Review

Generasi 90an: Melankolia, Film Drama Keluarga Tentang Rasa Kehilangan Dan Merelakan

66
×

Generasi 90an: Melankolia, Film Drama Keluarga Tentang Rasa Kehilangan Dan Merelakan

Share this article

LASAK.iD – Akhirnya akan ada film tanah air yang berani untuk step up manayangkan filmnya di bioskop. Setelah mengalami mati suri hampir sepanjang tahun karena pandemi covid-19. Keberanian ini hadir dari film produksi Visinema Pictures. Film berjudul Generasi 90an: Melankolia sebenarnya sudah cukup dikenal di antara penikmat film tanah air. Awalnya film yang di sutradarai Irfan Ramli ini akan tayang pada April 2020 dan harus tertunda hingga akhir tahun 2020.

Melihat dari 2 trailer yang telah di rilis cukup memberikan kesan deep sadness yang membuat penasaran untuk keseluruhan ceritanya. Generasi 90an: Melankolia merupakan film drama keluarga yang bercerita tentang rasa kehilangan dan merelakan.

Sinopsis

 

Diceritakan sebuah keluarga yang setiap harinya di penuhi dengan kebahagian dan tawa. Kedekatan yang erat terlihat di antara orang tua dengan kedua anaknya. Terlebih antara kakak-beradik, Indah dan Abby, dimana keduanya saling ketergantungan. Begitu juga dengan sosok Sephia, sahabat dari Indah yang telah lama bersama keluarga tersebut.

Sayangnya kebahagian mereka berangsur memudar ketika Indah mencoba mewujudkan mimpinya. Indah mendapatkan kesempatan kerja bersama NGO untuk membantu mengatasi kelaparan namun harus bertugas di luar negeri. Sebelumnya Indah harus melakukan wawancara kerjanya di Singapura. Diantara mereka, hanya Abby yang paling tidak setuju dan meminta untuk kakaknya tetap di Indonesia.

Disinilah kesedihan dimulai, Indah semula hanya meninggalkan keluarga dan sahabat selama 2 hari untuk pergi ke Singapura. Justru tak kunjung kembali karena pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan dan jatuh di laut lepas. Indah yang menjadi sumber kebahagiaan untuk keluarga dan sahabatnya tentu membuat lubang besar dalam hati masing-masing mereka.

Abby sebagai remaja yang belum bisa mengendalikan emosi menempatkan dirinya pada titik terburuk. Apalagi ikatan emosional yang kuat, karena Abby menjadikan sosok kakaknya, Indah sebagai panutan dan tempat bersandarnya selama ini. Begitu juga yang dirasakan oleh sahabatnya, Sephia karena rasa bersalah yang seolah mengkhianati persahabatan keduanya karena sosok Bayu.

Oke, kita kulik filmnya…..

Film Generasi 90an: Melankolia merupakan pengembangan dari buku berjudul Generasi 90an karya Marchella FP. Jika melihat dari judulnya akan banyak yang mengira film ini akan membawa penontonnya ke era 90an. Sayangnya hal itu tidak terjadi, Ipang sebagai penulis membuat semua yang ada di film lebih related dengan keadaan saat ini.

Hal-hal yang menunjukkan era 90an tetap dimunculkan seperti barang-barang yang identik pada masa itu.  Dapat dilihat pada bagian awal dari film Generasi 90an: Melankolia. Begitu juga dengan lagu yang menjadi soundtrack film Generasi 90an: Melankolia, seperti Sheila on 7 (Sephia), Dewa 19 (Cintakan Membawamu Kembali) dan Padi (Begitu Indah). Sebenarnya hal tersebut bisa di manfaatkan untuk menjadikan filmnya lebih menarik.

Berkaitan dengan lagu ikonik 90an yang menjadi soundtrack filmnya merupakan representasi untuk masing-masing karakter Abby, Sephia dan Indah. Sekaligus sebagai dasar pengembangan konflik setiap karakter yang di bangun sepanjang film.

 

Generasi 90an: Melankolia menjadi drama keluarga yang menampilkan deep sadness yang sebelumnya coba diciptakan melalui trailer. Hal ini tersampaikan juga ke dalam filmnya. Bahkan ditampilkan hampir 3/4 dari filmnya yang kemudian membawa penonton pada titik itu. Ditambah dengan pilihan tone colour yang semakin memperkuat perasaan itu di penonton.

Namun, tetap ada persepsi dan ekspektasi berbeda dari sekedar melihat trailer dengan menonton filmnya. Dari sudut pandang tim Lasak.id, filmnya seakan menjadi anti klimaks dari trailer-nya. Upaya menghadirkan efek kejutan melalui plot twist inilah yang seolah menjadi pisau bermata dua. Tak lantas film ini gagal, hanya saja sense gregetnya jadi kurang dirasa dan kurang tersampaikan.

Konflik yang dibangun para karakter sebenarnya jelas dan sampai ke penonton. Hanya saja menjadi menggantung dan mengambang dalam penyelesaiannya. Dilihat di beberapa scene, salah satunya scene saat Ayah dan Ibu yang tetap kukuh untuk mengajukan gugatan kepada maskapai bersama keluarga lainnya. Proses dan akhir penyelesaiannya tidak dijelaskan secara jelas. Begitu juga dengan alasan Sephia menghilang dari kehidupan Abby dan keluarganya, serta scene lainnya.

Hingga memberikan kesan konflik yang diciptakan bisa berdiri sendiri dalam filmnya tanpa harus salah satu karakter dalam hal ini Abby menjadi bagian yang membawa benang merahnya. Ini yang kemudian memunculkan sebuah tanda tanya.

Well, ini mungkin strategi Ipang sebagai penulis dan sutradara yang menjadi bagian dari konsep dalam menciptakan plot twist-nya. Untuk mengajak penonton tak hanya mengikuti arus filmnya namun ikut berpikir akan seperti apa ending filmnya. Tentu sebuah film harus memberi kesan penasaran juga ke penonton. Atau hal lainnya terkait keterbatasan durasi yang memaksa Ipang membuang beberapa bagian dari scene tersebut.

Terlepas semua itu, Generasi 90an: Melankolia merupakan film drama keluarga yang ingin menyampaikan bagaimana keadaan keluarga dan sahabat yang ditinggalkan orang terdekatnya karena kecelakaan pesawat. Terlebih tanpa bisa melihat jasad orang tersebut. Generasi 90an: Melankolia bisa menjadi pilihan tontonan dengan menampilkan sesuatu yang berbeda untuk film ber-genre drama keluarga.

Lanjut kita kulik para cast-nya…..

Di sisi lain Ipang sebagai penulis dan sutradara, cukup apik dan memiliki caranya tersendiri untuk menyampaikan pesan filmnya. Film pertama Ipang sebagai sutradara patut di apresiasi, Generasi 90an: Melankolia tidak menjadikan dialog sebagai kekuatan, tepatnya film ini sangat minim dialog. Ipang ingin memaksimalkan para cast-nya dalam memainkan perannya, dengan menekankan akting mereka melalui ekspresi dan body language. Itulah yang menjadi kekuatan dan point plus dari film Generasi 90an: Melankolia. Keberanian Ipang untuk keluar dari zona nyaman dalam sebuah film ber-genre drama.

Di sisi para cast, Ipang pun mampu memaksimalkan akting sekaligus membuat 3 karakter central yang dimainkan oleh Ari Irham sebagai Abby, Taskya Namya sebagai Sephia dan Aghniny Haque sebagai Indah keluar dari zona nyaman mereka sebagai seorang aktor. Salah satunya dapat dilihat dari Ari Irham (Abby) dan Taskya Namya (Sephia) yang mampu melakukan adegan lebih “berani”, tak sekedar sebuah ciuman. Tentu tanpa mengenyampingkan aktor lainnya, seperti Gunawan (Ayah) dan Marcella Zalianty (Ibu) yang jauh lebih senior dari mereka. Tak ketinggalan juga Wafda (Bayu) dan Jennifer Coppen (Kirana).

Ipang sempat mengatakan bahwa setiap karakter mewakili lagu yang sekaligus bagian dari soundtrack film Generasi 90an: Melankolia. Hal tersebut benar adanya, penggambaran konflik yang dialami setiap karakter sesuai dengan lagunya.

Apresiasi juga patut diberikan kepada Angga Dwimas Sasongko dan Visinema Pictures yang mengambil langkah berani untuk tetap menayangkan film Generasi 90an: Melankolia di layar bioskop. Dibandingkan harus menayangkannya secara online di berbagai layanan menonton film yang ada.

Generasi 90an: Melankolia yang akan tayang pada 24 Desember 2020 sebagai film pertama atau pembuka bahwa bioskop dan perfilman tanah air masih berjalan.