Review

Review: Meg 2: The Trench, Kembalinya Hiu Purba Megalodon

154
×

Review: Meg 2: The Trench, Kembalinya Hiu Purba Megalodon

Share this article

LASAK.iDSemesta dari The Meg akhirnya benar terwujud setelah kesuksesan film pertamanya di 2018. Sekuel masih berlanjut tentang teror mahkluk laut dari masa purba yang mencoba kembali sebagai predator teratas lautan seperti di masa lalu, setelah terpenjara di lautan dalam untuk waktu yang lama.

Sekuel dengan judul Meg 2: The Trench, masih dari ketiga penulis terdahulu, Jon Hoeber, Erich Hoeber dan Dean Georgaris. Melanjutkan kisah para ilmuwan dalam petualangan baru yang ingin menjelajahi lebih luas dunia dalam laut. Yang kembali mengadaptasi novel karya Steve Alten berjudul The Trench yang dirilis pada 1999.

Kali ini dipimpin oleh Jiuming (Wu Jinga) dengan meneruskan Mana One, proyek pusat penelitian miliaran dollar yang telah dibangun oleh saudarinya Suyin (Li Bingbing) dan ayahnya Dr. Zhang (Winston Chao). Tak boleh terlewatkan dengan keberadaan Jonas Taylor (Jason Statham), Mac (Cliff Curtis), DJ (Page Kennedy) dan tentu Meiying (Shuya Sophia Cai), putri dari mendiang Suyin yang juga saksi bagaimana megalodon kembali dan meneror lautan.

Masih dengan benang merah yang sama yang dikatakan sebelumnya, penulis membawa pada petualangan baru ketika menjelajah lebih dalam untuk lebih tahu apa yang ada dibalik lapisan termoklin yang memisahkan laut normal dan dunia baru di lautan.

Kini dengan kehadiran Jiuming mampu menciptakan baju dengan teknologi canggih di bawah Zhang Institute yang mampu membantu mereka berjalan di dasar lautan. Tanpa terduga ciptaannya tersebut sudah diselundupkan oleh salah satu petinggi yang terobsesi dengan kemasyhuran yang menggunakannya untuk menjarah potensi bawah laut tanpa melihat dampak negatifnya.

Hal ini tak sengaja ditemukannya sebuah station lainnya di dasar lautan oleh Jonas, Jiuming, Meiying dan empat orang lainnya ketika ingin memetakan dasar lautan tersebut. Mereka yang awalnya tidak mengkhawatirkan keberadaan megalodon dengan ukuran yang lebih dan jumlah lebih banyak dari yang sebelumnya mereka pernah lihat karena tahu mengatasi setelah rangkain penelitian terhadap salah satu dari mereka yang berada dalam penangkaran di pusat penelitian.

Sayang kecerobohan yang melakukan peledakan didasar lautan yang dipimpin oleh Montes (Sergio Peris-Mencheta) membuat kemarahan dari para megalodon dan tak terduga mahkluk purba lainnya yang terkenal di antara para pelaut dan nelayan, yaitu gurita besar yang dikenal dengan kraken.

Segala peralatan untuk ke permukaan rusak parah ditambah dengan sabotase dari para penjahat membuat mereka berjuang keras dan mengambil paksa kapal selam dari Montes yang memburu kembali mereka ke pangkalan.

Tak berhenti disitu, ledakan dahsyat yang Montes buat mengakibatkan celah besar di termoklin yang membuat para megalodon dan kraken menemukan jalan lebih mudah ke permukaan. Setibanya di permukaan tepatnya di pusat penelitian Mana One, Jonas dan yang lainnya segera mencari jalan untuk keluar dan kembali ke daratan. Selain harus berhadapan dengan para penjahat bersenjata, mereka juga harus berjuang menyingkirkan para megalodon yang sudah tiba di permukaan dan memperingati pulau berpenghuni untuk tidak menyentuh perairan.

Masalah bertambah dengan bermunculannya mahkluk purba yang ikut bertahan di bawah lautan selama jutaan tahun yang disebutkan sebagai the predator. Tak hanya bergerak bebas di dalam air tetapi bergerak dan bisa bernafas bebas di daratan. Hal yang juga membuat para peneliti terkejut.

Meski dengan perjuangan yang berat dan melelahkan akhirnya semua bisa teratasi, walau juga dengan pengorbanan yang tak mudah, yang lagi-lagi harus kehilangan kawan, kerabat dan orang lainnya.

Review

Meg 2: The Trench sebagai tontonan yang menghibur cukup untuk menjadi daftar tontonan para penikmat film, mungkin yang berhubungan dengan science atau mungkin dengan aksi yang ditunjukkan oleh aktor yang tidak mungkin bermain romance, yaitu aktor Jason Statham.

Tapi jika ingin memberikan pandangan, sekuel-nya kali ini kurang memberikan ketegangan yang benar-benar membuat penonton menahan nafas sejenak, seperti yang dilakukan pada film pertamanya. Walau menghadirkan lebih banyak megalodon di dalam filmnya. Termasuk juga hadirnya kraken.

Bahkan soal kraken yang kehadirannya ada atau pun tidak tidak berpengaruh pada cerita filmnya. Penulis kurang memberikan roh pada keberadaan kraken atau mungkin ini menjadi clue untuk film berikutnya. Seakan hanya jadi pemanis saja untuk juga menambah ketegangan lain filmnya.

Justru yang cukup mencuri perhatian pada mahkluk lainnya, the predator yang sudah ditunjukkan sejak awal filmnya. Walau tetap ditunjukkan sebagai mahkluk buas pada umumnya dengan naluri tinggi untuk membunuh.

Dua mahkluk yang juga memiliki porsi masing-masing dalam film Meg 2: The Trench, sebagai bagian dari pengembangan cerita filmnya. Agar penonton tidak juga terpaku akan cerita sebelumnya yang sudah membekas di penikmat film atau penontonnya.

Sisi lain pun agar penonton tidak kehilangan feel asli filmnya yang memang berfokus pada megalodon yang menjadi antagonis utama filmnya.

Penulis pun memperluas sosok antagonis dari sisi karakter manusia. Penjahat kali ini benar-benar bad guy yang dibuat sebagai balas dendam kepada Jonas Taylor yang membuatnya harus di penjara menyangkut lingkungan. Termasuk salah satu sosok pemegang saham terbesar dari Zhang Institute, yang menjadi karakter kunci dibalik kekacauan yang terjadi.

Ini membuat adegan aksi menjadi lebih beragam, tak hanya terpaku pada para mahkluk lautnya, yaitu megalodon, kraken atau the predator. Dibuat dengan cukup baik ketika tidak juga terlalu menonjol dengan membuat penonton tetap menantikan aksi heroik dari para karakter manusianya terhadap serangan ganas megalodon.

Juga dengan keberadaan dari karakter sebelumnya, seperti Jonas Taylor, Mac, Meiying dan DJ memang wajib ada sebagai trigger untuk penonton mengingat film sebelumnya. Yang tak terduga dan membuat senyum dengan kehadiran karakter Pengantin (Ivy Tsui) dengan anjingnya yang bernama Pippin. Hanya scene singkat namun cukup menarik perhatian dan mengingat kejadian lucu dari karakter ini di film sebelumnya.

Pengembangan cerita pada film ini sebenarnya cukup mengingatkan dengan cerita film lainnya yang membawa banyak mahluk besar dan purba di dalamnya. Ada manusia yang terobsesi untuk meneliti, ada manusia yang tetap menjaga kerahasiaan dan menjaga keadaan seperti sedia kala.

Terkait visual juga special effect yang disajikan filmnya terasa cukup dan dirasakan pas. Meski ada bagian tertenti yang terkesan “bocor” namun tidak juga banyak mempengaruhi untuk menciptakan sesuatu yang pas.

Di luar dugaan juga, ketika megalodon yang sebelumnya diduga seluruhnya sudah mati ternyata menyisakan dan dijadikan “peliharaan” sekaligus objek penelitian mereka sebagai ilmuwan. Saat penonton berpikir megalodon peliharaan mereka akan menjadi predator seperti sebelumnya justru lebih bersahabat. Seolah sudah terbiasa dengan kehadiran para manusia.

Satu hal yang juga menarik dari film kali ini, ketika film aksi tetapi minim darah, baik dari hewannya maupun manusianya.

Universe baru tentang film hiu

Sejak kemunculannya pertama kali di tahun 2018, The Meg ingin hadirkan sebuah semesta baru dari film hiu. Seperti dilakukan film terdahulunya, yaitu semesta Jaws.

Tak juga ingin berjalan ditempat dengan kembali melibatkan hiu putih yang memiliki kasus terbanyak dengan penyerangan kepada manusia. Tetapi hadir dengan hiu purba bernama megalodon, yang mungkin lebih membuat ketegangan berbeda. Terutama dengan ukurannya yang berkali lipat dari hiu pada umumnya.

Kini sudah hadir dengan dua filmnya, dengan tetap membiarkan satu megalodon berada di laut lepas seakan menjadi trigger atau clue akan ada film selanjutnya.

Production company: CMC Pictures, DF Pictures, Di Bonaventura Pictures, Apelles Entertainment
Distributor: Warner Bros. Pictures
Cast: Jason Statham (Jonas Taylor), Wu Jing (Jiuming), Shuya Sophia Cai (Meiying Zhang), Page Kennedy (DJ), Sergio Peris-Mencheta (), Skyler Samuels (), Cliff Curtis (Mac), Sienna Guillory (), Melissanthi Mahut (), etc
Director: Ben Wheatley
Screenwriter: Katie Dippold
Producers: Jon Hoeber, Erich Hoeber, Dean Georgaris
Duration: 1 hours 56 minutes