Review

Review: Kandahar, Misi Menyelamatkan Diri di Negeri Gurun Pasir

81
×

Review: Kandahar, Misi Menyelamatkan Diri di Negeri Gurun Pasir

Share this article

LASAK.iD – Timur Tengah adalah wilayah di benua Asia atau Afrika-Eurasia yang terkenal sebagai wilayah dengan sebagian besar didiami budaya Arab. Sayangnya, sebagian besar dunia seringnya melihat wilayah Timur Tengah merupakan wilayah berbahaya berkaitan dengan konflik beberapa negaranya.

Konflik yang terjadi ternyata meninggal banyak kisah untuk mereka yang terlibat di dalamnya. Tak hanya warga asli negara yang berkonflik tetapi mereka (negara lain) yang mencoba memanfaatkan situasi atau benar ingin memberikan bantuan.

Kali ini, cerita diangkat berdasarkan pengalaman seorang mantan perwira intelijen militer Mitchell LaFortune. Saat ia bekerja untuk Badan Intelijen Pertahanan dan dikerahkan ke Afghanistan pada tahun 2013 selama kebocoran Snowden.

Mitchell LaFortune menulis pengalamannya tersebut ke dalam sebuah naskah berjudul Burn Run, yang kemudian dijual kepada rumah produksi Thunder Road Films pada Juni 2016 yang kemudian diproduksi menjadi layar lebar dengan judul Kandahar.

Kandahar secara garis besar, cerita yang ditawarkan cukup banyak memiliki kemiripan dengan sejumlah film dengan latar Timur Tengah. Akan sama-sama melibatkan tentara atau agen rahasia, misi berbahaya, warga sipil, buronan dan tentu yang tidak boleh terlewat gambaran akan kelompok militan.

Sebenarnya, hal itu seakan sesuatu yang lumrah, karena kebanyakan rumah produksi yang memproduksi berasal dari hollywood. Mungkin secara tidak langsung sudut pandang akan mengambil dari sisi Amerika. Narasumber berbeda yang akhirnya menjadikannya pembeda, terutama benang merah ceritanya untuk sudut pandang apa dan siapa.

Pada film Kandahar misalnya, tentara atau agen rahasia, sebuah misi, warga sipil hingga gambaran akan kelompok militan menjadi sebagai hal lumrahnya. Namun, sudut pandang yang digambarkan dari sisi seorang agen rahasia CIA bernama Tom Harris (Gerard Butler) sebagai pembeda.

Sudut pandang cerita Mitchell LaFortune 

Cukup menarik, ketika Mitchell LaFortune sebagai penulis sekaligus sosok asli dari Tom Harris, tak hanya bercerita dari satu sisi konflik tetapi membuatnya lebih luas. Sebuah hal kompleks yang mewakili sebuah kenyataan yang sebenarnya terjadi di negara konflik seperti Afghanistan. Baik yang terlihat secara mata telanjang atau yang berada dibaliknya.

Di mana, cerita dari sudut pandang Mitchell LaFortune tak hanya menggambarkan yang terjadi secara mata telanjang atau yang biasa dilihat orang melalui pemberitaan. Tetapi juga memperlihatkan apa yang tidak orang banyak lihat atau yang terjadi di dalam negara konflik itu sendiri, dari pemerintah, warga sipil hingga kelompok militan itu sendiri.

Secara gamblangnya, banyak negara yang digambarkan Mitchell LaFortune, seperti Amerika, Inggris, India hingga Pakistan turut terlibat konflik. Bahkan digambarkan campur tangan untuk sebuah kepentingan justru memperkeruh keadaan.

Biasanya pun, sebuah film hanya berfokus pada satu kelompok militan, sebut saja Taliban. Mitchell LaFortune lagi-lagi menuangkan sepenuhnya apa yang dialaminya selama bertugas di Afghanistan. Penonton melihat jelas bagaimana film ini memperlihatkan banyak kelompok militan dari Taliban, ISIS, Al-Qaeda dan kelompok-kelompok militan lainnya yang ada di negara-negara konflik tersebut.

Chemistry yang baik dari karakter utama dan pendukung

Karakter utama selalu menjadi penentu alur cerita sebuah film, namun mereka pun butuh karakter pendamping untuk membuat cerita lebih menarik. Apalagi jika karakter pendukung ternyata berhasil dalam peran yang dimainkan.

Hal yang terlihat pada film Kandahar, karakter Tom Harris yang dimainkan Gerard Butler dan Mohamed dimainkan Navid Negahban mampu mengisi satu sama lainnya. Peran dari Mohamed mungkin hanya sekedar penerjemah seperti juga kebanyakan orang Afghanistan untuk tentara Amerika atau negara lainnya.

Tetapi keberadaan Mohamed bersama dengan Tom dalam perjalanan panjang menuju Kandahar menjawab bahwa karakter pendukung dalam film ini melengkapi karakter utamanya. Mohamed memang terlihat sebagai orang yang berpangku tangan karena tidak memiliki kemampuan bela diri apalagi militer untuk menggunakan senjata.

Keinginan Tom yang ingin mengeluarkan lebih banyak orang dari negara tersebut untuk dibawa ke Amerika atau Inggris membuatnya memiliki tanggung jawab kepada Mohamed untuk membawanya kembali kepada keluarganya yang berada di Inggris.

Chemistry keduanya lebih terlihat ketika memulai perjalanan panjang puluhan mil menuju titik poin yang berada di Kandahar. Di sana sudah siap pesawat dari militer Inggris untuk mengangkut warga lainnya dan keduanya keluar dari Afghanistan.

Bahkan di antara adegan yang sejak awal sudah diajak serius, keduanya sempat hadirkan momen menggelikan yang mengundang tawa di penonton. Saling terhubung satu sama lain yang mampu hadirkan chemistry yang baik dari keduanya.

Adegan aksi yang tidak terduga

Film dengan latar Timur Tengah, adegan fight menjadi sebuah keharusan. Begitu pun dengan film Kandahar, namun untuk film dari sutradara Ric Roman Waugh, penonton tidak akan melihat adegan fight atau perang tentara Amerika melawan kelompok militan tertentu.

Justru sisi cerita yang diberikan Mitchell LaFortune, yang melakoni adegan tersebut justru antar kelompok militan yang ada di negara tersebut. Untuk menangkap Tom dan Mohamed yang menjadi buronan teratas di negara tersebut.

Bahkan kelompok atau negara tertentu yang memiliki kepentingannya sendiri ingin menjual Tom di pasar gelap dengan harga yang tinggi. Di sini, kembali terlihat kelompok tertentu bisa memihak pihak lawan atau kawan tergantung tinggi rendahnya bayaran yang diberikan.

Seperti dalam perjalanan Tom dan Mohamed ke Kandahar mereka sempat dihadang oleh kelompok Taliban dan ditahan di salah satu markas mereka yang dipimpin oleh Rasoul (Hakeem Jomah). Akhirnya bisa selamat setelah Roman (Travis Fimmel) bersama kelompok militan kenalannya menyerbu markas tersebut.

Satu di antara adegan fight yang menarik, ketika mobil Tom dan Mohamed di bombardir basoka dari puluhan orang dari kelompok Taliban. Seketika mobil mereka hancur di dekat gerbang lokasi penjemputan mereka di Kandahar.

Kelompok Taliban tersebut merupakan sewaan dari agen khusus dari India bernama Kahil (Ali Fazal) yang ingin menangkap Tom dan menjualnya. Ada juga ketika Tom dan Kahil saling berhadapan untuk jual beli tembakan layaknya koboi yang melakukan duel.

Ending-nya, penonton tentu bisa menebak, Tom dan Mohamed berhasil mencapai pesawat pengangkut dengan keadaan luka parah. Setelah CIA melayangkan serangan udara menggunakan senjata canggih yang menghancurkan semua mobil kelompok Taliban.

Kandahar bisa menjadi pilihan yang ingin menonton film dengan adegan perang atau yang ingin tahu kenyataan di Timur Tengah. Film ini cukup menarik ketika Mitchell LaFortune mengungkap sisi lain dari Timur Tengah yang jarang diceritakan penulis lainnya.

Tentang kepentingan apa dan siapa yang membuat negara di Timur Tengah memiliki konflik berkepanjangan. Sumber konflik yang tidak hanya dari dalam tetapi dari kelompok atau negara luar yang juga sangat berperan.

 

Production company: Thunder Road Films, G-BASE, MBC Studios, Capstone Global
Distributor: Open Road Films
Cast: Gerard Butler (Tom Harris), Navid Negahban (Mohamed), Ali Fazal (Kahil), Travis Fimmel (Roman), Bahador Foladi (Farzad Asadi), Olivia-Mai Barrett (Ida Harris), Nina Toussaint-White (Reporter), Rebecca Calder (Corrine Harris), Ross Berkeley Simpson (Newsreader), Vassilis Koukalani (Bashar), Hakeem Jomah (Rasoul), Tom Rhys Harrie (Oliver Altman), etc
Director: Ric Roman Waugh
Screenwriter: Mitchell LaFortune
Producers: Brendon Boyea, Gerard Butler, Basil Iwanyk
Duration: 2 hours