Review

Review: Mummies, Perjalanan Mumi Abadi ke Dunia Modern

65
×

Review: Mummies, Perjalanan Mumi Abadi ke Dunia Modern

Share this article
© 2023 Warner Bros. Entertainment Spain

LASAK.iDMummies menjadi film rilisan terbaru di awal tahun 2023 dari rumah produksi Warner Bros. Film ini mengadaptasi cerita tentang mumi yang melegenda dari negara Mesir.

Di bawah arahan sutradara asal Spanyol, Juan Jesús García Galocha yang ditulis Jordi Gasull dan Javier López Barreira, film Mummies dikemas dalam format animasi.

Menyasar pada penonton semua umur dengan tetap fokus utama pada anak-anak, Mummies sepertinya dibuat dengan sengaja dalam format animasi. Untuk menambah kemenarikan, konsep musikal pun ditambahkan sebagai bagian dari konflik karakternya, yaitu Nefer yang ingin menjadi penyanyi.

Upaya untuk memudahkan penonton anak-anak mengerti akan cerita dan konflik yang menjadi bagian di dalamnya. Itulah yang dirasakan ketika cerita Mummies mencoba relate dengan kehidupan penontonnya, tentang hubungan antara anak dan orang tua, cita-cita, ketakutan dan persahabatan. Tidak juga terpaku dengan sejarah asli dari Mesir atau mumi itu sendiri.

Selain itu, visualisasi pada mumi pun tidak seperti di banyak film, yang lebih sering menampilkan sosok mumi yang menyeramkan dan jahat. Di sini, karakter mumi di desain ramah dan bersahabat yang diperlihatkan dengan bentuk utuh seperti manusia normal.

Identitas yang menunjukan sebagai mumi pada balutan kain putih di seluruh tubuh, walau pada akhirnya lebih terlihat seperti pakaian pada umumnya. Juga ketika tersorot lampu putih yang menunjukan bentuk asli mereka yang adalah mayat hidup. Jokes yang dihadirkan pun cukup menyegarkan.

Dimata penonton yang lebih dewasa, Mummies mungkin akan dinilai dengan lebih kompleks. Di mana, jalan cerita filmnya cukup umum, begitu pun konflik antara karakter protagonis dan antagonis. Mummies juga memiliki kemiripan dengan film animasi lainnya berjudul Coco (2017). Tentang dua dunia, drama dan konflik keluarga sampai musik.

Menjadikan Mummies tidak terlalu istimewa tetapi juga tidak mengecewakan. Mummies cukup menjadi tontonan yang menghibur. Mungkin hanya ada bagian dari jalan cerita yang di mana bagian tersebut terasa kosong.

Bukan untuk membuat pertanyaan di penonton, “Apalagi keseruan setelah ini?” tetapi lebih kepada “Apa filmnya sudah selesai?“. Bagian ini mengisyaratkan hal tersebut, terlihat pada adegan setelah kembalinya Thut, Nefer, Sekhem dan Croc ke dunia bawah. Padahal cerita filmnya sendiri memang masih berlanjut.

Selain itu, penulis filmnya tidak ingin bertele-tele dalam menyuguhkan cerita. Itulah kenapa Mummies tidak memperlihatkan penjelasan tentang asal muasal atau dasar kenapa terciptanya dunia mumi, kenapa penggambarannya seperti manusia normal, keterkaitan dunia mumi dengan relief bercahaya yang ditunjukan di awal film.

Namun, penulis juga tidak meninggalkan detail yang harus selalu ada di setiap film yang berhubungan dengan mumi dan Mesir Kuno di dalamnya, yaitu kehadiran dari kumbang scarab, serangga yang dianggap masyarakat Mesir Kuno dari perwujudan dewa Khepri atau dewa Matahari.

Film Mummies akan tayang di bioskop Indonesia mulai 20 Januari 2023 mendatang.

Sinopsis

Di mana, Nefer (Eleanor Tomlinson) seorang putri dari kerajaan mumi yang dipimpin oleh Raja Firaun (Sean Bean) memiliki keinginan untuk menjadi penyanyi, layaknya kehidupan di dunia manusia. Apalagi kehidupan monoton di kerajaan setiap hari yang harus dijalaninya.

Ditambah dengan tradisi perjodohan untuk setiap putri kerajaan melalui perantara burung phoenix, yang dalam mitologi Mesir Kuno dianggap sebagai burung keramat.

Saat itu, karena ketidaksengajaan burung phoenix jatuh di rumah pemuda bernama Thut (Joe Thomas), yang dikenal sebagai chariot racer champions. Sesuai tradisi, Thut yang terpilih harus menikah dengan Princess Nefer.

Sebelumnya, Thut harus menjaga cincin pernikahan kerajaan hingga waktu pernikahan tiba. Tak ingin menghilangkannya, Thut menyimpan di brankas pribadinya bersama semua piala yang dimenangkannya.

Hal tak terduga terjadi setelahnya, Lord Carnaby (Hugh Bonneville) yang adalah Arkeolog namun lebih dikatakan penjarah artefak, menemukan tempat penyimpanan dari Thut untuk menjarah semua trofi termasuk cincin pernikahan miliknya.

Thut yang melihat tempat penyimpanannya meledak segera mencari tahu. Mengetahui semua barang miliknya hilang juga cincin pernikahan miliknya, Thut bersama adiknya Sekhem (Santiago Winder) dan Croc, buaya peliharaannya memutuskan untuk ke dunia atas atau dunia manusia untuk menemukan seorang bernama Lord Carnaby.

Saat menyelinap tanpa sadar mereka sudah sampai di London, Inggris. Sebelumnya, saat berada di sebuah ruangan, Thut dan Sekhem ternyata bertemu juga dengan Nefer, yang mengikuti mereka sejak kejadian meledaknya ruang penyimpanan milik Thut.

Sesampainya di London, ketiganya bersama Croc mencari Lord Carnaby dengan petunjuk logo perusahaan atau museum miliknya. Hingga akhirnya sampailah mereka di pertunjukan musikal yang menampilkan konsep Mesir Kuno.

Thut dan Nefer yang memang selalu memakai pakaian khas Mesir Kuno terpaksa bergabung dalam pertunjukan. Saat itu, keduanya melihat sebuah cincin yang mirip dengan milik mereka. Untuk merebutnya Nefer melakukan sesuai situasi dengan bernyanyi.

Di waktu yang sama, Lord Carnaby yang juga berada di sana bersama Ibunya (Celia Imrie) menyadari bahwa Nefer yang sedang bernyanyi bukanlah aktor sesungguhnya. Lord Carnaby menyadari dari lambang yang berada pada pakaian yang dikenakan oleh Nefer.

Apalagi ketika Nefer mendapat sorotan lampu di akhir penampilan yang menunjukan wujud aslinya sebagai mumi. Penonton lainnya menganggap hal tersebut bagian dari pertunjukan, namun berbeda dengan Lord Carnaby yang memang mengetahuinya.

Setelah mendapatkan cincin tersebut, ketiganya segera melarikan diri dan mencari jalan kembali ke Mesir. Lord Carnaby yang ingin mendapatkan popularitas mencoba menangkap Nefer untuk dipajang di museum miliknya.

Menghadapi dunia yang berbeda dan sudah modern membuat ketiganya kebingungan bagaimana untuk melarikan diri dari Lord Carnaby. Saat itu, datang seorang bernama Ed (Shakka), seorang yang mengagumi suara dari Nefer saat di pertujukan tadi.

Dia menawarkan untuk membantu mereka, Thut yang tidak percaya dengan manusia memutuskan untuk menepi di tengah perjalanan. Ed tetap menawarkan bantuan meski Thut bersikap sinis kepadanya.

Keadaan yang tidak memungkinkan membuat ketiganya kembali menemui Ed untuk sekedar bermalam. Keadaan yang juga dimanfaatkan Ed untuk membujuk Nefer menerima tawarannya untuk menyanyikan lagu ciptaannya.

Benar saja, Nefer dan lagu yang dinyanyikan tersebut viral dan menjadi terkenal. Keadaan yang juga dikhawatirkan oleh Thut, dan benar saja terjadi, Lord Carnaby yang mengetahui keberadaan mereka kemudian menculik Nefer dan dibawanya ke museum untuk menjadi pameran utama di pembukaan keesokan harinya.

Thut yang khawatir memutuskan untuk menolong Nefer, karena tidak mengerti tingkat bahaya dunia manusia, ia pun tertangkap. Semalaman keduanya terkurung dalam ruangan berkaca dengan sorotan lampu yang menunjukan aslinya mereka sebagai mumi.

Sekhem dengan bantuan Ed mencoba untuk menyelamatkan Thut dan Nefer. Walau dengan susah payah karena keduanya masih dalam pengaruh obat bius, mereka pun berhasil melarikan diri dengan mengendarai bis. Lord Carnaby yang tidak ingin kehilangan kesempatan mengejar mereka sampai akhirnya terjebak di sebuah kapal pengangkut ban bekas.

Ed kemudian membantu Thut, Nefer, Sekhem dan Croc untuk kembali ke rumah mereka di Mesir. Meski Ed tahu akan kehilangan bintangnya, hal sama dirasakan Nefer yang mimpi sudah berada di depan mata.

Dia sadar akan dirinya yang seorang mumi dan perasaan cinta yang sudah tumbuh untuk Thut memutuskan untuk kembali ke kerajaan dan ayahnya Raja Firaun di Mesir.

Masalah datang sesaat mereka kembali ke kerajaan, Lord Carnaby datang kembali yang kini menggunakan alat berat bersama asisten kembarnya. Target terbarunya dengan menangkap Raja Firaun, sempat berhasil namun Thut, Nefer dan Sekhem berhasil menggagalkannya.

Thut sempat tidak menghiraukannya karena merasa bukan menjadi urusannya. Apalagi harus

Setelahnya, happy ending untuk semua, Thut berhasil menikah seorang putri kerajaan. Nefer berhasil menjadi penyanyi di kerajaan dan Sekhem bisa mewujudkan tinggal di istana.

 

Production company: Atresmedia Cine, 4 Cats Pictures, Anangu Grup, Moomios Movie AIE, Movistar Plus+, TV3
Distributor: Warner Bros Pictures
Cast: Joe Thomas (Thut), Eleanor Tomlinson (Nefer),Santiago Winder (Sekhem), Celia Imrie (Mother), Starkey (Danny and Dennis), Hugh Bonneville (Lord Carnaby), Shakka (Ed), Sean Bean (Pharaoh)etc
Director: Juan Jesús García Galocha
Screenplay: Javier Barreira, Jordi Gasull
Producers: Jordi Gasull, Pedro Solis, Toni Novella, Cleber Berretta, Francisco Selma, Marc Sabé
Duration: 1 hours 28 minutes