LASAK.iD – Universal Pictures membawa karya terbarunya ke bioskop Indonesia. Film spy action hollywood berjudul 355 ini menonjolkan pada woman power sebagai karakter utama dalam cerita. 355 terwujud berdasarkan ide cerita Jessica Chastain, produser juga salah satu pemeran filmnya.
Jessica Chastain ingin membuat film dengan vibes aksi mata-mata seperti pada Mission: Impossible dan James Bond. Namun membuat fokusnya dalam sudut pandang wanita tetapi juga terlihat sempurna seperti kebanyakan dilakukan karakter pria.
Untuk menciptakan vibes tersebut, Simon Kinberg ditunjuk sebagai sutradara sekaligus terlibat dalam proses penulisannya bersama Theresa Rebeck. Berdasarkan ide cerita Jessica Chastain, keduanya tidak hanya menghadirkan 1 wanita jagoan tetapi 5 sekaligus.
Salah satunya Jessica Chastain dan pemeran lain hadir nama besar, seperti Diane Kruger, Penélope Cruz, Lupita Nyong’o dan aktris asal Tiongkok, Fan Bingbing. Tak begitu saja bersama, kelimanya harus melalui lika-liku lalu bertemu dan akhirnya bekerja sama.
Seperti kebanyakan film tentang mata-mata, akan ada satu objek yang menjadi benang merah atau akar ceritanya. Di film 355 sendiri berhubungan dengan teknologi canggih yang bisa disebut pembunuh massal. Teknologi yang menjadi rebutan para penjahat dan negara di dunia.
Film 355 ternyata cukup kental membawa vibes Mission: Impossible dan James Bond seperti yang Jessica Chastain mau. Cukup terasa di banyak bagian filmnya. Contoh kecilnya pada bagian mereka menjadi ghost agent, mati tak dikenal, berhasil akan diakui kembali.
Istilah yang cukup kental hampir di setiap film dari aktor Tom Cruise yaitu Mission: Impossible. Begitu juga dengan beberapa bagian lain di filmnya. Ini seakan menjadi obsesi, sehingga yang timbul tidak ada pembaharuan berarti dari sisi penceritaan tentang spy. Dengan kata lain hanya melihat keseruan Agent Hunt atau Bond versi wanita.
Film ini menceritakan teknologi luar biasa yang bisa melumpuhkan dunia dari segala aspek kehidupan. Tetapi justru digambarkan hanya berukuran kecil. Begitu juga teknologi yang selalu digunakan karakter Khadijah Adiyeme (Lupita Nyong’o), yang selalu berukuran kecil atau hanya menggunakan telepon pintar.
Film 355 ingin menunjukan sesuatu yang berbeda atau justru menyindir film dengan tema serupa yang selalu menggunakan peralatan super mewah, canggih serta tidak ketinggalan full set komputer. Hmm, kira-kira apa ya tujuannya? Kalian bisa nilai sendiri setelah menonton fimlnya, mulai 12 Januari 2022.
Di sisi lain, Simon Kinberg dan Theresa Rebeck untuk karakter yang dibangun memiliki layer-nya tersendiri. Sehingga memberi ruang ke penonton untuk memahami masing-masing karakter juga jalan ceritanya. Tidak memberi kesan menumpuk diawal dan akhirnya cukup banyak kejutan untuk filmnya.
Salah satunya yang menarik dari kelima karakter, hadir dari Graciela Rivera yang diperankan Penélope Cruz. Jika menilik poster filmnya atau melihat bagaimana karakter lain berlakon seperti agen luar biasa. Berbeda dengan Penélope Cruz, yang hadir dengan kepolosan perannya sebagai seorang psikolog di agensinya.
Peran tanpa keahlian bertarung apalagi sebagai mata-mata, ternyata membawa suasana humor ditengah filmnya, yang lebih banyak adegan kejar-kejaran, baku hantam dan baku tembak. Satu-satunya karakter pembeda dan paling ditunggu akan melakukan kekonyolan apa lagi dari kepolosannya di adegan berikutnya.
Terkait dengan judulnya yaitu 355 merujuk pada penjelasan karakter Mace di part akhir filmnya. Ketika ia dan rekannya yang lain mendatangi kediaman Nick, mantan rekannya yang berkhianat. Di mana Mace bercerita tentang agen pertama wanita Washington yang memiliki 355 nama panggilan.
Cerita Filmnya
Bermula dari teknologi canggih yang bisa disebut pembunuh massal, yang tidak sengaja dicuri Luis Rojas (Édgar Ramírez), seorang agen DNI. Tanpa disadari betapa bahaya teknologi yang dicurinya, Luis justru mencoba menjualnya ke badan keamanan di banyak negara, seperti Amerika, Jerman, Inggris hingga Cina.
Akhirnya mengutus banyak agen khusus masing-masing untuk mengambil teknologi tersebut dari tangan Luis. Selain alasan melindungi dunia, teknologi tersebut mampu memperkuat badan keamanan negara mereka dan tentu menjadi terdepan.
Dimulainya persaingan agen antar negara, diawali dengan Mace (Jessica Chastain) Agen CIA dengan Marie Schmidt (Diane Kruger) agen BND ketika berada di negara Perancis. Namun keduanya gagal di misi pertamanya itu.
Keduanya kemudian meyakinkan atasan mereka untuk menuntaskan misi namun kali sebagai misi independent tanpa keterlibatan satuan. Mace yang kehilangan rekan kerjanya, Nick Fowler (Sebastian Stan) kemudian berkunjung ke Inggris untuk meminta bantuan ahli dalam program, Khadijah Adiyeme (Lupita Nyong’o) mantan agen MI6.
Sedangkan Marie seperti biasanya bergerak seoran diri. Untuk membantu Luis, satuannya DNI menghadirkan seorang psikolog bernama Graciela Rivera (Penélope Cruz). Saat akan membawa kembali Luis ke DNI, ternyata ada pengkhianat dan membuatnya terbunuh.
Luis yang berjaga-jaga sebelumnya sudah memasang pelacak ke tas tersebut dan terhubung dengan telepon genggamnya. Yang ternyata hanya bisa dibuka dengan sidik jari Graciela Rivera. Aksi kejar-kejaran dan baku tembak terjadi antara penjahat dengan Mace dan Marie.
Penjahat yang berhasil kabur dan membawa teknologi canggihnya ke Maroko. Marie menyadari Gracie yang memiliki kunci keberadaan teknologi tersebut menyamar menjadi polisi Perancis dan membawa Gracie pergi. Mace dan Dij yang juga menyadarinya segera mengejar dan menemukan keduanya di sebuah hotel.
Miliki tujuan sama dan Maroko awal mula kerjasama mereka keempatnya. Walau tak berhasil namun informasi penting didapatkan bahwa teknologi tersebut di lelang di Cina. Menumpang pesawat kargo mereka kemudian berangkat ke Cina.
Meski pelelangan elit dengan kemampuan Dij, keempatnya berhasil masuk sebagai tamu undangan. Setelah mengetahui teknologi tersebut disembunyikan, aksi pun dimulai. Kejutan lainnya hadir, Mace yang masih berduka karena menyangka Nick sudah meninggal ternyata muncul di pelelangan.
Lin Mi Sheng (Fan Bingbing) yang sebelumnya muncul di Perancis membunuh Marks ternyata juga ada di pelelangan. Mace, Marie, Dij dan Gracie yang tidak mengetahui kebenarannya masih belum menyadari dan tidak menghiraukan keberadaan Lin.
Lagi, baku tembak tak terhindarkan antara anak buah Nick dan Lin dengan Mace, Marie, Dij dan Gracie. Ketika Dij dan Marie tersudut anak buahnya, Lin justru membiarkan keduanya pergi. Kembali untuk mengejar Nick yang berhasil memenangkan lelang.
Tak lama polisi pun datang, tak ada waktu untuk melarikan diri dan kedua kalinya Lin menyelamatkan mereka. Kemudian membawa Mace, Marie, Dij dan Gracie ke lokasi rahasia miliknya. Di sana mereka baru tahu kalau Lin adalah agen MSS. Dan saling menyadari berada di pihak yang sama.
Ketika merasa aman karena teknologi yang asli ada pada mereka. Nick dan anak buahnya datang untuk mengambil teknologi tersebut sekaligus membawa Lin untuk menginskripnya. Mace, Marie, Dij dan Gracie yang berhasil melarikan diri menyusun rencana dengan menjebolkan bagian atas kamar hotel tempat Nick dan Lin berada.
Selanjutnya aksi tembak-tembakan antara 5 jagoan wanita dengan NIck dan anak buahnya pun tak terhindarkan. Bagaimana ending-nya kalina bisa saksikan aksi mereka di bioskop mulai 12 Januari 2022.
Production company: Universal Pictures, FilmNation Entertainment, Freckle Films, Genre Films, Perfect World Picture
Distributor: Universal Pictures
Cast: Jessica Chastain (Mason “Mace” Browne), Diane Kruger (Marie Schmidt), Penélope Cruz (Graciela Rivera), Lupita Nyong’o (Khadijah Adiyeme), Fan Bingbing (Lin Mi Sheng), Sebastian Stan (Nick Fowler), Édgar Ramírez (Luis Rojas), John Douglas Thompson (Larry Marks), Jason Flemyng (Elijah Clarke), etc
Director: Simon Kinberg
Screenplay: Simon Kinberg, Theresa Rebeck
Producers: Kelly Carmichael, Jessica Chastain, Richard Hewitt, Simon Kinberg, Zakaria Alaoui, Alexander O’Neal
Duration: 2 hours 4 minutes