Review

Review: Ghostbusters: Afterlife Petualangan Tuntaskan Misi Pemburu Hantu

115
×

Review: Ghostbusters: Afterlife Petualangan Tuntaskan Misi Pemburu Hantu

Share this article

LASAK.iD – Pemburu hantu yang dijuluki sebagai Ghostbusters kembali beraksi di 2021. Sempat tertunda selama setahun karena pandemi, sekuel dari film Ghostbusters 1984 dan Ghostbusters II di tahun 1989 dengan judul Ghostbusters: Afterlife hadir bawa keseruan berbeda dari pemeran mudanya.

Ini menjadi formula baru dari karya asli Dan Aykroyd dan Harold Ramis, yang juga pemeran asli Ray Standz dan Egon Spengler dari film terdahulu. Kali ini diracik oleh Jason Reitman, yang adalah anak dari Ivan Reitman, sosok yang menunggangi Ghostbusters 1984 dan sekuel-nya di tahun 1989.

 

Ghostbusters: Afterlife juga pengikut tren dari waralaba lain, dengan tidak meninggalkan nostalgia film terdahulunya untuk diserahkan kepada pemain baru yang lebih muda. Nostalgia yang cukup berikan kejutan ke penonton dan membuat mereka riuh bersorak. Terlebih untuk penggemar lama mereka.

Adegan yang tergambar di mana Trevor menemukan ecto-1 cars dan Phoebe yang memiliki minat sains diarahkan oleh arwah yang ternyata kakeknya, untuk menemukan peralatan khas dari Ghostbusters, seperti proton packs, Ghostbuster uniforms, PKE meters dan ghost traps.

 

Hingga adegan pamungkas yang secara mengejutkan memunculkan anggota asli Ghostbusters yang tersisa, seperti Peter Venkman (Bill Murray), Ray Stantz (Dan Aykroyd) dan Winston Zeddemore (Ernie Hudson). Juga arwah Egon Spengler (Harold Ramis) yang masih lengkap dengan Ghostbuster uniforms turut muncul. Tak heran adegan ini sontak membuat riuh penonton.

Kombinasi lama dengan yang baru juga pada akhirnya menarik minat menonton tak hanya penggemar baru tetapi juga penggemar lama bahkan mereka yang penasaran tentang cerita dari film Ghostbusters itu sendiri.

Tak ketinggalan dengan penonton remaja diatas 13 tahun. Karena film ini dibintangi pemain muda, seperti Finn Wolfhard sebagai Trevor, Mckenna Grace sebagai Phoebe dan Logan Kim sebagai Podcast, yang menunjukan keingintahuan, kepolosan, petualang serta kenakalan sebagai remaja. Dirasa pas, mewakili dan related dengan kehidupan dari kelompok penonton remaja.

Jason Reitman juga tidak ketinggalan hadirkan dark jokes yang juga sering ditampilkan di film sebelumnya. Namun Ghostbusters: Afterlife lebih ringan menyesuaikan pemerannya yang masih remaja. Dengan menyinggung berbagai hal yang related dengan kehidupan nyata. Satu aspek yang menghadirkan tawa atau sekedar senyum penonton.

Meski unsur komedi cukup kental pada filmnya, Ghostbusters: Afterlife tetap memberikan sensasi lebih pada part horor-nya. Secara jump scare memang tak intens pada film horor yang creepy, tetapi angle kamera, musik latar serta efek suara cukup menghadirkan rasa deg-degan.

Bicara film horor tentu wajib sedikit mengulas kemunculan hantu-hantunya. Pada series filmnya saat ini, hantu yang berasal dari 2 film sebelumnya (1984 dan 1989), yaitu Gozer the Gozerian. Yang selalu ditemani dua pengawalnya berbentuk serigala yaitu Vinz Clortho the Keymaster dan Zuul the Gatekeeper. Sosok hantu yang bisa merasuki tubuh manusia dan mengambil jiwanya.

Dan yang wajib hadir dari setiap series film Ghostbuster dan menjadi ikonik adalah Stay Puft Marshmallow Man. Hantu satu ini selalu muncul dengan berbagai ukuran, dari bentuk raksasa, normal hingga bentuk mini pada series Ghostbusters: Afterlife.

Di mana kemunculan hantu ikonik ini sebagai mini Stay Puft Marshmallow Man, ketika  yang muncul Gary Grooberson (Paul Rudd) berada di supermarket. Berbarengan dengan sosok hantu lainnya, yaitu Zuul.

Untuk akting yang sebagian besar fokusnya pada pemain muda bisa dikatakan berhasil saling membangun chemistry. Terlihat pada dua karakter yang memiliki fokus lebih banyak yaitu Phoebe dan Podcast. Dua orang pintar dengan tingkah sedikit aneh justru dapatkan chemistry yang diinginkan penonton.

Ditambah dengan kehadiran Gary Grooberson, guru yang menyukai Callie, ibu dari Phoebe yang menambah tingkah absurd ketiganya. Dari situlah hadir kelucuan yang membuat penonton tertawa.

Namun ada beberapa adegan yang sebenarnya membuat sedikit mengerutkan dahi dan bertanya-tanya. Di mana adegan ketika Callie, Trevor dan khususnya Phoebe tidak menunjukan ekspresi takut ketika secara jelas ada arwah yang mengajaknya berinteraksi. Padahal tidak ada penjelasan tentang arwah tersebut baik atau sebaliknya. Sekaligus tidak menunjukan minat untuk tahu lebih jauh.

Walau sebuah scene cukup menjelaskan jika Phoebe tidak percaya akan adanya hantu. Dan sains yang menjadi bagian dari filmnya menunjukan sebagai ilmu yang segala sesuatu bisa dibuktikan secara logika termasuk hantu.

Tanda tanya lain juga datang tentang kelanjutan atau sekuel dari film saat ini. Karena pemain muda yang secara spontan menjadi Ghostbuster, sekedar menuntaskan misi dari Egon Spengler. Tak ada bayangan atau sebuah potongan adegan yang menunjukan akan adanya Ghostbusters: New Generation.

Dibalik itu semua, Jason Reitman menjadikan film Ghostbusters: Afterlife sebuah penghormatan kepada mendiang Harold Ramis yang meninggal pada 2014 lalu. Satu dari pencipta trend berbeda tentang pemburu hantu yang bersanding dengan sains. Yang juga menjadikan Ghostbusters: Afterlife sebagai film sentimentil.

Dilansir dari berbagai sumber, kemunculan Egon Spengler secara anumerta pun dibuat semirip mungkin dengan klip arsip dan foto yang diambil dari dua film asli. Kemiripan Ramis dalam film Ghostbusters: Afterlife, dengan Bob Gunton dan Ivan Reitman berperan sebagai body-doubles.

 

Production company: Columbia Pictures, Bron Creative, Ghost Corps, The Montecito Pictures Company, Right of Way Films
Distributor: Sony Pictures Releasing
Cast: Carrie Coon (Callie), Finn Wolfhard (Trevor), Mckenna Grace (Phoebe), Logan Kim (Podcast), Paul Rudd (Gary Grooberson), Celeste O’Connor (Lucky Domingo), Olivia Wilde (Gozer the Gozerian), Bill Murray (Peter Venkman), Dan Aykroyd (Ray Stantz), Ernie Hudson (Winston Zeddemore)
Director: Jason Reitman
Screenplay: Jason Reitman, Gil Kenan
Producers: Ivan Reitman
Duration: 2 hours 5 minutes