LASAK.iD – Ada beberapa tema film yang masih menjadi favorit untuk diproduksi kembali. Baik itu sebagai sebuah produksi baru, film remake atau sebuah film reboot. Salah satunya datang dari film dengan tema serang hiu ganas. Film ini cukup banyak memiliki versi, terakhir kali dirilis di tahun 2023 lalu tentang kembalinya hiu purba, megalodon.
Di awal 2024 ini, film dengan tema serang hiu ganas kembali dirilis dengan judul No Way Up. Film produksi Ingenious Media dibintangi sederet bintang muda, seperti Sophie McIntosh (Ava), Jeremias Amoore (Jade), Will Attenborough (Kyle), Manuel Pasific (Danilo) dan Grace Nettle (Rosa). Para senior hadir nama Colm Meaney (Brandon) dan Phyllis Logan (Nenek Rosa).
No Way Up yang ditulis Andy Mason membuat narasi filmnya terkait dengan kecelakaan pesawat yang jatuh di samudra pasifik. Ava, Jade dan Kyle yang semula ingin berlibur harus mengubur semuanya karena harus berjuang untuk selamat dari pesawat yang perlahan dan tidak terduga bisa terjatuh ke palung samudra yang dalam.
Ketegangan tidak berhenti di situ saja, saat ketiganya dan tiga orang lainnya yang masih selamat harus berjibaku dengan serangan hiu ganas yang tak terduga. Di mana hampir seluruh penumpang yang meninggal di kursinya menjadi makan siang untuk para hiu. Diperparah dengan kondisi pesawat yang mulai kehilangan tekanan dan membuat asupan oksigen terus menipis.
Keadaan yang memaksa Ava dan lima penumpang lainnya untuk mengambil resiko untuk keluar dari pesawat dengan menggunakan wetsuit dari kelompok penumpang yang diketahui adalah peselancar. Situasi yang membuat kepanikan karena tidak mengenal medan yang dihadapi membuat satu per satu dari mereka menjadi santapan empuk bagi hiu ganas.
Pada akhirnya hanya menyisakan tiga orang saja, Ava, Rosa dan Danilo, mereka mengandalkan tabung oksigen dari penyelam yang juga menjadi korban ganasnya hiu lautan lepas. Saat Rosa dan Danilo berhasil keluar yang bergantian menggunakan oksigen yang berhasil mereka dapatkan dari penyelam, Ava justru terhadang oleh hiu yang tiba-tiba muncul dihadapannya.
Ava yang tenang membuat hiu menjauh darinya, di saat harapan ada di depan mata, ia kembali kesulitan karena pesawat yang sudah terbebani air di dalamnya meluncur dengan cepat ke dalam palung samudra. Semangat untuk selamat membuat Ava berhasil muncul ke permukaan. Saat dipermukaan Ava yang tidak bisa menemukan Rosa dan Danilo mulai kehilangan harapan untuk selamat.
Saat itulah muncul cahaya dari kejauhan yang ternyata helikopter dari tim penyelamat yang ternyata sebelumnya telah menyelamatkan Rosa dan Danilo lebih dulu. Akhirnya ketiga kembali ke daratan dengan selamat dan mengenang para sahabat, keluarga dan penumpang lainnya dalam pesawat yang telah menghilang di kedalaman lautan.
Minim serangan hiu
No Way Up memang menjadikan serangan hiu ganas dari laut dalam sebagai bagian dari jump scare cerita filmnya. Namun, melihat dari keseluruhan film, hal ini justru terkesan sebagai pelengkap ketegangan semata. Hal yang terasa dominan untuk membuat ketegangan dan deg-degan yang diciptakan Claudio Fäh sebagai sutradara pada penonton justru proses sebelum serangan hiu terjadi.
Misalnya, ketika mereka yang sadar ada hiu yang setiap waktu bisa menyerang dari bagian kapal yang tergenang air. Blocking yang dibuat para karakter justru posisi terbuka dengan berada di dalam air walau hanya setinggi lutut. Atau blocking sekedar membelakangi tirai galley (bagian dapur pesawat). Adegan yang sebenarnya lebih membuat gregetan dan ketegangan karena sewaktu-waktu hiu bisa muncul dan menyerang.
Selain itu, rasa kaget yang terjadi di penonton karena jump scare ini pun datang dari hal-hal kecil dan sederhana seperti kaleng soda yang secara tiba-tiba menyembur dan hal-hal kecil lain yang terselip sepanjang filmnya. Serangan hiu pun seakan menjadi masuk akal layaknya hewan tersebut di alam liarnya yang menyerang karena lapar dan menyerang karena ter-trigger karena warna mencolok seperti merah pada wetsuit yang dikenakan penyelam atau warna orange pada pelampung pesawat yang dikenakan para penumpang saat kondisi genting.
Drama dan karakter yang kurang greget
Produksi film apa pun genre yang diusung selalu terselip drama walau hanya sebagai pelengkap. Ada yang berhasil melakukannya tanpa harus menggangu cerita yang sudah terbangun. Ada pula sebaliknya, yang sering kali ditempatkan pada momen yang tidak pas. Bukan juga sebuah kesalahan tetapi menjadi mubazir karena ambience yang sudah terbangun menjadi sedikit terganggu.
Pada film No Way Up bisa dikatakan melakukannya, memang tidak menjadi fatal yang akhirnya mengganggu jalannya cerita yang sudah terbangun sejak awal. Hanya saja, adegan yang dilakukan menjadi tidak pas dan terkesan terlalu drama mengingat 3 per 4 filmnya lebih fokus untuk membuat ketegangan.
Adegan yang dimaksud salah satunya ketika karakter Kyle mengalami ketakutan yang berlebih, saat Ava mencoba meyakinkannya saat itu ia bercerita tentang air dan tenggelam. Trauma masa kecil yang membuatnya mengalami panic attack. Hanya saja, cara penyampaian yang kurang nyaman saat penonton sedang menikmati ketegangan yang sudah diciptakan filmnya.
Selain itu, jika melihat kebanyakan film tentang kecelakaan/ pembajakan pesawat, seorang pramugari/ pramugara menunjukkan sikap yang cekatan dan wibawa akan pekerjaannya. Di film ini hal itu tidak terlalu terlihat, hanya sebatas orang yang melayani penumpang. Mungkin untuk sebagian penonton hanya ingin menikmati jalan cerita terutama fokus dengan ketegangan filmnya.
Namun, untuk melihat alur yang terbangun dari karakternya yang digambarkan Danilo sebagai pramugara justru tidak terlihat. Ia seringnya terlihat lebih panik dan tidak juga tahu banyak akan sebuah pesawat, kesan yang terlihat layaknya penumpang bukan seorang pramugara.
Adegan dengan penjelasan ilmiah
Film ini banyak menampilkan adegan yang sebenarnya berdasarkan ilmu pengetahuan tepatnya berkaitan dengan tekanan yang terjadi saat sebuah benda berongga berada di ke dalaman air seperti laut atau sungai. Hal yang juga mempengaruhi benda yang ada di dalam atau sekitarnya. Pada film No Way Up tentu berkaitan tekanan yang terjadi dalam sebuah pesawat yang tenggelam di laut dalam.
Hal ini diperlihatkan dalam adegan kaleng soda yang secara tiba-tiba penyok dan terbuka dengan sendirinya. Hal ini karena tekanan di sekitarnya yang mempengaruhi tekanan di dalam kaleng soda itu sendiri. Atau bagian kepala pesawat yang terbelah sebelum akhirnya terjatuh ke dalam palung samudra. Hal ini karena tekanan air atau derasnya arus laut dalam yang sangat kencang.
Tak hanya pada bagian kepala pesawat tetapi keseluruhan bagian pesawat, itulah kenapa terjadi retakan pada bagian belakang pesawat di tempat para karakter berdiam diri atau bagian belakang pesawat. Juga beberapa adegan yang digambarkan berdasarkan ilmu pengetahuan.
Ada juga ketika karakter Ava mencoba berenang dari posisi pesawat jatuh hingga kepermukaan. Hal ini bisa dilakukan oleh perenang atau penyelam berpengalaman, yang bisa menahan nafas dalam waktu yang lama hingga kedalaman puluhan bahkan ratusan meter. Dalam filmnya pun tergambarkan, hanya saja menjadi tidak masuk akal untuk orang yang tidak berpengalaman seperti para karakter yang sejak awal selalu menekankan ketakutan dan traumanya pada air dan kedalamannya.
Film ini secara keseluruhan bisa dikatakan tidak sepenuhnya dalam kategori film dengan tema serangan hiu ganas. No Way Up lebih mengacu pada film adventure dengan karakter yang dituntut sebagai survival. Hiu dan serangannya hanya sebagai pelengkap ketegangan saat kepanikan seseorang atau kelompok terjebak dalam pesawat yang tenggelam di samudra untuk memiliki peluang selamat sangat kecil.
Ada kesan plot yang dibangun tidak berjalan dengan baik. Penonton lebih ingin merasakan adrenaline karena kepanikan dari para karakter, baik dari serangan hiu maupun teknis karena pesawat yang akan tenggelam. Secara drama yang dibangun cukup kurang untuk menggugah hati di penonton. Hanya menjadi cukup untuk film No Way Up memberikan sisi ketegangan yang menciptakan adrenaline untuk penontonnya.
Production company: Ingenious Media, Altitude Film Entertainment
Distributor: Altitude Film Distribution
Cast: Sophie McIntosh (Ava), Jeremias Amoore (Jade), Will Attenborough (Kyle), Manuel Pacific (Danilo), Grace Nettle (Rosa), Colm Meaney (Brandon), Phyllis Logan (Rosa’s grandmother), etc
Director: Claudio Fäh
Screenwriter: Andy Mayson
Producers: David Brierley, Will Clarke
Duration: 1 hours 30 minutes