu yang merek temui sebelumnya. Di sanalah Aod, Toh, First, Baloon, Noht dan Kiddee mendapatkan kisah sebenarnya dan kenapa terjadi kutukan.

Semua berawal dari naga yang memiliki hubungan langsung dengan gelang tersebut. Namun, Aod mulai menyadari bahwa dia sebenarnya terpilih dan diuji dengan kutukan dari hantu Nak yang sebenarnya juga seorang monk.

Setelah itu mereka mencoba untuk meminta maaf kepada Nak karena tanpa sengaja mengambil gelang kaki tersebut. Nak yang sejak awal memiliki hati yang penuh dendam dan amarah tidak pedulikan ketulusan Aod. Sampai akhirnya muncul biksu yang mencoba menenangkan dan mengajak Nak untuk bertobat.

Sayangnya tidak berhasil dan alhasil Nak dimakan oleh sang naga karena mengambil gelang yang diwariskan kepada para monk. Juga karena Nak mengganggu seseorang yang memiliki niat bulat untuk ditahbiskan. Aod kemudian ditahbiskan di kuil tersebut disaksikan teman-temannya.

Seri film Pee Nak memang mengambil part of dari legenda atau urban legend asli negara Thailand. Berkaitan erat dengan keyakinan yang mereka anut, yaitu Budha. Untuk menjadikan tontonan yang menarik Mike Phontharis sebagai sutradara masih mengusung genre horror comedy untuk trilogi Pee Nak tersebut. Atau masih dengan formula yang sama untuk kembali mendapatkan sukses seperti sebelumnya.

Menilik genre yang diusung, Thailand memang tidak pernah gagal untuk memberikan tontonan yang mengerikan sekaligus lucu secara bersamaan. Dengan ciri khasnya lewat gestur, mimik juga dialog antar karakter. Ini menjadi identitas tersendiri untuk kemudian film Thailand dikenal.