ReviewCinema

Review: Abigail, Teror Vampir Penuh Kelucuan, Ketagangan dan Mengerikan

111
×

Review: Abigail, Teror Vampir Penuh Kelucuan, Ketagangan dan Mengerikan

Share this article

Abigail menjadi karya terbaru dari duo sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett yang menghadirkan kembali penceritaan gaya klasik dari vampir atau drakula.

LASAK.iD – Film yang menampilkan mahkluk mitologi dari abad ke-18 bernama vampir cukup sering berseliweran di layar bioskop. Beberapa judul di antaranya masih menjadi favorit penikmat film di seluruh dunia hingga sekarang. Bahkan versi fiksi yang terinspirasi dari vampir yaitu drakula pun turut populer.

Sebut saja, Twilight Saga yang hadir di tahun 2008 hingga 2012. Tampilkan sisi baru dari penceritaan tentang sosok mahkluk penghisap darah berhasil menarik perhatian dunia. Deretan aktor muda yang sedang digandrungi sajikan vampir yang lebih kekinian dan modern dari sisi look.

Begitu pun, secara produksi pada cerita yang menggabungkan drama juga sinematografi yang mengubah persepsi baru akan vampir atau drakula yang tidak melulu pucat pasif dengan jubahnya tetapi bisa terlihat friendly dan good looking. Untuk melihat vampir atau drakula yang lebih klasik, tergambarkan pada banyak judul film seperti Nosferatu (1922), Dracula (berbagai versi) hingga Van Helsing (2004).

Padukan gaya klasik dan modern

Film berjudul Abigail menjadi produksi teranyar yang menampilkan kembali mahkluk penghisap darah tersebut. Melihat berbagai sisi filmnya, tim produksi terutama penulis dan sutradara mencoba menggabungkan dua looks berbeda dalam satu produksi, yaitu modern dan klasik. Dalam hal ini, tampilan secara keseluruhan dari karakter maupun secara sinematografi.

Pada gambaran karakter terutama para vampir, dibandingkan mengikuti tampilan di beberapa tahun kebelakang untuk vampir, Stephen Shields dan Guy Busick lebih memilih tampilan klasik dari vampir terutama dari dimulainya film bertemakan vampir atau drakula, yaitu Nosferatu (1922).

Stephen Shields dan Guy Busick tidak mengidentikan dengan hanya 2 gigi taring sebagai khas, tetapi keseluruhan dari giginya. Yang kembali menggambarkan kebuasan vampir atau drakula yang selalu diidentikan dengan hewan kelelawar. Itulah yang membuat tampilan Abigail kembali ke gaya klasik. Melibatkan balet yang diperkuat dengan musik khasnya yang mengiringi cukup membawa sisi klasik filmnya.

Termasuk dengan suasana rumah yang penuh dengan ornamen mengerikan dari hewan yang diawetkan, begitu pun kesan rumah layaknya kastil yang memiliki berbagai ruangan misterius. Kesan yang selalu diberikan dari film terdahulu dari vampir atau drakula. Sisi modern pada warna film yang lebih memilih warna cerah pada kecenderungan putih, bukan lagi dengan kecenderungan nuansa gelap.

Bahkan bukan lagi gaya mati dengan terbakar perlahan atau seolah sari dari tubuhnya terkuras yang meninggalkan abu dan pakaian saja. Abigail justru membuat para vampir seperti bom waktu, saat mati tubuhnya akan meledak seketika itu juga. Saat jantungnya ditusuk oleh pasak atau terkena cahaya matahari.

Terkait yang satu ini, mungkin untuk penikmat film yang cepat merasa mual atau jijik melihat darah berhamburan diharapkan menyiapkan diri ketika ingin menonton film Abigail ini.

Sisipan komedi yang menghibur

Pada produksi di beberapa tahun belakangan, baik film maupun serial televisi, film yang bertemakan vampir atau drakula tetap pertahankan nuansa suram, meski berstatus sebagai produksi yang lebih modern. Ini berkaitan dengan ambience yang dibangun pada drama dan konflik yang selalu serius.

Stephen Shields dan Guy Busick mencoba mengubah paradigma tersebut dengan menyisipkan unsur komedi ke dalam naskah ceritanya. Sisipan sekaligus asupan yang cukup karena keduanya sebagai penulis tidak ingin menghilangkan esensi asli dari film bertemakan vampir atau drakula ini.

Komedi yang dihadirkan cukup memberikan kesan komedi absurd. Ini pun cukup membuat penonton tertawa kencang atau tersenyum dengan sedikit menggelengkan kepala, karena cukup terkejut bisa-bisanya menyisipkan komedi dimomen yang seharusnya serius. Meski hal itu terasa tepat, membantu meringankan ketegangan yang juga diberikan oleh penulis dan sutradara.

Bahkan datangnya tawa dari karakter yang tak terduga sejak awal, salah satunya Peter (Kevin Durant). Abigail, sang antagonis itu sendiri pun turut menghadirkan tawa walau dengan wajah yang penuh darah, amarah dan menyeramkan.

Karakter anak-anak sebagai antagonis

Tak sedikit film yang menjadikan karakter anak-anak sebagai karakter antagonis tetapi jarang ditemukan pada film bertemakan vampir atau drakula. Lagi dan lagi, penulis mengambil opsi berbeda untuk juga menciptakan sesuatu yang baru dari vampir atau drakula.

Untuk tidak membuatnya terlalu sadis 100 persen, sisi manis sebagai anak-anak tetap ada, yaitu dengan melibatkan balet di dalam ceritanya. Meski karakter Abigail di sini sebenarnya sudah berumur ratusan tahun.

Alisha Weir melakukannya dengan cukup baik dan dengan porsi yang juga cukup antara sisi antagonis yang sadis tetapi tetap memiliki sisi sebagai anak-anak.

Tempo yang sedikit terjeda

Alasan kenapa ada tempo yang terjeda karena beberapa adegan terutama ketika konfliknya mulai terbangun, tidak dilakukan pada tempo yang pas. Misalnya pada adegan ketika Joey dan yang lainnya menyadari bahwa musuh sebenarnya adalah Abigail mulai menyusun rencana untuk melumpuhkannya.

Saat adegan dilakukan ada bagian yang seharusnya dilakukan pada tempo normal justru dibuat lebih lambat (-1x). Entah sebuah kesengajaan untuk membuat adegannya lebih panjang atau ada hal lain yang menjadi pertimbangan.

Mengingat ada sisi absurd dari filmnya (terutama komedi) hal ini menjadi masuk akal. Sesuatu yang absurd digambarkan dengan perumpamaan adalah hal yang dilakukan secara bebas dari ide liar dari penulisnya.

Hal ini tidak mempengaruhi sepenuhnya dari film, karena cukup tertutupi dengan ketegangan sekaligus lucu yang dihadirkan di saat bersamaan.

 

Production company: Project X Entertainment, Vinson Films, Radio Silence Productions
Distributor: Universal Pictures
Cast: Melissa Barrera (Joey), Dan Stevens (Frank), Alisha Weir (Abigail), William Catlett (Rickles), Kathryn Newton (Sammy), Kevin Durand (Peter), Angus Cloud (Dean), Giancarlo Esposito (Lambert), Matthew Goode (Abigail’s Father), etc
Director: Matt Bettinelli-Olpin, Tyler Gillett
Screenwriter: Stephen Shields, Guy Busick
Producers: William Sherak, James Vanderbilt, Paul Neinstein, Tripp Vinson, Chad Villella
Duration: 1 hours 49 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
8171ehsaasnews.
2 days ago

I was recommended this website by my cousin I am not sure whether this post is written by him as nobody else know such detailed about my difficulty You are wonderful Thanks

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x