Review

Escape Room Bawa Penonton Seolah Sedang Bermain Game

189
×

Escape Room Bawa Penonton Seolah Sedang Bermain Game

Share this article

LASAK.iD – Sony Pictures kembali dengan film terbarunya di awal tahun 2019, Escape Room. Mengusung genre horor-thriller psikologi, sudah dipastikan meninggalkan kesan tegang bagi penonton. Film ini mengadaptasi permainan meloloskan diri yang ada di kehidupan nyata. Seperti sensasi pada wahana dari Pandora Experience yang merupakan projek branding film Escape Room bersama dengan Sony Pictures.

Escape Room (dok. istimewa)
Escape Room (dok. istimewa)

Pengalaman itu coba diaplikasikan oleh sang sutradara, Adam Robitel dan penulis Bragi F. Schut ke dalam sebuah film. Escape Room sebenarnya bukan cerita baru dalam perfilman Hollywood, film dengan konsep yang sama sudah berkembang sejak 2010 lalu. Kali ini di tahun 2019, Columbia Pictures dan Original Film membuatnya dengan sentuhan kekinian. Escape Room di Amerika sendiri sudah tayang sejak 4 Januari 2019 lalu. Di Indonesia, Escape room akan tayang pada 11 Januari 2019 mendatang.

Escape Room diawali dengan 6 orang dengan latar belakang berbeda ikut bermain dalam sebuah permainan mematikan. Misteri escape room dirancang oleh organisasi permainan bernama Minos sudah terasa sejak awal. Undangan yang masing-masing karakter dapatkan bukan berupa secarik kertas, melainkan sebuah kotak hitam unik yang penuh teka-teki untuk membukanya. Tanpa rasa curiga terlebih hadiah yang menggiurkan mencapai 10.000 us dollar membuat mereka semakin tertarik.

Enam orang yang terpilih ternyata memiliki kisah yang berbeda namun dengan alasan yang sama sebagai seorang survivor. Dimulai dari Zoey (Taylor Russell) mahasiswa bidang sciene dengan pengetahuan diatas rata-rata ternyata pernah mengalami kecelakaan pesawat saat ingin berlibur ke Vietnam bersama Ibunya.

Ada juga Ben (Logan Miller) sebelum dirinya menjadi pegawai toko sempat mengalami kecelakaan mobil, Amanda (Deborah Ann Woll) mantan tentara yang mengalami trauma pada tubuh dan kulitnya setelah menerima serangan ledakan IED saat ditugaskan di Timur Tengah serta Jason (Jay Ellis) yang kini berhasil menjadi eksekutif keuangan sebuah perusahaan setelah sempat mengalami trauma terombang-ambing di laut lepas.

Tidak ketinggalan 2 karakter lainnya, Mike (Tyler Labine) seorang penambang batu bara yang beralih menjadi supir truk setelah terjadi kecelakaan di penambangan batu bara tempatnya bekerja dan Danny (Nik Dodani) anak muda yang tergila-gila dengan dunia cyber dan permainan escape room, pasca rumahnya mengalami kebakaran.

Keenam karakter dikisahkan menjadi satu-satunya orang yang selamat dari peristiwa yang dialami. Riwayat survive tersebut yang epiknya menjadi ide untuk film ini dalam membuat ruangan meloloskan diri dengan teka-teki tersembunyi yang saling berhubungan.

Escape Room (dok. istimewa)
Escape Room (dok. istimewa)

Dalam filmnya sendiri semua permainan dirancang oleh Mr. WooTan Yu yang diperankan oleh aktor veteran, Yorick van Wageningen yang sempat muncul menjelang film berakhir. Di dunia nyatanya, perancang asli dari set ruangan adalah Edward Thomas dan Max Poolman. Keduanya melakukan hal luar biasa dalam pengaplikasian sebuah skenario menjadi set ruangan. Yang mungkin menjadi ekspektasi tak terduga dari para penonton. Jika berbicara film Hollywood segala hal memang terlihat sangat total.

Memang penggambarannya tidak dengan kejadian asli para karakter alami, namun tim perancang set membuatnya dari sudut pandang yang berbeda, seperti ruang tunggu (waiting room) di awal film yang ternyata menjadi oven raksasa dan terbakar. Hal ini menggambarkan cerita dari sisi karakter Danny.

Begitu pula dengan ruangan selanjutnya yang mewakili setiap karakter, seperti ruangan kabin (cozy cabin) yang teka-tekinya gambaran kejadian kecelakaan karakter Ben, ruangan dingin (ice room) bersalju untuk karakter Jason, dilanjutkan dengan mini bar (billiard room) yang dibuat terbalik seperti kecelakaan pesawat untuk karakter Zoey, ruang perawatan (hospital room) yang dibuat sama dengan ruangan saat mereka dibawa ke rumah sakit setelah kecelakaan dan berlanjut dengan ruangan yang futuristik hitam putih (tile room) dan berakhir dengan ruang baca atau perpustakaan kecil (library room).

Inilah mengapa Escape Room 2019 jauh lebih berbeda dari film sejenis sebelum-sebelumnya. Hal ini seolah menggambarkan paket lengkap dari triangle (sutradara, penulis dan set design). Ketiganya benar-benar membuat siapa saja yang menonton seolah terbawa ke dalam film. Penonton dibuat tidak sekedar menikmati namun ikut larut mencari jawaban dari teka-teki setiap ruangan. Seakan penontonlah yang sedang memegang sebuah konsol game ditangannya.

Dilihat dari situs Rotten Tomatoes, penilaian untuk film Escape Room rata-rata hanya mendapatkan sekitar 50 persen saja dengan rata-rata peringkat 5. film besutan produser Neal H. Moritz dan Ori Marmur tersebut memang bisa membawa penonton untuk terbawa ke dalam film dan merasakan ketegangannya. Ternyata hal tersebut masih belum cukup untuk memuaskan banyak pengamat film. Ulasan dari aggregator Rotten Tomatoes hanya sekitar 53 persen, berdasarkan pada 85 ulasan dengan rata-rata peringkat 5.1/10. “Escape Room gagal membuka banyak potensi di premisnya, tetapi yang tersisa masih tegang dan cukup menegangkan untuk menawarkan pengalihan lewat bagi penggemar yang tegang”.

Begitu pula dengan Metacritic, film ini memiliki bobot skor rata-rata 50 dari 100, berdasarkan 20 ulasan yang menunjukan pada skala rata-rata. Sedangkan survei audience yang dilakukan CinemaScore memberi nilai rata-rata film “B” pada skala A + ke F.  Beberapa penilain lainnya seperti Caillou Pettis dari Starburst Magazine memberikan pada angka 5/10, yang menyatakan, “Hampir setiap teka-teki utama secara jujur cukup mendebarkan, tetapi karakter itu sendiri yang merupakan masalah terbesar Escape Room”. Situs web critical consensus menulis, “Escape Room gagal membuka banyak potensi di premisnya, tetapi yang tersisa masih tegang dan cukup menegangkan untuk menawarkan pengalihan lewat bagi penggemar yang tegang”. Tidak ketinggalan Chris Evangelista memberikan angka film pada 6/10, dan mengatakan “Escape Room terlalu menyenangkan untuk diabaikan sama sekali”.

Meski penilaian rata-rata di 50 persen, dengan konsep cerita yang lebih “ramah” dan minimnya adegan berdarah, membuat film Escape Room bisa dinikmati mulai umur 13+. Sedangkan akhir cerita yang di luar ekspektasi dan dibuat seolah menggantung, mengindikasikan film ini akan berkelanjutan dengan akan adanya Escape Room 2 bahkan mungkin 3, mungkin saja.

(Sarah)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x