Film

Susuk: Kutukan Kecantikan Siap Berikan Tontonan Berbeda

62
×

Susuk: Kutukan Kecantikan Siap Berikan Tontonan Berbeda

Share this article

LASAK.iDMitos, urban legend dan mistis menjadi hal yang tidak akan pernah lepas dari masyarakat Indonesia. Ketertarikan akan hal tersebut masih cukup tinggi bahkan hingga hari ini. Saking seringnya dibahas, tak jarang sebuah cerita menjadi viral di publik tanah air.

Kehebohan yang kemudian dimanfaatkan segelintir pihak seperti rumah produksi untuk mengadaptasinya menjadi sebuah produksi audio visual yaitu film. Tak sedikit yang meraih sukses dan meraup untung dari sisi pendapatan.

Hal serupa yang coba dilakukan oleh rumah produksi GoodWork dengan menghadirkan sebuah cerita berjudul Susuk: Kutukan Kecantikan. Judulnya saja sudah merujuk pada film dengan genre horror yang cerita filmnya ditulis Husein M. Atmodjo.

Susuk bukan lagi fenomena dan rahasia umum masyarakat Indonesia, setiap daerah pada prakteknya memiliki cara dan ceritanya tersendiri. Untuk filmnya, Monji sapaan akrabnya mengangkat fenomena susuk pada masyarakat yang ada di Wonosobo tepatnya Dieng.

Monji melakukan sebagai landasan dasar namun secara keseluruhan, Susuk: Kutukan Kecantikan menggabungkan budaya yang berasal dari daerah lainnya di Indonesia.

Dari segi culture memang jawa, persisnya Jawa Tengah dan Jawa Timur pun sama cuma efeknya dan segala macamnya yang agak berbeda-beda penanganannya. Saya berbekal dari cerita daerah asal saya Wonosobo tepatnya Dieng. Kemudian kita combine dengan beberapa budaya langsung“, ungkap Monji

Proses riset yang dilakukan tim produksi pun membutuhkan waktu yang panjang. Dengan mendatangi langsung pengguna susuk dan tidak lagi menggunakan. Termasuk dua sisi yang bertentangan, yaitu dukun sebagai pihak yang memasang dan Ustadz yang melakukan sebaliknya.

Susuk ini idenya memang berangkat dari sang penulis, Monji di pertengahan tahun lalu. Di mana story tentang susuk sebenarnya dekat dengan kehidupan kita dan kita menyimpan banyak misteri dari susuk ini, sehingga kita banyak melakukan riset, ketemu sama pengguna, mantan pengguna, sama Pak Ustadz, sama Ibu/Bapak dukun untuk kita bisa eksplor ceritanya seperti apa“, jelas Ridla An-Nuur S. selaku produser.

Riset yang membuat penulis dan sutradara mencoba memberikan sesuatu yang berbeda. Pada cerita sebenarnya masih merujuk dengan cerita yang beredar di masyarakat. Untuk itu, film Susuk: Kutukan Kecantikan melakukannya dari sisi latar pada karakter dan bagian tertentu dari sinematografi.

Terlihat dalam trailer yang telah dirilis, jika pada umumnya seorang dukun selalu tampil misterius dengan ikat kepala khasnya, pakaian serba hitam, ruang praktek yang gelap dan properti pendukung seperti dupa, menyan bunga hingga keris.

Dukun dalam film Susuk: Kutukan Kecantikan ditunjukkan melalui karakter Prasetyo yang diperankan Muhammad Khan. Prasetyo justru digambarkan dengan tampilan orang biasa bahkan jauh dari kesan seram dari biasanya terlihat.

Lainnya, pada keseluruhan latar yang lebih menampilkan waktu saat ini agar juga relate dengan penonton. Dibandingkan dengan tampilan yang identik dengan suatu budaya. Gambaran ini diperjelas oleh karakter utamanya Laras yang diperankan Hana Malasan yang mengambil sisi kehidupan seorang pekerja seks komersial (PSK).

Susuk: Kutukan Kecantikan akan tayang pada 31 Agustus 2023 mendatang. Untuk awal, Susuk: Kutukan Kecantikan merilis official resmi poster dan trailer filmnya.