Review

Review: Expend4bles, Plot Twist Yang Kurang Greget

235
×

Review: Expend4bles, Plot Twist Yang Kurang Greget

Share this article

LASAK.iD – Penantian selama 9 tahun sejak terakhir kali di tahun 2014, seri terbaru dari semesta film berjudul Expendables akhirnya dirilis. Ini menjadi film keempat dengan judul Expend4bles (atau dikenal dengan The Expendables 4), di bawah arahan sutradara Scott Waugh dan penulis Kurt Wimmer, Max Adams dan Tad Daggerhart.

Masih seperti film terdahulu, Barney (Sylvester Stallone) dan Lee Christmas (Jason Statham) kembali dengan misi berbahaya. Kali ini, menyelamatkannya dunia dari perang dunia ketiga antara Amerika dan Rusia karena sebuah bom nuklir.

Ternyata semua itu ulah dari seorang penjahat yang dikenal dengan nama samaran Ocelot (Andy García). Nama lain dari Marsh, yang juga seorang agen CIA yang memberikan misi pada Expendables untuk merebut senjata nuklir di Libya dari kelompok teroris yang dipimpin oleh Suarto Rahmat (Iko Uwais).

Sebenarnya, bahas cerita yang disuguhkan, penikmat film mungkin cukup sering menemukannya di banyak film serupa. Kental kaitannya dengan pengkhianatan, persaudaraan, keluarga dan loyalitas dalam sebuah kelompok.

Seringnya, penulis membuat pembeda dengan plot menarik dengan sisipan sebuah plot twist dalam ceritanya. Dalam Expend4bles ini, Barney yang diperankan oleh Sylvester Stallone di awal film dibuat mati terbakar dalam pesawat karena serangan dari kelompok teroris yang dipimpin oleh Suarto Rahmat yang diperankan oleh aktor tanah air, Iko Uwais.

Nyatanya, itu hanya strategi Barney dengan memalsukan kematian untuk mengungkap file rahasia atau sering disebut top secret dari sebuah misi rahasia 25 lalu. Di sini, terlihat bahwa penulis ingin membuat reaksi terkejut di penonton. Sayangnya, hal itu menjadi kurang greget, karena penyuguhan akan part ini tidak cukup membangkitkan reaksi berlebih di penonton, justru terkesan biasa saja.

Ini bukan juga cerita yang cukup mainstream atau buruknya akting para pemainnya, karena filmnya sendiri dihuni deretan nama besar. Hal ini dirasakan eksekusi dari skenario ke adegan kurang dibuat mengena ke penonton oleh sang sutradara. Ada bagian adegan yang kalanya berdurasi panjang, namun konflik di dalamnya justru tidak dirasakan. Penonton hanya sekedar melihat dan merasakan bahwa ada karakter protagonis dan sebagian lainnya villain (antagonis).

Di sisi lainnya, ada karakter yang kurang diberikan sebuah value yang lebih oleh penulis dan sutradara. Terlihat sekali pada karakter Gina yang diperankan Megan Fox. Tujuannya mungkin baik, ingin memberikan ruang kembali pada karakter perempuan dalam filmnya. Dengan menempatkan Gina sebagai pemimpin Expendables pengganti Barney.

Hanya saja, ada atau tidaknya keberadaan dari karakter Gina sepertinya tidak berpengaruh banyak terhadap filmnya. Apalagi karakter sebagai seorang leader tidak diperlihatkan oleh Gina dalam film Expend4bles. Begitu pun dengan karakter pendukung yang didominasi pada karakter antagonis.

Pada sebuah film aksi akan terlihat banyak karakter pendukung, tetapi beberapa saja yang menjadi second lead. Meski begitu, peran kecil lain seharusnya memiliki bagian dari nyawa filmnya. Di sini, sutradara kurang memaksimalkan banyak karakter yang sebenarnya bisa membuat kesan kuat untuk filmnya.

Apalagi pada sinematografi yang kaitan eratnya dengan blocking maupun tektok dialog para karakter. Ada kesenjangan yang membuat gap di antara hal itu. Membuat penonton yang menyadari akan itu melihat dinamika adegannya seakan kaku atau tidak luwes yang mengalir begitu saja.

Cukup terlihat pada adegan para Expend4bles yang dikurung oleh para villain dalam sebuah ruangan. Begitu juga adegan fight yang sebenarnya menarik dan intens antara Christmas dan Rahmat, namun ada kesan “kok gitu” saat Rahmat dibuat terlalu mudah untuk seorang penjahat profesional kalah dengan cepat dan cukup mudah.

Termasuk efek CGI dan green screen yang tidak terlihat smooth di beberapa adegan, terutama di adegan-adegan yang berfokus pada laut dan kapal tanker.

Sisi positifnya filmnya ini melibatkan Iko Uwais sebagai villain utama, apalagi kemunculan cukup intens sejak awal film. Ini bisa menarik penonton tanah air untuk ke bioskop. Meski sebagai antagonis, kembali hal tersebut mampu menyita perhatian tanah air. Bahkan sejak diumumkan bahwa Iko Uwais membintangi film yang telah memiliki penggemar besar sejak perilisan.

Production company: Campbell Grobman Films,  Media Capital Technologies, Millennium Films, Nu Boyana Film Studios
Distributor: Lionsgate
Cast: Jason Statham (Lee Christmas), Iko Uwais (Suarto Rahmat), Sylvester Stallone (Barney), Tony Jaa (Decha), Megan Fox (Gina), 50 Cent (Easy Day), Dolph Lundgren (Gunner Jensen), Randy Couture (Toll Road), Andy Garcia (Marsh/Ocelot), Levi Tran (Lash), Nicole Andrews (Charlie), Eddie Hall (Bartender 2), etc
Director: Scott Wough
Screenwriter: Kurt Wimmer, Tad Daggerhart, Max Adams, Spenser Cohen, Dave Callaham
Producers: Boaz Davidson, Jason Statham, Lati Grobman, Christa Campbell
Duration: 1 hours 43 minutes