LASAK.iD – J. Robert Oppenheimer merupakan seorang fisikawan teoretis Amerika dan direktur Laboratorium Los Alamos selama Perang Dunia II (1942-1945). Saat itu, Oppenheimer bersama ratusan ilmuwan bertugas mengembangkan senjata nuklir pertama. Selama kurun waktu empat tahun kepemimpinan dan keahlian ilmiahnya sangat berperan penting dalam kesuksesan proyek.
Pada 16 Juli 1945 dilakukan uji coba bom atom pertama Trinity. Selang satu bulan setelahnya di Agustus 1945, senjata tersebut digunakan dalam pengeboman dua kota di Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa yang tetap menjadi satu-satunya penggunaan senjata nuklir dalam konflik bersenjata.
Pengaruh besarnya sebagai ilmuwan fisika yang kemudian membuat dunia menjulukinya sebagai “father of the atomic bomb” atau “bapak bom atom“. Pergolakan dengan sebagian orang di pemerintahan dan militer Amerika membuat Oppenheimer mendapat banyak tekanan. Bahkan masa lalunya yang dekat dengan organisasi komunis menyudutkan dan menyebutnya tidak loyal kepada Amerika. Akibatnya Oppenheimer cukup banyak kehilangan hak istimewa sebagai pahlawan maupun ilmuwan.
Itu hanya bagian kecil akan kisah dari seorang J. Robert Oppenheimer, yang dalam versi panjang akan terjabar kisah dan konflik yang sangat kompleks secara mendetail. Kisah yang sudah banyak tertuang di berbagai karya tulisan, seperti buku, artikel dan lainnya. Di antaranya, biografi American Prometheus karya dari Kai Bird dan Martin J. Sherwin di tahun 2005 silam.
Lalu di tahun 2023 ini, biografi tersebut melalui Universal Pictures diproduksi menjadi film layar lebar yang digarap Christopher Nolan sebagai sutradara sekaligus penulis filmnya. Film yang mengambil judul dari nama sang tokoh, Oppenheimer dirilis secara global pada Juli 2023 ini.
Pada awal dijelaskan bahwa film ini mengadaptasi biografi tokoh bernama Oppenheimer, tentu filmnya secara keseluruhan mengangkat tentang banyak hal menyangkut sang tokoh, dari pencapaian sebagai ilmuwan fisika hingga skandal besar yang menyeret nama sang tokoh.
Mereka yang bergelut di dunia ilmu fisika atau pembaca bukunya bisa melihat seberapa detail yang ditampilkan oleh Christopher Nolan tentang sang tokoh dalam filmnya. Christopher Nolan pun tidak sepenuhnya mengulik kehidupan sang tokoh, terutama kehidupan pribadi.
Penonton lebih dibawa pada rentan waktu antara tahun 1925 hingga 1963. Ketika sang tokoh menekuni dunia perkuliahan untuk gelar sarjana kimia dan gelar PhD dalam bidang fisika. Begitu pun ketika Oppenheimer bergabung dengan departemen fisika di Universitas University of California, Berkeley, untuk menjadi profesor. Mungkin ini pun hanya seperempat dari total penuh filmnya.
Christopher Nolan lebih berfokus penuh pada rentan waktu 1942 – 1946 ketika sang tokoh menjadi direktur Laboratorium Los Alamos selama Perang Dunia II. Bagaimana sang tokoh bersama rekanannya sesama ilmuwan dalam bidang fisika menciptakan senjata nuklir. Oppenheimer bersama ilmuwan lainnya berpacu dengan waktu karena tuntutan pemerintah Amerika untuk senjata nuklir tersebut bisa untuk di uji coba dan pada waktunya untuk juga bisa digunakan.
Dikatakan sebelumnya, kehidupan pribadi tentang pernikahan bersama Katherine “Kitty” Oppenheimer (Emily Blunt) sebagai bumbu atau merilekskan penonton dari keseriusan yang dibuat oleh Christopher Nolan. Begitu pun dengan perselingkuhannya dengan Jean Frances Tatlock (Florence Pugh) yang adalah seorang komunis. Menjadikannya sebuah trigger atas keterkaitannya dengan kelompok/organisasi maupun negara komunis akan konfliknya dengan pemerintah dan militer Amerika.
Secara menyeluruh Oppenheimer cukup menggambarkan seorang Christoper Nolan seperti di banyak film yang produksinya. Sebuah film yang cukup mendetail sehingga proses mencapai klimaks yang benar-benar menarik perhatian terjadi di akhir atau jelang ending filmnya.
Seringnya juga, bagian akhir yang menjadi kejutan filmnya karena Christoper Nolan sejak awal menyelipkan teka-teki besar akan konflik filmnya atau bisa dikatakan sebagai bagian dari plot twist ceritanya. Ini yang dilakukan Christoper Nolan untuk film Oppenheimer.
Hanya saja, film dengan pendetailan dan dramatisasi seperti Oppenheimer, menjadi sebuah tontonan yang cukup segmented. Untuk sebagian penikmat film yang memang menyukai gaya penceritaan dan sinematografi akan karyanya mungkin nyaman untuk menikmati filmnya.
Ditambah dengan alur maju-mundur yang membuat penonton harus fokus agar tidak kehilangan ritme ceritanya. Apalagi untuk film Oppenheimer, Christopher Nolan membagi alur maju-mundur menjadi tiga bagian berbeda yang tetap saling berkaitan.
Bagian pertama, diperlihatkan dengan adegan yang memperkenalkan hingga dikenalnya seorang Oppenheimer. Bagian kedua, fokus bagian lebih memperlihatkan sosok Lewis Strauss (Robert Downey Jr.) yang berada dalam momen persidangan. Terakhir, Oppenheimer yang sedang menghadapi beberapa orang yang menyidangnya dalam ruangan tertutup.
Seringnya film yang menggunakan alur yang sama hanya membaginya menjadi dua bagian saja. Ini juga yang menjadi identitas dari seorang Christopher Nolan sebagai penulis maupun sutradara.
Lainnya berkaitan dengan cerita yang dibangun oleh Christopher Nolan. Oppenheimer misalnya, sosok yang sudah dikenal secara luas. Tokoh dunia bidang fisika sebagai pencipta bom nuklir, sekaligus tokoh penting dibalik peristiwa besar semasa Perang Dunia II.
Secara garis besar, Christopher Nolan kembali menghadirkan karya film yang mengajak penontonnya untuk berpikir keras. Tak hanya untuk memahami alur cerita tetapi juga dialog yang dilakukan antar karakter. Ditambah dengan film Oppenheimer yang membawa banyak istilah dalam ilmu fisika. Meski begitu, ini merupakan karya apik lainnya dari Christopher Nolan yang rekomen untuk ditonton.
Production company: Syncopy Inc., Atlas Entertainment
Distributor: Universal Pictures
Cast: Cillian Murphy (J. Robert Oppenheimer), Emily Blunt (Katherine “Kitty” Oppenheimer), Matt Damon (Leslie Groves), Robert Downey Jr. (Lewis Strauss), Florence Pugh (Jean Frances Tatlock), Josh Hartnett (Ernest Lawrence), Casey Affleck (Boris Pash), Rami Malek (David Hill), Kenneth Branagh (Niels Bohr), Benny Safdie (Edward Teller), Dylan Arnold (Frank Oppenheimer), Gustaf Skarsgård (Hans Bethe), David Krumholtz (Isidor Isaac Rabi), Matthew Modine (Vannevar Bush), David Dastmalchian (William Liscum Borden), Tom Conti (Albert Einstein), Michael Angarano (Robert Serber), Jack Quaid (Richard Feynman), Josh Peck (Kenneth Bainbridge), Olivia Thirlby (Lilli Hornig), Dane DeHaan (Kenneth David Nichols), Danny Deferrari (Enrico Fermi), etc
Director: Christopher Nolan
Screenwriter: Christopher Nolan
Producers: Emma Thomas, Charles Roven, Christopher Nolan
Duration: 3 hours