LASAK.iD – Di masa lalu, nasihat “banyak anak, banyak rezeki” kerap kali kita dengar dari orang tua dan kakek nenek kita. Namun, seiring berjalannya waktu, pandangan ini mulai bergeser. Kehidupan modern serta berbagai pertimbangan yang membuat keputusan untuk memiliki anak menjadi lebih kompleks.
Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan baik-baik oleh pasangan suami istri, tak jarang membuat sebagian orang akhirnya memilih childfree alias memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Dari banyak daftar pertimbangan, berikut yang seringkali menjadi highlight-nya:
- Stabilitas Finansial
Salah satu pertimbangan utama adalah kondisi keuangan. Membesarkan anak memerlukan biaya yang tidak sedikit, mulai dari kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian, hingga pendidikan dan kesehatan. Pasangan harus memastikan mereka memiliki pendapatan yang cukup dan stabil sebelum memutuskan untuk memiliki anak. - Kesiapan Emosional dan Mental
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar yang memerlukan kesiapan emosional dan mental. Pasangan harus merasa siap untuk menghadapi tantangan dan tanggung jawab yang datang dengan membesarkan anak, termasuk menghadapi stres dan kurang tidur. - Kondisi Kesehatan
Kondisi kesehatan kedua pasangan juga menjadi faktor penting. Pasangan perlu memastikan mereka dalam kondisi sehat untuk mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan dan memastikan anak lahir dengan sehat. Selain itu, mereka juga perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya penyakit genetik yang bisa diturunkan. - Dukungan Sosial
Dukungan dari keluarga besar dan lingkungan sekitar sangat membantu dalam proses membesarkan anak. Pasangan harus mempertimbangkan apakah mereka memiliki jaringan dukungan yang kuat yang bisa membantu, terutama dalam situasi darurat atau saat membutuhkan bantuan tambahan. - Rencana Karir dan Kehidupan Pribadi
Pasangan juga perlu mendiskusikan bagaimana kehadiran anak akan mempengaruhi rencana karir dan kehidupan pribadi mereka. Banyak pasangan yang memilih untuk menunda memiliki anak agar bisa mencapai stabilitas karir terlebih dahulu, atau bahkan memutuskan untuk tidak memiliki anak (childfree) demi fokus pada pencapaian pribadi dan profesional mereka.
Basri dan Salma: Antara Kehidupan Pernikahan dan Tuntutan Sosial
Hal-hal yang telah dibahas di atas, nampaknya sejalan dengan cerita dalam film Basri & Salma in a Never-ending Comedy karya Khozy Rizal, yang menyentuh isu-isu domestik dan tekanan sosial terhadap pasangan untuk memiliki anak.
Dalam film Basri & Salma in a Never-ending Comedy, kita diajak untuk melihat kehidupan sehari-hari Basri dan Salma, pasangan yang sudah menikah selama lima tahun namun belum memiliki anak.
Mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan menghibur dan mengasuh anak orang lain melalui usaha odong-odong yang mereka miliki.
Namun, di balik tawa dan keceriaan mereka, ada tekanan dari keluarga dan masyarakat yang mengharapkan mereka segera memiliki keturunan. Film ini mengangkat isu yang sangat relevan dengan banyak pasangan di Indonesia.
Bagaimana tekanan sosial untuk memiliki anak dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan hubungan suami istri. Bagi yang tertarik untuk melihat bagaimana Basri dan Salma menghadapi tekanan sosial ini, film ini kini bisa ditonton di Bioskop Online.
Tayang perdana di Festival Film Cannes 2023, Basri & Salma in a Never-ending Comedy kini tersedia dengan harga tiket yang terjangkau, hanya Rp20.000 di Bioskop Online.
Tiket dapat dibeli melalui website resmi Bioskop Online di www.bioskoponline.com atau dengan mengunduh aplikasi Bioskop Online yang tersedia di App Store dan Google Play Store.
Melalui film ini, kita diajak untuk merenungkan kembali berbagai pertimbangan dan tekanan yang dihadapi oleh pasangan dalam memutuskan untuk memiliki anak, serta menghargai pilihan hidup setiap individu.