Film

Bangun Chemistry di One Night Stand, Jourdy dan Putri Habiskan Waktu Bersama

97
×

Bangun Chemistry di One Night Stand, Jourdy dan Putri Habiskan Waktu Bersama

Share this article

LASAK.iD – Film “One Night Stand” yang disutradarai oleh Adrianto Dewo akan tayang perdana pada Jumat (26/11/2021) di platform bioskop online. Film ini menggambarkan sebuah pertemuan singkat dengan makna yang dalam.

Kisah One Night Stand sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari di sekitar kita dimana pertemuan dan perpisahan bergilir terjadi. Realisme inilah yang menginspirasi sutradara dan penulis skenario Adrianto Dewo untuk menciptakan karya ini.

Adrianto Dewo mencoba membangun kekuatan dari film ini dari para cast-nya yang bermain dengan jujur dari hati. Ia pun men-direct Putri Marino (Lea) dan Jourdy Pranata (Baskara) sebagai pemeran utama. Dan beberapa pemain lainnya, yaitu Agnes Naomi (Ayu) dan Elang El Gibran (Dimas).

Diakui Jourdy dalam press conference film One Night Stand pada Rabu (24/11/2021), dirinya tidak mengalami kesulitan saat membangun chemistry dengan Putri. Padahal baik Putri dan Jourdy tidak saling mengenal sebelumnya. Keterbukaan untuk saling bertukar cerita menjadi kunci untuk keduanya membangun chemistry.

Untuk menciptakan chemistry sama Putri  Marino ga merasa kesulitan ya, Kita belom pernah ketemu dan Cuma tau nama aja. Tapi surprisingly, ketika ketemu sama Putri. Mungkin karna kita berdua open, kaya yuk kita jalanin ini dari hati,” ungkap Jourdy Pranta.

Hal yang dilakukan keduanya dengan menghabiskan waktu bersama sebelum proses syuting, dengan mengelilingi Kota Jogja. Inilah alasan seperti ditegaskan Jourdy, karakter Ara dan Lea memiliki chemistry yang kuat.

Ada satu kegiatan di Jogja sebelum kita syuting setelah kita fitting segala macem, gue sama Putri itu keliling Jogja naik motor. Ga ada tujuan apa apasih. Kita makan dan keliling. Dan disitulah secara tidak langsung kita banyak ngobrol tentang hidupnya Jourdy dan hidupnya Putri. Saling tukar pikiran kira kira arah Lea ini mau dibawa kemana. Dan disitu sih building chemistrynya,” tambah Jourdy.

Film ini mengambil setting di Yogyakarta dengan 10 hari proses syuting. Menurut Perlita Desiani selaku produser, persiapan awal dimulai pada Juli 2021. Namun harus terhenti karena PPKM. Sedangkan Adrianto sutradara filmnya mengatakan Yogyakarta sebenarnya bukanlah tujuan pertama mereka.

Pertama kita nge-build ceritanya di Tokyo, tapi 2 tahun lalu, sempat milih Lombok juga. Cuma akhirnya kita memutuskan di Jogja, karena Jogja selalu istimewa buat kita. Jogja memang banyak di eksplor juga untuk lokasi. Secara tone dan warna juga cocok dengan ceritanya,” ucap Adrianto Dewo.