Review

Review: Hero, Kisah Pilu Perjuangan Kemerdekaan Korea Selatan

55
×

Review: Hero, Kisah Pilu Perjuangan Kemerdekaan Korea Selatan

Share this article

LASAK.iD – Awal tahun 2023 deretan judul film sudah mengantri untuk tayang di bioskop tanah air. Tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga produksi hollywood yang siap menawarkan beragam cerita untuk penikmat film. Genre horror ternyata masih cukup mendominasi terutama yang berasal dari dalam negeri.

Bergeser sedikit ke Timur Asia tepatnya dari negara Korea Selatan, beberapa judul film dari negeri ginseng tersebut siap untuk tayang. Ini bisa menjadi suasana tontonan yang sedikit berbeda. Film yang kali ini dihadirkan berjudul Hero, yang disutradari, ditulis sekaligus diproduseri oleh Yoon Je-kyun (Sex Is Zero).

Hero yang tayang di awal tahun 2023 hadir dengan mengusung genre musical. Ini memang bukan kali pertama industri film Korea Selatan memproduksi genre serupa. Deretan judul dari rilisan sebelumnya cukup mendapat sambutan positif dari penonton Korea Selatan sendiri dan juga di banyak negara.

Hero sama dengan film musikal lain yang tetap menyelipkan genre pendamping untuk menjadi bagian dari cerita filmnya. Yoon Je-kyun untuk karya terbaru melalui kisah pilu perjuangan Korea Selatan di awal abad ke-19,  melalui historical tokoh bernama Ahn Jung-geun.

Perjuangan aktivis kemerdekaan Korea yang dilakukan sekitar tahun 1900-1910 dari protektorat juga aneksasi Jepang atas Joseon atau Korea. Paling diingat masyarakat Korea tentang Ahn Jung-geun (Jung Sung-hwa) untuk aksi pembunuhan Itō Hirobumi, Perdana Menteri Jepang pertama.

Yoon Je-kyun lakukan cara berbeda untuk menceritakannya kembali dalam sebuah produksi film. Tak hanya mengedepankan sisi historical dan drama, Yoon Je-kyun mengemasnya secara musical. Tak ada yang aneh apalagi salah akan hal tersebut, namun cukup berbeda 180 derajat dari kebanyakan film.

Film maker dengan tema yang lebih sering bermain musik backsound pada kebutuhannya pada scoring atau pun original soundtrack diputar di bagian tertentu (awal, tengah, akhir) sebagai penguat adegan. Dengan kata lain menampilkan seutuhnya sebuah cerita.

Film musical memang memberikan sense berbeda pada sebuah cerita. Kata atau lirik yang dinyanyikan sebenarnya pengganti dialog dan membuat dari sang karakter lebih ekspresif pada sebuah scene, mungkin sedih, bahagia, marah atau bingung.

Namun, penonton selalu terbagi dalam 2 kubu, satu sisi ada yang mengatakan suka dan sisi lainnya akan mengatakan kurang suka pada sebuah film. Pada film genre musical misalnya, penonton yang belum familiar dengan genre tersebut mungkin akan kurang nyaman dan merasa sedikit kehilangan momen.

Contohnya, dalam sebuah film ada adegan yang memang seharusnya dibiarkan begitu saja. Terasa cukup hanya dengan akting yang berdialog dan bermain dengan gesture tubuh. Musik sebagai background yang biasanya dominan pada instrumen untuk membuatnya lebih dramatic.

Hal tersebut memang kembali pada selera tontonan dari masing-masing penikmat film. Untuk film Hero memang sedikit berlebih untuk beberapa adegan, tanpa karakternya harus bernyanyi sebenarnya bisa lebih mengena di penonton.

Begitu juga dengan tampilan special effects dalam film Hero. Ada adegan yang memang mengharuskan menggunakannya, seperti green screen juga CGI. Sayang ada kesan masih belum terlihat smooth untuk hasilnya, yang masih memberi kesan mata bahwa adegan tersebut bukanlah nyata.

Dikatakan hasil yang kasar pun tidak, karena masih menjadi tampilan yang masuk akal. Pada bagian ini hanya pada titik hasil yang kurang smooth untuk pandangan mata.

Ini pun tidak mengganggu hasil secara keseluruhan dari cerita filmnya. Pesan dari filmnya masih tersampaikan dengan baik ke penonton. Adegan bernyanyi pun masih sangat nyaman untuk dinikmati.

Untuk sisi lain dari film Hero jika diibaratkan sebuah grafik menunjukkan grafik yang meningkat, terutama untuk membangun mood di penonton. Dari dibuat santai dengan terselipnya unsur komedi hingga membuat marah dan sedih untuk setengah sisa filmnya.

Di mana, awal film yang langsung memperlihatkan adegan baku tembak antara tentara Korea dan Jepang, menjadikannya adegan berdarah pada filmnya. Membuat penonton berpikir filmnya akan serius sejak awal, namun nyatanya justru sebaliknya.

Serius dan sedih tetap ada dari awal hingga akhir, namun Yoon Je-kyun cukup pintar menempatkan komedi di tengah adegan-adegan tersebut. Cukup banyak gelak tawa di penonton, ditambah pemilihan pemain yang tepat untuk karakter yang menampilkan komedi.

Sebut saja, Jo Jae-yoon sebagai Woo Deok-soon, Park Jin-joo sebagai Ma Jin-joo dan Jo Woo-jin sebagai Ma Do-sik. Ada juga Lee Hyun-woo sebagai Yoo Dong-ha serta Bae Jung-nam sebagai Cho Do-seon.

Filmnya menunjukkan lebih serius baru di pertengahan hingga akhir filmnya. Itulah mood grafik film terus naik, komedi yang membuat penonton lebih santai di awal hingga pertengahan filmnya. Baru setelahnya, penonton disajikan dengan adegan yang membuat tegang dan sedih yang dirasakan cukup berbarengan.

Untuk adegan bernyanyi karena memang ini adalah film musical, cukup impresif dalam membuat kesan sedih, marah dan bahagia. Ini pun tak terlepas dari akting dan chemistry ketika adegan bersama, satu dengan lainnya terbangun dengan baik.

Film Hero mulai tayang pada 11 Januari 2023 di jejaring bioskop CJ CGV.

Production company: JK Film, ACOM Co., Ltd., CJ Entertainment
Distributor: CJ Entertainment
Cast: Jung Sung-hwa (Ahn Jung-geun), Kim Go-eun (Seol-hee), Na Moon-hee (Cho Maria), Jo Jae-yoon (Woo Deok-soon), Park Jin-joo (Ma Jin-joo), Lee Hyun-woo (Yoo Dong-ha), Bae Jung-nam (Cho Do-seon), Jo Woo-jin (Ma Do-sik), Kim Sung-rak (Ito Hirobumi), etc
Director: Yoon Je-kyun
Screenplay: Yoon Je-kyun, Han Ah-reum
Producers: Jeon Min, Yoon Je-kyun
Duration: 2 hours