LASAK.iD – Siapa yang tidak tahu dengan band rock legendaris asal Inggris, Queen. Band yang mengawali manggung mereka dari cafe di satu tempat ke tempat lain ini ternyata bisa memiliki nama besar bahkan masih diingat hingga zaman milenial sekarang ini.
Tak hanya nama yang selalu mudah diingat, hampir seluruh lagu mereka menjadi legenda. Tak sedikit pula musisi di dunia maupun di tanah air sering kali menyanyikan karya Queen di banyak kesempatan. Bahkan menjadikan lagu mereka sebagai inspirasi dalam menciptakan karya terbaru.
Seolah ingin mengobati kerinduan akan band rock yang terbentuk di tahun 1970 tersebut. Rumah produksi 20th Century Fox bersama dengan New Regency, GK Films dan Queen Films memproduksi film tentang Queen dengan mengambil latar perjuangan mereka hingga pada titik Freddie Mercury meninggal.
Judul yang dipilih pun diambil dari salah satu lagu Queen yang diketahui memiliki durasi paling lama yaitu 6 menit, Bohemian Rhapsody. Bohemian Rhapsody ini merupakan film biografi kesekian dari Century Fox, namun antusias penggemar Queen yang membuat film tersebut seakan menjadi yang paling ditunggu di tahun 2018.
Jika berbicara mengenai sebuah film berdasarkan biografi sebenarnya sama halnya jika film tersebut diangkat dari sebuah novel. Apalagi tokoh atau cerita dari novel tersebut memiliki penggemar yang banyak hingga keseluruh dunia. Ekspektasi mereka sebagai seorang penonton pastinya tinggi, paling tidak mendekati imajinasi mereka tentang tokoh yang mereka tahu sejarahnya ataupun cerita yang dibaca.
Terkait keseluruhan ceritanya sendiri, film karya sutradara Bryan Singer hanya mendapatkan penilaian tertinggi di 55 persen saja. Banyak yang menganggap film ini terlalu berfokus pada sosok sang vokalisnya saja, Freddie Mercury. Dari durasi 134 menit film tersebut, memang sangat menggambarkan bagaimana seorang Freddy yang sangat bertalenta dalam bermusik, konyol, arogan, penyimpangan seksualnya sebagai seorang gay dan cinta yang tak habis bagi Mary.
Sedikit disayangkan memang, cerita kejayaan Queen itu sendiri hanya sebuah potongan-potongan adegan saja. Bahkan karya atau lagu dari band tersebut terbilang sangat sedikit untuk menjadi bagian terpenting dalam film. Hanya pada bagian akhir film ini saja merasakan benar-benar menonton sebuah band bernama Queen.
Saat Queen di tahun 1985 mengambil bagian dari dalam konser amal untuk Afrika. Saat itu keempatnya kembali manggung bersama setelah drama panjang yang dialami oleh Freddy baik kehidupan sosial maupun kehidupan pribadinya.
Saat itu pertunjukan selama kurang lebih 20 menit dari keempatnya mampu menghipnotis 72.000 penonton yang menyaksikan langsung di stadion Wembley. Bahkan ada sekitar 1.9 Miliar orang dari 150 negara di seluruh dunia menyaksikan konser tersebut dari siaran langsung di televisi. Live Aid yang diselenggarakan di dua tempat dan dua negara sekaligus yaitu Inggris juga Amerika tercatat dalam sejarah sebagai acara yang disiarkan secara langsung dengan penonton terbanyak.
Meski mendapatkan kritik pedas dari kritikus dan survey film, nyatanya film ini sudah mendapatkan respon positif di seluruh dunia. Sambutan luar biasa ini terlihat sejak perilisan trailer mereka di bulan Mei lalu. Dalam waktu satu jam saja sudah lebih dari 5 juta penonton yang melihatnya di channel youtube resmi dari 20th Century Fox.
Bahkan para penggemar Queen dari seluruh dunia menunggu film yang dibintangi oleh Rami Malek sebagai Freddie Mercury, Lucy Boynton sebagai Mary Austin, Gwilym Lee sebagai Brian May, Ben Hardy sebagai Roger Taylor, Joseph Mazzello sebagai John Deacon, Aidan Gillen sebagai John Reid, Tom Hollander sebagai Jim Beach, Allen Leech sebagai Paul Prenter serta Mike Myers sebagai Ray Foster.
Dalam beberapa adegan yang terdapat dalam film benar-benar dibuat semirip mungkin dengan kejadian aslinya. Salah satunya saat Queen tampil dalam konser Live Aid, segala hal bahkan sekecil apapun dibuat mendetail. Hal ini tak lepas dari arahan langsung Brian May and Roger Taylor personil Queen yang masih tersisa yang berperan sebagai konsultan dalam tim produksi selama proses shooting.
Jika ingin bercerita sedikit tentang film tersebut dimulai dengan pertemuan pertama Freddie dengan kedua personil pertama yaitu Brian dan Roger di sebuah cafe di Inggris. Saat itu Freddie ternyata memang sudah sering mengikuti band keduanya manggung hingga afal dengan lagu mereka. Saat itu band tersebut belum bernama Queen.
Freddie mendapat kesempatan menjadi vokalis utama setelah yang sebelumnya Tim mengundurkan diri. Sejak masuknya Freddie masuk ke dalam bagian band, mulai mengubah pola pikir dan arah musik mereka. Freddie sejak awal memang sudah suka menulis lagu berani mengambil langkah berani untuk menyewa studio rekaman.
Langkah berani tersebut akhirnya membuahkan hasil. Mereka mulai di lirik oleh pencari bakat. Salah satunya yang menangani penyanyi sekelas Elton John, yaitu John Reid. Sejak melakukan rekaman sesungguhnya dengan lagu yang mereka ciptakan sendiri dan rilislah album pertama mereka, keberuntungan mulai menghampiri.
Salah satu yang penting adalah lagu mereka masuk dalam chart musik di Amerika. Sejak itu pula kepopuleran mulai mereka dapatkan dengan nama Queen. Tur di Amerika sebagai gebrakan awal mereka menembus musik dunia. Bahkan label besar seperti EMI berani mengontrak Queen dengan mengontraknya dan merilis album ke-4 yang sangat terkenal, yaitu A Night At The Opera dengan lagunya yang paling sukses Bohemian Rhapsody.
Tahun demi tahun mereka menjadi salah satu band rock yang diperhitungkan. Apalagi Queen saat itu memiliki warna musiknya sendiri. Layaknya seorang selebritis, Freddie mulai berada pada jalur berbeda dengan teman-temannya yang lain di Queen.
Merasa menjadi orang terpenting dalam band, Freddie mulai menjalani kehidupan dengan kecanduan alkohol dan obat. Sampai pada titik dirinya merasa menyukai sesama jenis. Hampir setiap hari Freddie berada di lingkungan yang membuat kelainan seksualnya semakin membuatnya berubah.
Saat berada di puncak karirnya sebagai anggota band Queen, dengan berani Freddie mengakui kepada Mary yang merupakan kekasihnya, bahwa dirinya adalah seorang biseksual. Saat itu Mary tidak terlalu terkejut karena sejak lama merasa ada yang berbeda dengan Freddie terlebih hasratnya kepada wanita.
Berpisah dengan Mary membuatnya terpukul namun dengan rayuan dari Paul, manager pribadi Freddie yang ternyata juga seorang gay membuat dirinya melupakan hal tersebut sejenak. Namun dengan semakin dirinya dekat dengan Paul, Freddie mulai melupakan jati dirinya sebagai bagian dari Queen.
Gaya berpakaian serta rambutnya semakin menggambarkan dirinya yang seorang gay. Bahkan orang disekitarnya mengatakan Freddie terlalu mirip dengan manager pribadinya, Paul. Ditengah beberapa masalah yang datang, arogansi Freddy semakin terlihat.
Dengan berani dan tanpa pembicaraan bersama anggota Queen lainnya, Freddie memecat orang yang sejauh ini membantu membesarkan nama Queen, John Reid. Salah satu faktornya Paul yang terlihat mengadu domba dan mencoba menjauhkan Freddie dari orang-orang terdekatnya.
Tak lama Freddie diketahui bergabung dengan CBS Record berkat rayuan Paul sebagai penyanyi solo dengan nilai kontrak yang fantastis 4 juta US Dollar. Padahal sebelumnya Freddie memecat John Reid dengan alasan hal itu bisa memecah Queen. Hubungannya dengan anggota Queen, keluarga dan Mary berantakan.
Sejak itu pula kehidupan Freddie mulai tidak karuan, karyanya sebagai penyanyi solo tidak berjalan mulus. Di sisi lain dirinya merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Saat itu juga dia menyadari penyakit apa yang dideritanya. Dirinya mulai menyadari betapa pentingnya sahabat, keluarga juga Mary di kehidupannya.
Suatu malam Mary mendatangi Freddie dikediamannya yang berada di Jerman karena bermimpi buruk. Freddie senang dengan kedatangan Mary, dirinya merasa mendapatkan semangatnya kembali. Namun saat itu diketahui Mary telah memiliki kekasih dan sedang mengandung. Sempat kecewa mendengar hal tersebut namun “tamparan keras” didapatkan Freddie dari kata-kata yang disampaikan Mary. Bahwa seharusnya Freddie pulang ke “rumah” yang sesungguhnya.
Hal itu juga yang menyadarkan Freddie dan memecat Paul. Dirinya mulai memeriksakan keadaan dan mendapati kabar bahwa dirinya mengidap virus AIDS. Saat itu juga dirinya mengetahui bahwa Queen mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam konser amal untuk Afrika, Live Aid di tahun 1985.
Dirinya kembali menjadi Freddie yang dulu dan memberanikan diri untuk menemui anggota lainnya untuk kembali bersama menjadi Queen dan menerima untuk tampil dalam Live Aid. Anggota lainnya merasa Freddie memang bagian dari Queen dan memaafkan untuk kembali bergabung.
Selama persiapan untuk konser Live Aid di stadion Wembley, Inggris, Freddie semakin merasa tidak sehat. Dirinya sudah tidak sebugar dulu, bahkan capaian nadanya tidak setinggi dulu. Tanpa harus ada yang ditutupi dan mengharapkan rasa iba juga kasihan dari keluarganya di Queen, Freddie mengatakan bahwa dirinya mendapatkan virus yang sedang ditakutkan pada masa itu yaitu AIDS.
Sedih mendengar hal tersebut, Brian, Roger dan Deacon sampai meneteskan air mata. Saat tiba mereka di hari konser. Sudah mempersiapkan sejak jauh hari, penampilan 20 menit Queen yang disaksikan lebih dari 72.000 penonton di Wembley meninggalkan kesan mendalam. Salah satunya lagu berjudul Bohemian Rhapsody yang menjadi lagu awal Queen dalam konser Live Aid. Lagu yang seolah mengisyaratkan bahwa waktunya sudah tidak lama lagi dan mengucapkan perpisahan melalui lagu tersebut.
Freddie Mercury diketahui meninggal dunia di usianya yang ke-45 karena AIDS yang dideritanya. Jenazahnya dikeramasi sesuai dengan keyakinan Zoroaster yang memang diyakini oleh keluarga sejak dulu. Film yang ditulis oleh Anthony McCarten dan Peter Morgan tersebut sudah tayang lebih dulu di Inggris pada 24 Oktober lalu, sedangkan di Amerika sendiri baru akan tayang pada 2 November mendatang. Sedangkan di Indonesia untuk fans Queen dan pecinta film baru bisa menyaksikan film Bohemian Rhapsody tanggal 31 Oktober 2018.
Related posts
Gunung Bromo, Kenali Lebih Dalam Daya Tarik Wisata Ini
Gunung Bromo – Rutinitas tak jarang membuat kita lupa bahwa Indonesia itu indah, termasuk Bromo dengan kemegahan panoramanya. Keindahan Bromo mempunyai…
Taman Sungai Mudal, Ekowisata di Barat Kota Yogyakarta
LASAK.ID – Di tengah pandemi yang kita semua alami saat ini, sedikit ulasan menarik yang memberi kesegaran menemani waktu taat…
Pesona Kendari, dari Kuliner Hingga Situs Sejarah
SEWAKTU PIKNIK – Berkunjung ke Kendari beberapa waktu lalu, Wayan Sukanta, seorang sahabat berbaik hati menjadi tour guide. Meski berdarah Bali,…
Menjelajah Sejarah Di Pecinan Jakarta
SEWAKTU PIKNIK – Jakarta selalu menjadi tempat yang manarik untuk di jelajahi. Meski telah menjelma kota metropolitan, Jakarta tetap menyisakan sejarah…