LASAK.iD – Pada era 1980-an, ada produksi serial berjudul Losmen yang meraih kesuksesan besar. Serial tv yang di tulis dan di sutradarai pasangan Tatiek Maliyati dan Wahyu Sihombing mengisahkan problematika kehidupan di losmen milik Bu Broto yang berlatar belakang di Yogyakarta. Losmen di bintangi sederet nama besar seperti, Mieke Widjaja, Mang Udel, Sutopo H.S., Mathias Muchus, Ida Leman, Eeng Saptahadi dan Dewi Yull.
Raihan sukses serialnya membawa Tatiek Maliyati untuk memproduksi ke layar lebar di tahun 1987. Kali ini problema yang di angkat lebih berfokus pada sosok Mbak Pur yang diperankan oleh Ida Leman yang di paksa orang tuanya untuk segera menikah.
Cerita Losmen yang telah berusia tua meninggalkan rasa historical dan nostalgia tersendiri bagi penggemar hingga kini. Rasa yang menggelitik sederet nama film makers masa kini untuk membuatnya kembali dalam versi modern. Kali ini Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment membuat versi remake dari serial dan filmnya di era 1980-an berjudul Losmen Bu Broto.
Persiapan yang di lakukan selama satu tahun, di tambah enam bulan proses diskusi dengan pihak Tatiek Maliyati, Losmen Bu Broto akan bersiap memulai proses shooting-nya pada akhir tahun 2020. Film yang kental dengan budaya Jawa ini kembali memilih Kota Yogyakarta sebagai latar belakang cerita. Losmen Bu Broto tetap pertahankan unsur kuat dari produksi sebelumnya, namun sebagai versi modern akan lebih relevan dengan keadaan saat ini.
“Yang pasti kondisi saat ini pasti sangat berbeda dengan tahun 1980-an, setiap zaman dan generasi mempunyai tantangan dan perspektifnya masih-masing. Jadi Losmen Bu Broto versi sekarang ini akan disesuaikan dengan kondisi saat ini, tetapi dengan tetap menjaga energi dan juga nyawa yang sama dengan Serial Losmen yang dahulu. Jadi selain visualnya yang pasti akan sangat berbeda, karakter yang tetap kita coba pertahankan tapi mempunyai perspektif yang berbeda mengikuti zamannya”, jelas Ifa Isfansyah, sutradara Losmen Bu Broto.
Kali ini di bawah arahan Ifa Infansyah dan Eddie Cahyono sebagai sutradara, tongkat estafet untuk dua sosok central, yaitu Bu Broto dan Pak Broto di percayakan pada Maudy Koesnaedi dan Mathias Muchus. Chemistry yang di bangun keduanya di anggap pantas untuk memerankan tokoh central dari filmnya. Selain dari Mathias Muchus yang sangat mengenal baik kedua karakter tersebut. Begitu juga dengan cerita pada era 1980-an yang di bangun dengan luar biasa oleh Tatiek Maliyati dan Wahyu Sihombing.
“Mathias muchus adalah orang yang paling kenal dengan karakter Pak Broto dan Bu Broto, Jadi sudah menjadi keharusan untuk melibatkan Mathias Muchus dalam pembuatan film ini. Selain itu, kita pastinya membutuhkan aktor- aktris yang terbaik sekaligus berpengalaman untuk menghidupkan lagi karakter-karakter legendaris ini. Sementara, karakter losmen lainnya akan diperankan oleh aktor dan aktris muda yg sedang naik daun“, ujar Robert Ronny.
Untuk Mathias Muchus mendapatkan tantangan lebih besar lagi sebagai seorang aktor. Apalagi karakter yang dimainkan cukup melekat di penonton. Namun sebagai aktor dirinya hal tersebut sebuah kewajaran mendapatkan tantangan berbeda di setiap film. Dirinya tetap bersyukur di percaya untuk kembali terlibat dan tentunya tak lagi memerankan Tarjo yang sebelumnya di perankannya.
“Dulu saya berperan sebagai Tarjo, anak dari Pak Broto. Sekarang justru saya berperan sebagai Pak Broto, karena memang sesuai dengan umurnya. Mungkin ada semacam tantangan yang lebih besar untuk saya sebagai aktor”, ungkap sang aktor.
“Dan saya fine-fine saja, saya bersyukur bahwa saya tidak mengulang memerankan karakter Tarjo, dan dikasih tantangan untuk memainkan Pak Broto yang dulu notabene adalah ayah saya”, tambah Mathias Muchus.
Maudy Koesnaedi yang memerankan Bu Broto sempat ungkapkan hal serupa. Rasa khawatirnya tertutupi dengan sosok Mathias Muchus sebagai lawan mainnya, yang membantu dalam mendeskripsikan karakter Bu Broto.
“Setiap peran selalu ada tantangannya sendiri. Memerankan tokoh legendaris yang hidup di mata penggemar jadi menjadi semangat saya untuk memberikan yang terbaik. Alhamdulillah dokumentasi karakter Bu Broto cukup banyak dan ada Mas Muchus yang membantu mendeskripsikan karakter Bu Broto. Sutradara dan produser juga sudah memberikan arahan melalui diskusi untuk menemukan karakter Bu Broto dalam film Losmen Bu Broto“, jelas Maudy Koesnaedi.
Andi Boediman mengungkapkan film Losmen Bu Broto ini di dedikasikan untuk wanita di Indonesia. Sosok fighter yang digambarkan bukan lagi sebagai tulang rusuk tetapi sebagai tulang punggung keluarga. Film yang rencananya akan tayang pada 2021 ini akan membawa unsur keluarga yang sangat kental, yang bisa di tonton di semua tingakatan umur.