LASAK.iD – Produksi sebuah film pastinya mengusung salah satu genre sebagai sebuah identitas. Total ada puluhan genre film yang dikenal penikmat film dunia. Sebut saja, genre drama, action, fiction, comedy hingga horror yang sering dijumpai dari berbagai judul film.
Genre utama seperti horror ternyata memiliki turunannya atau yang sering disebut dengan sub-genre yang cukup beragam. Di antaranya, religious horror yang belakangan menjadi pilihan penulis sebagai ide dasar cerita filmnya.
Tak hanya di tanah air yang belakang masih didominasi dengan film genre horror dengan sub-genrenya tersebut, tetapi beberapa produksi negara lainnya yang film mampir di bioskop tanah air pun membawa genre yang sama.
Immaculate salah satunya, film produksi Amerika yang berlatarkan negara Itali ini mengisahkan tentang seorang wanita muda bernama Cecilia (Sydney Sweeney) yang semasa remaja mengalami peristiwa yang mengubah hidupnya setelahnya.
Selamat dari tenggelam di danau membuat Cecilia memutuskan menjadi seorang suster untuk mengabdi kepada Tuhan. Berkat yang luar biasa membuat biara yang berada di Itali mengundangnya untuk ikut bergabung melalui seorang pastor bernama Sal Tedeschi (Alvaro Morte).
Suster Cecilia hanya perlu beradaptasi dengan bahasa dan lingkungan yang baru, beberapa waktu keberadaannya di sana tidak ada kesulitan yang berarti. Hanya ada beberapa hal yang membuatnya terkejut karena berbeda dari tempatnya terdahulu di Amerika.
Secara perlahan keadaan dirinya dan lingkungan biara Katolik Roma berubah setelah mengetahui dirinya hamil tanpa seorang pria atau berhubungan antara pria dan wanita.
Sontak hal tersebut mengejutkan semua orang, sebagian besar menerima dengan sangat baik bahwa itu merupakan sebuah mukjizat seperti yang dialami Bunda Maria di masa lalu, yang mengandung dan melahirkan seorang juru selamat.
Sebagiannya lagi menanggapinya dengan sinis, seperti Suster Isabelle (Giulia Heathfield Di Renzi) dengan alasan mukjizat itu seharusnya dia yang mendapatkannya karena sudah lama berada di biara tersebut.
Sedangkan, Sister Gwen (Benedetta Porcaroli) yang sebenarnya ada keterpaksaan berada di sana merasakan keanehan dengan biara tersebut sejak hari pertama kedatangannya. Kecurigaan semakin bertambah dengan kehadiran Suster Cecilia yang tanpa diduga hamil begitu saja.
Sebenarnya, keanehan ini sudah digambarkan di awal film, yang memperlihatkan seorang wanita yang juga seorang suster mencoba melarikan diri. Sayangnya, usaha tersebut gagal, wanita itu justru tertangkap suster dengan penutup muka berwarna merah.
Membuat wanita itu menerima konsekuensi dengan dimasukan ke dalam peti mati dan dikubur hidup-hidup. Konsekuensi atas rasa curiganya terhadap biara tersebut yang dijelaskan selama film berjalan.
Sister Gwen yang melakukan protes besar ternyata harus senasib dengan wanita di awal film. Ia harus kehilangan nyawa yang sebelumnya lidahnya dipotong terlebih dahulu. Adegan yang ternyata sempat dilihat oleh Suster Cecilia, yang membuat kecurigaannya semakin besar.
Benar saja, kejanggalan yang dirasakannya mulai terlihat satu per satu, tentu hal ini membuatnya semakin ketakutan. Suster Cecilia yang juga menganggap kehamilannya sebuah berkah ingin melarikan diri dengan berpura-pura mengalami pendarahan.
Sayangnya, aksinya tersebut diketahui oleh suster kepala yang membuatnya harus kembali ke biara. Mulai dari momen itu, Suster Cecilia semakin yakin apa yang ada dalam biara tersebut adalah sebuah kesalahan.
Sebelumnya, Suster Cecilia mengetahui bahwa bukan sebuah kebetulan dirinya bisa berada di biara Katolik Roma tersebut. Ia ternyata sudah menjadi target dari biara untuk menjadi sebuah kelinci percobaan dari eksperimen yang dilakukan Pastor Sal Tedeschi.
Petunjuk yang sempat diungkapkan Pastor Sal Tedeschi saat perayaan sumpah dari Suster Cecilia. Saat itu, Pastor Sal Tedeschi yang sedikit mabuk mengungkapkan bahwa dirinya sebelum menjadi pastor merupakan seorang yang ahli di bidang science, seperti biologi, fisika dan kimia.
Sesuatu yang juga diungkap Pastor Sal Tedeschi ketika membawa Suster Cecilia ke sebuah ruangan di sudut biara yang menjadi ruang kerjanya. Di sana, dipenuhi berbagai macam alat yang berhubungan dengan keahliannya di masa lalu. Begitu pun deretan janin yang belum sempurna yang diawetkan dari para wanita yang menjadi eksperimen biara dan dirinya.
Tak habis akal, Suster Cecilia terus mengupayakan segala cara untuk melarikan diri, walau harus menjadi pribadi yang berbeda dengan membunuh satu per satu orang yang menurutnya bertanggung jawab.
Dengan susah payah dan menegangkan, Suster Cecilia akhirnya berhasil kabur meski dengan keadaan yang carut marut dengan darah menutup hampir seluruh gaun putihnya.
Saat itu, kehamilan dari Suster Cecilia memang sudah memasuki waktunya untuk melahirkan. Saat berhasil keluar melalui jalan rahasia, Suster Cecilia juga melahirkan anaknya tersebut.
Penuh amarah dan kebencian, bahwa anak tersebut merupakan percobaan dari biara tersebut, Suster Cecilia mencoba membunuh dengan menggunakan batu besar.
Review
Immaculate termasuk film yang menjebak secara tampilan, alasannya karena dari tampilan film yang dimulai dari poster dan trailer mengindikasikan bahwa film ini akan menjadi sebuah film religious horror yang akan penuh hal mengagetkan (jump scare) yang mengarah pada kehadiran hantu, setan atau iblis.
Nyatanya, jump scare film ini lebih mengarah kepada bagaimana karakter protagonis bisa terlepas dari karakter antagonis yang ternyata hanya memanfaatkannya untuk tujuan yang tidak masuk akal. Tak segan para petinggi biara akan bertindak kejam kepada para suster pembangkang.
Jump scare yang cukup berhasil dihadirkan filmnya. Begitu pun adegan sadis dan berdarah yang juga menjadi bagian dari hal tersebut. Walau adegannya pun tak seperti film serupa atau dari film dengan genre thriller misalnya, karena minimnya darah yang tercecer.
Namun, adegan yang dihadirkan cukup membuat penonton untuk menutup mata, mulai dari memelintirkan jari, memotong lidah hingga membelek perut dari Suster Cecilia yang sedang hamil. Tak heran filmnya dilabeli sebagai film 21+, di mana adegan yang cukup membuat bulu kuduk berdiri tanpa ada sensor.
Terkait kengerian filmnya bisa dikatakan cukup berhasil, namun dari sisi pembangunan cerita dengan konflik di dalamnya mungkin penonton dituntut lebih bekerja keras. Penonton harus lebih jeli melihat dan menangkap setiap adegan dan dialog yang dilakukan para karakternya.
Misalnya, erat kaitannya dengan Suster Cecilia yang secara tiba-tiba hamil yang ternyata hal ini memiliki keterkaitan kuat dengan pasak, merujuk pada adegan di awal film ketika ia menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi berbagai patung dengan kondisi tangan memiliki lubang dan berdarah.
Saat bersamaan muncul Pastor Sal Tedeschi yang menunjukan dan meminta Suster Cecilia untuk memegang sebuah pasak yang secara khusus diletakkan dalam sebuah kotak kaca. Kejadian yang memulai rentetan konflik dan peristiwa tak menyenangkan yang dialami Suster Cecilia sebagai karakter utama filmnya.
Ada juga keterkaitan Pastor Sal Tedeschi dengan sebuah ruangan rahasia yang penuh dengan peralatan seperti sebuah laboratorium. Tentunya menjadi bagian dari kehamilan yang tiba-tiba dari Suster Cecilia. Dan banyak hal lain yang memiliki keterkaitan yang penonton harus jeli, yang menjadi petunjuk hingga plot twist filmnya.
Production company: Black Bear, Fifty-Fifty Films, Middle Child Pictures
Distributor: Neon
Cast: Sydney Sweeney (Sister Cecilia), Alvaro Morte (Father Sal Tedeschi), Dora Romano (Mother Superior), Benedetta Porcaroli (Sister Gwen), Giorgio Colangeli (Cardinal Franco Merola), Simona Tabasco (Sister Mary), Giulia Heathfield Di Renzi (Sister Isabelle), Giampiero Judica (Doctor Gallo), Giuseppe Lo Piccolo (Deacon Enzo), etc
Director: Michael Mohan
Screenwriter: Andrew Lobel
Producers: David Bernad, Sydney Sweeney, Jonathan Davino, Teddy Schwarzman, Michael Heimler
Duration: 1 hours 29 minutes