Review

Kesederhaan Kaminah dan Kusdalini Jadikan Film You and I Lebih “Hidup”

50
×

Kesederhaan Kaminah dan Kusdalini Jadikan Film You and I Lebih “Hidup”

Share this article

LASAK.iD – Pandemi lalu membuat industri perfilman tanah air kembali mengalami mati suri. Masa itu memang belum sepenuhnya pulih namun hawa segar untuk kembali normal seperti sebelumnya mulai terlihat. Rumah produksi mulai kembali membuat karya terbaiknya. Walau tren sedikit berubah dari film panjang untuk bioskop menjadi produksi series dengan sejumlah episode.

Tak sedikit kualitas dari segi cerita hingga sinematografi yang diusung layaknya pada produksi film layar lebar. Penayangannya pun memanfaatkan berbagai platform digital atau OTT yang sejak pandemi menjadi alternatif tontonan untuk sebagian besar masyarakat.

Tren produksi series masih berlangsung hingga paruh pertama di 2021 ini. Langkah berbeda justru dilakukan film makers dari KawanKawan Media. Dimana rumah produksi ini membuat produksi berupa film dokumenter berjudul You and I.

Dokumenter ini bercerita tentang cinta dan kesetiaan dari persahabatan dua wanita luar biasa, Kaminah dan Kusdalini. Keduanya bertemu pertama kali saat menjadi tahanan politik di tahun 1965. Setelah bebas Kaminah dan Kusdalini memutuskan untuk bersama. Selama hampir setengah abad lamanya keduanya habiskan waktu dalam kesederhanaan dan saling mengisi satu sama lain.

Sebagai penikmat film, tim Lasak.id dibuat terharu dan meneteskan air mata tentang bagaimana kesetiaan seseorang terhadap orang lain yang sebenarnya bukanlah dari keluarga sendiri, melainkan orang lain yang kebetulan bertemu karena memiliki nasib yang sama berpuluh-puluh tahun lalu.

Dokumenter ini pun membuktikan tidak perlu tambahan adegan atau cerita yang dibuat ulang untuk membawa rasa yang ingin ditunjukan oleh sutradara kepada penonton. Hanya dengan menunjukan kesederhanaan dari Kaminah dan Kusdalini di keseharian mereka pun lebih dari cukup. Bagaimana keduanya saling mengisi satu sama lain bahkan hingga akhir hayat keduanya.

Terlihat di momen Kaminah yang dengan sabar merawat Kusdalini yang sejak lama mengalami masalah dengan kesehatannya. Bahkan ketika kesehatan Mbah Kus (panggilan orang sekitar kepada keduanya) menurun dan harus di rawat di rumah sakit, dengan setia dan sabar Mbah Kam menemani dan merawat. Mbah Kam mencoba tegar namun sesekali mengusap air matanya sambil memandangi Mbah Kus yang tertidur.

Momen yang juga membuat penonton dan tentu tim Lasak.id meneteskan air mata ketika Mbah Kam kehilangan sahabat sekaligus keluarganya, Mbah Kus yang lebih dahulu dipanggil oleh Tuhan. Tanpa berlinang air mata, namun suka mendalam terlihat dari raut wajah Mbah Kam yang harus menjalani hidup sendiri setelah ditinggal oleh Mbah Kus.

Ini menjadi keberuntungan untuk KawanKawan Media, tak hanya bisa mengabadikan kesederhanaan Mbah Kam dan Mbah Kus dalam produksi film dokumenter tetapi secara personal. Walau sebenarnya bumbu pembeda bisa ditambahkan dalam film You and I. Salah satunya dengan menyelipkan kisah lebih mendetail terkait sejarah (nasional) maupun sejarah tentang keduanya. Tak sebatas pada penjelasan berupa tulisan. Walau diungkapkan sebelumnya oleh tim produksi yang tak ingin menekankan pada hal tersebut tetapi kehidupan dari kedua tokoh utamanya.

Fakta menarik lainnya dari produksi film You and I adalah pengerjaannya yang memakan waktu hingga 4 tahun, mulai pada 2016 dan tayang di 2020. Mungkin untuk kebanyakan penonton akan berpikir 4 tahun menjadi waktu yang lama untuk sebuah produksi film. Nyatanya kerja keras tak membohongi hasil, film You and I mampu memboyong penghargaan.

Tak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri, antara lain Asian Perspective Award dari 12th DMZ International Documentary Film Festival. Serta terpilih mendapat Official Selection di Asian Vision dari Singapore International Film Festival 2020. Di dalam negeri film You and I juga memenangkan Film Dokumenter Panjang Terbaik dari Festival Film Indonesia 2020.

Mungkin lebih penting lagi, apresiasi yang diberikan penonton yang membuat film You and I kembali tayang di platform bernama Bioskop Online sejak 9 April 2021. Apresiasi dan tanggapan positif penonton menjadi angin segar dan rasa percaya diri untuk film makers kembali memproduksi film dokumenter.