LASAK.iD – Deolipa Yumara dikenal luas masyarakat sebagai seorang pengacara. Menjalaninya selama puluhan tahun sampai mendapat julukan sebagai Pengacara Sableng. Alasannya tentu karena keberanian dan lugasnya Deolipa Yumara dalam mengungkapkan sesuatu.
Selain sebagai pengacara, Deolipa Yumara sejak 2018 silam memutuskan terjun ke industri musik tanah air. Tak sekedar hobi semata namun hal tersebut ditunjukannya sebagai sebuah keseriusan. Terbukti dengan dibentuknya sebuah grup band pada tahun yang sama di 2018 bernama Deolipa Project.
“Saya bermain musik dari 3 SD dimulai dari gitar butut senilai 10 ribu rupiah sampai akhirnya bisa memainkan semua alat musik. Saya juga pernah jadi kepala sekolah di sekolah musik bersama Ridho Slank“, ungkap Deolipa Yumara.
Terdiri dari 6 orang personil, di antaranya Deolipa Yumara (vokal), Irul (lead gitar), Eta (gitar 2), Denovan (drum), Ilham (keyboard dan synthesizer) dan Arya Seryadi (bass dan arranger). Keenamnya termasuk Deolipa sebenarnya orang yang telah lama berkecimpung di dunia musik. Walau label sebagai pendatang baru masih melekat pada Deolipa Project.
Bahkan Deolipa Yumara sekaligus pentolan band tersebut memiliki materi sebanyak 500 lagu. Hal yang juga diiyakan oleh personil lainnya, Arya Seryadi.
“Saya kenal dengan Bang Deolipa sudah 20 tahun. Saya sebagai arranger sampai disodori 500 lagu yang dibuat Bang Deolipa“, ungkap Arya Seryadi.
Deolipa Project bahkan baru-baru ini menggelar mini concert bertajuk Nyanyian Penyatu Negeri yang digelar di Birawa Assembly Hall, Bidakara Hotel, Jakarta, Senin (22/08). Mini concert ini sebenarnya sudah dipersiapkan sejak lama. Pandemi yang melanda Indonesia mengharuskan Deolipa Project menundanya.
Baru di Agustus 2022 konser tersebut terlaksana, sekaligus berbarengan dengan kasus yang sedang ramai di tanah air berkaitan dengan klien yang sempat ditangani Deolipa Yumara sebagai pengacara. Momen yang dirasa pas oleh Deolipa Yumara karena lagu yang diusung oleh band Deolipa Project tentang menyuarakan terkait isu-isu sosial, ekonomi hingga politik di Indonesia.
“Rencana saya mengadakan konser itu sudah lama karena tertunda karena covid-19 jadi saya tunggu momen. Juni rencanakan dengan tim untuk digelar di Agustus. Dilalanya ada kasus yang sedang ramai seperti disuruh cepat aja“, ujar Deolipa Yumara.