LASAK.iD – Film dengan genre superhero dan horor masih mendominasi tahun ini. Bahkan hingga memasuki semester kedua tahun 2019, masih banyak film dengan genre tersebut yang segera akan di rilis. Genre diluar keduanya, hanya beberapa yang bisa masuk dalam peta persaingan jumlah penonton di tanah air. Salah satunya yang berhasil, datang dari film drama animasi ataupun animasi petualangan.
Bicara soal genre horor itu sendiri, kebanyakan penikmat film selalu mengkaitkannya dengan hal yang berhubungan dengan supranatural ataupun hantu. Padahal sama dengan genre lainnya, horor pun memiliki sub-genre yang cukup banyak dan bervariasi. Ada yang dikaitkan dengan science (science fiction horror) hingga alam (natural horror).
Crawl sebuah film produksi Ghost House Pictures dan Renaissance Pictures bersama dengan Paramount Pictures yang mengambil sub-genre dari horor, yaitu disaster horror atau natural horror. Film ini dibintangi oleh aktris cantik Kaya Scodelario sebagai Haley Keller dan Barry Pepper sebagai Dave Keller.
Dasar cerita dari Crawl pada dua orang yang terjebak dalam situasi tidak terduga. Haley dan Dave Keller harus bertahan hidup dari terjangan badai. Tidak hanya itu saja, keduanya juga harus menghindari dari serangan buaya rawa besar yang sangat buas.
Bermula karena ke khawatiran kakak dari Haley dengan ayah mereka yang tidak bisa dihubungi saat badai terjadi. Sedangkan situasi saat itu badai wendy di bagian wilayah Amerika Tenggara, tepatnya di kota Florida masuk dalam kategori 5.
Badai tersebut tidak hanya menghancurkan segalanya namun membawa masalah lainnya. Salah satu sungai yang kebetulan berdekatan dengan kediaman keluarga Keller menjadi wilayah terlarang karena banyak buaya yang hidup di sungai tersebut.
Secara kebetulan ayah mereka memang sedang berada di rumah tersebut yang membuat Haley harus menjemput dan menyelamatkan diri ke lokasi aman. Saat menemukan ayahnya di ruang bawah tanah dalam keadaan tergeletak tak sadarkan diri dengan luka seperti sebuah gigitan, dengan cepat Haley mencoba membawanya keluar untuk segera diberikan perawatan.
Sayangnya belum sampai pintu keluar, seekor buaya muara berukuran besar mencoba kembali dengan menyerang keduanya. Bagaikan mangsa yang terpojok, Haley dan ayahnya terjebak dalam situasi tidak menguntungkan. Buaya yang mengintai keduanya sebagai mangsa ternyata tidak hanya satu, melainkan 2 ekor.
Keduanya harus segera keluar dari situasi tidak menyenangkan itu, posisi mereka yang berada di ruang bawah bisa tenggelam karena air terus masuk dari celah-celah lubang udara. Ditambah mereka berada satu ruangan dengan 2 ekor buaya ganas yang sepertinya sedang kelaparan.
Meski dengan luka yang parah, keduanya berhasil keluar, ketika dipikir sudah terbebas Haley dan ayahnya dihadapkan dengan puluhan buaya lainnya yang terlepas karena keadaan meluapnya sungai akibat badai yang tidak kunjung henti.
Diperparah dengan jebolnya tanggul bendungan yang membanjiri sebagian wilayah. Membuat ruang keduanya untuk berlindung pun semakin sempit. Membuat buaya lainnya juga ikut berkeliaran bebas dan membuat mereka semakin terpojok.
Perjuangan semakin berat dengan tingginya volume air dan luka gigitan hampir di sekujur tubuh mereka. Dave pun sampai kehilangan sebagian tangannya karena gigitan buaya. Keduanya berhasil mencapai atap rumah yang menjadi tempat teraman dari banjir maupun buaya.
Film Yang Memaju Adrenaline
Film ini cukup mengingatkan dengan sederet film tentang buaya yang sudah dimulai sejak tahun 80-an. Semakin majunya teknologi yang digunakan untuk produksi sebuah film yang membutuhkan efek khusus, Crawl menawarkan tontonan yang menarik.
Tidak sekedar pada buayanya saja yang terlihat begitu nyata. Badai, lokasi yang porak-poranda karena angin dan hujan serta banjir besar karena tanggul yang jebol sungguh menarik mata untuk menontonnya.
Ditambah lagi dengan adegan buaya menyerang dan menggigit kedua karakter utamanya dan meninggalkan luka yang mengerikan, membuat detak jantung berdegup dengan cepat. Bahkan sepanjang film, penonton hanya diberikan nafas lega di intoduce film tersebut. Sisanya hingga akhir film penonton benar-benar dibuat senam jantung.
Tim produksi berhasil menempatkan momen menegangkan sepanjang film yang cukup tidak bisa tertebak oleh penonton. Cukup berbeda dari kebanyakan film serupa yang melibatkan hewan. Hanya beberapa yang cukup berhasil dan salah satunya untuk film Crawl.
Karakter Yang Berhasil
Lompatan dari setiap scenenya cukup masuk akal dan bisa dikatakan sayang untuk dilewatkan walau cukup menegangkan.Peran kedua karakter menjadi satu di antara faktor lainnya, seperti cerita dan sinematografi yang dihadirkan.
Kaya Scodelario dan Barry Pepper berhasil menghadirkan chemistry yang kuat. Meski sepanjang hampir 87 menit penonton hanya melihat keduanya secara terus menerus namun cukup menyampaikan maksud dari cerita yang di tulis Michael dan Shawn Rasmussen serta diarahkan sutradara Alexandre Aja.
Hanya beberapa karakter muncul sebagai pemanis dalam filmnya tersebut. Kembali tidak mengganggu karakter utama untuk menjadi fokus. Membahas chemistry keduanya memang tidak usah diragukan memang memiliki kualitas akting yang luar biasa, keduanya pernah bermain dalam sebuah projek film yang sama sebelumnya.
Hadirkan Cerita Dari Sudut Berbeda
Jika melihat dari film serupa dari tahun 80-an, kebanyakan selalu menghadirkan adegan orang yang tewas dalam serangan buaya. Dengan banyak karakter atau pemeran yang dihadirkan. Terlebih untuk para cameo. Bahkan buayanya pun biasanya hanya 1 atau 2 ekor saja.
Crawl mencoba menceritakan dari sudut pandang yang beda. Untuk Amerika memang ada beberapa wilayah yang cukup berbahaya karena hewan buasnya. Satu diantaranya adalah buaya. Ditambah pula dengan kondisi alam terkait badai yang cukup sering dialami oleh negara-negara di Amerika.
Kemungkinan akan terjadi di kehidupan nyata sepertinya coba digambarkan oleh Michael dan Shawn Rasmussen sebagai penulis ke dalam film Crawl. Walau sepanjang film ada beberapa hal yang dibuat hiperbola dan tidak masuk akal, masih cukup wajar untuk menarik perhatian penonton karena ini sebuah hiburan dalam bentuk film.
Meski terkesan simple dengan karakter yang sedikit dan alur cerita di satu tempat namun Crawl bukan juga sebuah film sederhana.
Gambaran Buaya Sebagai Hewan Buas Bukan Mutasi
Hewan yang menjadi peranan utama sebagai pembunuh sadis dalam sebuah film produksi hollywood banyak diantaranya merupakan mutasi dari keberhasilan atau kegagalan dari sebuah penilitian dan uji coba para ilmuan.
Crawl tidak menghadirkan hal tersebut, tim produksi tetap menghadirkan buaya sebagai hewan buas dari alam liar, dengan naluri membunuh yang cukup tinggi tanpa melihat mangsa yang sudah menjadi targetnya sekalipun itu adalah manusia. Porsinya cukup dan masih bisa diterima.
Production company: Ghost House Pictures, Renaissance Pictures
Distributor: Paramount Pictures
Cast: Kaya Scodelario, Barry Pepper, Morfydd Clark, Ross Anderson
Director: Alexandre Aja
Screenwriter: Michael Rasmussen, Shawn Rasmussen
Producers: Craig J. Flores, Sam Raimi, Alexandre Aja
Executive producers: Justin Bursch, Gregory Levasseur, Lauren Selig
Duration: 87 minutes
(Sarah)
Related posts
Gunung Bromo, Kenali Lebih Dalam Daya Tarik Wisata Ini
Gunung Bromo – Rutinitas tak jarang membuat kita lupa bahwa Indonesia itu indah, termasuk Bromo dengan kemegahan panoramanya. Keindahan Bromo mempunyai…
Taman Sungai Mudal, Ekowisata di Barat Kota Yogyakarta
LASAK.ID – Di tengah pandemi yang kita semua alami saat ini, sedikit ulasan menarik yang memberi kesegaran menemani waktu taat…
Pesona Kendari, dari Kuliner Hingga Situs Sejarah
SEWAKTU PIKNIK – Berkunjung ke Kendari beberapa waktu lalu, Wayan Sukanta, seorang sahabat berbaik hati menjadi tour guide. Meski berdarah Bali,…
Menjelajah Sejarah Di Pecinan Jakarta
SEWAKTU PIKNIK – Jakarta selalu menjadi tempat yang manarik untuk di jelajahi. Meski telah menjelma kota metropolitan, Jakarta tetap menyisakan sejarah…