Review

Review: Babylon, Glamor dan Kelamnya Industri Film Hollywood

55
×

Review: Babylon, Glamor dan Kelamnya Industri Film Hollywood

Share this article

LASAK.iDBabylon sejak tahun lalu telah menarik perhatian dan ditunggu penayangannya oleh penikmat film dunia termasuk juga di Indonesia. Film dari sutradara dan penulis, Damien Chazelle seharusnya tayang pada tahun 2022 lalu, lalu menunda hingga awal tahun 2023.

Babylon yang dibintangi Brad Pitt, Margot Robbie dan Diego Calva tayang perdana di Indonesia pada 3 Februari 2023. Babylon sendiri merupakan film epic period yang juga dibalut drama comedy tentang gambaran dari perkembangan industri perfilman di hollywood.

Babylon memulainya di awal abad 20 atau sekitar tahun 1920-an, pada masa kejayaan industri film hollywood untuk era film bisu yang masih hitam putih. Akhirnya, jelang akhir dekade 1920-an atau tepatnya sekitar 1927, kepopuleran film suara dengan warna yang lebih menarik menggantikan era film bisu sebelumnya.

Pada 2022 lalu, dirilis film yang mengusung genre dan benang merah yang juga mirip, berkaitan erat dengan industri perfilman hollywood. Beda yang paling menonjol bahwa film tersebut fokus cerita dan konflik pada satu sisi karakter saja.

Sedangkan Babylon, penonton benar disuguhkan perkembangan industri film hollywood, tak hanya sisi gemerlap tetapi juga sisi kelamnya. Bukan juga mereka yang berada di depan kamera tetapi juga di belakang kamera.

Dihantarkan melalui ketiga karakter utamanya, Jack Conrad (Brad Pitt) sebagai bintang besar yang menguasai film pada masa kejayaan film bisu. Ada Nellie LaRoy (Margot Robbie), wanita muda yang memiliki ambisi menjadi aktris besar. Juga Manny Torres (Diego Calva), pemuda latin yang juga berambisi tinggi untuk masuk industri film, bukan sebagai aktor tetapi bagian dari tim produksi.

Ketiganya membawa cerita dan konfliknya sebagai karakter yang mewakili bagian dalam industri film, yaitu aktor/ aktris, crew dan juga penting, keberadaan investor. Hal yang selalu kesinambungan satu dengan yang lain dalam industri film.

Penggambaran karakter seperti kejadian aslinya

Damien Chazelle mencoba menguliti secara mendetail dalam menceritakan setiap bagian yang dibawa para karakter. Pada karakter Jack Conrad misalnya, ketika kedigdayaan seorang aktor besar yang bisa menjadi raja dalam setiap film yang dibintangi, bahkan bisa mengatur produser dan sutradara untuk tunduk padanya.

Damien Chazelle juga bukan mempertontonkan Jack Conrad sebagai aktor yang diktator yang dibenci tetapi pada sisi lain yang menjadikannya dicintai. Tak ketinggalan dengan kehidupan yang glamor, pesta, alkohol, seks dan drugs.

Lalu menjadi “barang usang” ketika masa kejayaannya habis, bukan sekedar faktor usia, namun seiring berkembangnya dunia yang ditekuninya, beralih dari film bisu ke film suara. Ketika keberadaanya seperti tidak terlihat lagi, seorang aktor banyak yang memilih mengakhiri hidupnya.

Untuk Nellie LaRoy, memperlihatkan seseorang yang memiliki ambisi besar untuk menjadi seorang aktris. Sebuah keberuntungan membawanya seketika menjadi aktris yang diperhitungkan dan membuatnya menjadi idola baru dengan tawaran yang terus membanjirinya.

Sayang, karena dirinya sendiri yang memiliki kecanduan berjudi dan attitude yang tidak terbentuk baik, justru menghancurkan karirnya sendiri yang sudah terbangun. Ia baru menyadari dunia yang dianggapnya indah justru tempat paling kejam di dunia.

Nellie LaRoy pun ditemukan tidak selamat setelah dirinya terjebak dalam hutang judi kepada seorang bandar yang sangat berbahaya. Serta kecanduannya meminum alkohol dan menggunakan drugs.

Manny Torres, pemuda imigran yang juga memiliki ambisi besar seperti Nellie LaRoy untuk bisa bekerja di industri film. Keberuntungan yang sama didapatkannya, saat ia mendapat perintah untuk mengantarkan Jack Conrad pulang karena mabuk berat.

Manny yang terlihat polos dan baik dimata Jack Conrad, kemudian mengajaknya ke lokasi syuting film yang dibintangi sang aktor. Tak hanya impian yang terwujud, dari sana Manny Torres belajar banyak hal tentang film. Hingga akhirnya dia mampu menciptakan karyanya sendiri.

Walau tak bertahan lama karena ia pun harus terlibat dengan bandar tempat Nellie berhutang judi. Ia yang sebenarnya di tempat dan waktu yang salah diberikan kesempatan untuk tetap menjalani hidup hingga akhirnya memiliki keluarga dan bisa melihat dengan matanya sendiri perkembangan industri film yang mulai populer dengan dialog, musik dan warna.

Dark strories dengan sisipan comedy

Babylon termasuk dalam film dengan durasi panjang, sekitar 189 menit atau lebih dari 3 jam penayangan. Durasi yang tetap suguhkan sebuah tontonan yang menghibur, tak hanya drama tetapi juga komedi yang tersisipkan di banyak adegan.

Kombinasi yang dirasakan pada part pengenalan dan terbangunnya konflik banyak sekali terselipkan komedi, yang berhasil membuat penontonnya tertawa. Baru terlihat lebih serius pada penyelesaian atau bagian akhir filmnya.

Komedi yang juga sebenarnya tak sebatas membuat tertawa, Damien Chazelle mencoba menyelipkan sebuah sindiran kepada industri film itu sendiri, atau yang dikenal sebagai dark jokes.

Sisi lain yang Damien Chazelle sebenarnya coba ciptakan adalah ambience pada sebuah dark stories yang lebih dalam. Tak sekedar menciptakan gambaran gelap di penonton melalui bagian cerita yang mempertontonkan sisi kelam industri film hollywood.

Ada sesuatu yang diberikan lebih oleh Damien Chazelle sebagai sutradara dan penulis. Jika penonton mencoba melihat dan merasakan dari sisi lain filmnya dengan seksama.

Production company: Paramount Pictures, C2 Motion Picture Group, Marc Platt Productions, Wild Chickens Productions, Organism Pictures
Distributor: Paramount Pictures
Cast: Brad Pitt (Jack Conrad), Margot Robbie (Nellie LaRoy), Diego Calva (Manny Torres), Jean Smart (Elinor St. John), Jovan Adepo (Sidney Palmer), Li Jun Li (Lady Fay Zhu), P. J. Byrne (Max), Lukas Haas (George Munn), Olivia Hamilton (Ruth Adler), etc
Director: Damien Chazelle
Screenplay: Damien Chazelle
Producers: Marc Platt, Matthew Plouffe, Olivia Hamilton
Duration: 3 hours 9 minutes