LASAK.iD – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media kembali menggelar Kompetisi Produksi Film Pendek dengan nama Layar Indonesiana.
Kompetisi yang sebelumnya bernama Kompro (Kompetisi Produksi) tersebut, memasuki gelarannya yang ke-3 di tahun 2023. Meski berganti nama Layar Indonesiana, kompetisi tidak banyak perubahan.
Sistem kurasi yang dilakukan masih sama, adapun proses penyaringan proposal nantinya akan dikurasi menjadi 25 proposal terpilih yang nantinya akan mengikuti Short Course bersama New York Film Academy.
Hasil dari short course dan tahap pitching ini akan tersaring menjadi 10 proposal yang akan diberikan fasilitasi dan diberikan pendampingan. Sebelum masuk pada proses produksi, produser proposal film yang terpilih akan mengikuti Workshop Perfilman dengan didampingi oleh mentor terbaik.
Proses seleksi kompetisi ini melibatkan kurator dari sineas profesional di antaranya sutradara Ifa Isfansyah, penulis naskah, Rahabi Mandra, produser dan pegiat festival film, Rina Damayanti dan produser Yulia Evina Bara.
Ifa Isfansyah selaku kurator mengatakan bahwa kompetisi tahun ini akan membawa perubahan terutama output yang didapatkan peserta terpilih nantinya. Skema kompetisi tidak lagi berfokus sampai produksi namun juga pendistribusian.
“Pencapaian teman-teman dari pemutaran di luar dan respon penonton justru membuat kami berpikir untuk fokuskan lagi arahnya bukan hanya produksinya tetapi juga distribusi. Jika sebelumnya distribusi itu semuanya dikembalikan ke produser untuk sistem distribusi mau kemana. Tahun ini skema kompetisi sampai distribusi“, ungkap Ifa.
Layar Indonesiana bahkan sudah mengantongi daftar film festival, baik di dalam maupun luar negeri, yang nantinya akan dibantu untuk pendanaan untuk submission.
“Pada saat development kita sudah fokuskan bahwa nanti ada beberapa list film festival yang akan dibantu juga pendanaannya untuk submit“, tambah Ifa.
Hasil dari dua penyelenggaraan sebelumnya membuktikan bahwa sineas Indonesia punya potensi untuk menjadi besar di industri film. Ifa bahkan percaya di beberapa tahun ke depan akan bertemu kembali dengan mereka melalui karya film layar lebar.
“Tunggu 5 sampai 7 tahun lagi nama-nama itu akan ketemu saya lagi di premiere film pertama mereka“, tegas Ifa.
Keyakinan Ifa Isfansyah bukan tanpa alasan, selain festival film pendek seperti Layar Indonesiana bisa menjadi pijakan pertama untuk sutradara maupun penulis pemula. Film festival juga wadah untuk memoles potensi besar yang dimiliki para sineas pemula di daerah.
“Kami berharap, Layar Indonesiana ini dapat menjadi jalan pembuka bagi sineas berbakat untuk muncul ke permukaan dan menjadi awal dari lahirnya karya hebat ke depan“, ujar Ifa.
Pendaftaran proposal Kompetisi Produksi Film Pendek Layar Indonesiana. dibuka mulai 6 Maret 2023 dan berakhir pada 1 Mei 2023, yang bisa dilakukan di https://ringkas.kemdikbud.go.id/LayarIndonesiana2023.
Hasil produksi film Layar Indonesiana ini nantinya akan diputar perdana dalam ajang Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2023 yang akan digelar pada 25 November hingga 2 Desember 2023. Hal ini sebagai upaya mendorong distribusi film pendek ke berbagai festival film nasional maupun internasional.
Selain kompetisi, peringatan Hari Film Nasional 2023 juga akan dimeriahkan dengan Media Gathering & Screening yang dilanjutkan dengan Roadshow Perfilman di 3 kota, yaitu Palu, Samarinda, dan Jambi. Selanjutnya akan ada Webinar NGOBRAS (Ngobrol Santai) yang membahas topik menarik seputar produksi film pendek yang akan dilaksanakan secara daring agar terjangkau oleh semua sineas dan komunitas film di seluruh Indonesia.