Art/Gallery

artina.Sarinah Angkat Tema wastu/loka/kala Untuk Edisi Pertama

98
×

artina.Sarinah Angkat Tema wastu/loka/kala Untuk Edisi Pertama

Share this article

LASAK.iD – Hadir dengan wajah baru, Sarinah Jakarta kembali kepada track-nya sebagai pusat dari community dalam memberikan ruang untuk produk asli Indonesia, terutama pada produk seni setiap daerah-daerah di tanah air. Bentuk komitmen yang ditunjukkan dengan rutinnya kegiatan yang merujuk pada seni Indonesia terselenggara di Sarinah hampir setahun belakangan.

Selain mengembalikan Sarinah sebagai satu di antara landmark Kota Jakarta. Wajah Sarinah yang sekarang menjelma menjadi sebuah tempat sosialisasi, aktivasi dan sarana berjejaring antara para pelaku dalam ekosistem dan seni melalui skema penthahelix (dunia bisnis, media, pendidikan, pemerintah dan komunitas). Sebuah transformasi yang mengubah Sarinah dari ‘The Window of Indonesia‘ menjadi ‘Panggung Karya Indonesia‘.

Sarinah bertransformasi yang dulu disebut ‘The Window of Indonesia’, sekarang disebut ‘Panggung Karya Indonesia’. Ditunjang dengan konsep yang menjawab panggung karya Indonesia. Positioning dari Sarinah menjadi community mall sebagai iconic exhibitions dengan berbagai aspek salah satunya kegiatan seni, produk khas Indonesia yang melalui proses kurasi“, ungkap Rakesh Kumar Ashok Adwani, Direktur Perdagangan.

Salah satunya dengan menggelar festival seni rupa kontemporer bertajuk artina.Sarinah, yang mengangkat berbagai praktik dan karya-karya seni sebagai refleksi khazanah nilai budaya Nusantara di penghujung 2022 ini.

artina.Sarinah #1 akan berlangsung mulai 17 Desember 2022 hingga 19 Februari 2023 yang mengambil lokasi di Gedung Sarinah Thamrin lantai 6. Tema festival kali ini adalah wastu/loka/kala yang memproyeksikan adanya sebuah ranah kreativitas yang menembus kekakuan batas batas ‘wujud’ (wastu), ‘ruang’ (loka) dan ‘waktu’ (kala).

Karya-karya yang ditampilkan dalam wastu/loka/kala berupa khazanah tradisi (kesenian, pengetahuan, teknologi, kearifan sosial) yang benar-benar ‘hidup‘ dan ‘bertahan‘ dari waktu ke waktu dengan caranya sendiri, meski didera ancaman globalisasi yang mustahil terbendung.

Sederet seniman kenamaan seperti Asha Darra, Mella Jaarsma dan Joko Avianto (karya seni gigantic dari bambu) yang karyanya akan mewarnai gelaran artina.Sarinah. Untuk seniman lainnya yang turut bergabung, ada nama Alfiah Rahdini, Bibiana Lee, Citra Sasmita, Dicky Takndare, Dwi Oblo, Dwi Sasono, Eddy Susanto, Eko Prawoto, Galam Zulkifli, Hansen Thiam Sun, Made Agus Darmika (Solar), Melati Suryodarmo, Meta Anjelita, Nano Warsono & Jogja Disability Arts, Popok Tri Wahyudi, Putu Sutawijaya, Radi Arwinda, Rubi Roesli, Ruth Marbun, Sasya Tranggono, Sigit Pamungkas & Gregorius Supie Yolodi, Sri Astari, Teguh Ostenrik & Yayasan Terumbu Rupa, Titarubi dan Yani Mariani Sastranegara.

Pameran seni rupa kontemporer artina.Sarinah menjadi pintu mimpi yang terwujud bagi para seniman. Sejak lama para seniman ingin sekali memberikan popularitas kepada banyaknya seni budaya Indonesia yang memiliki akar yang kuat.

Event ini sudah lama saya impikan karena tujuannya menunjukkan betapa akar seni budaya kita sangat kuat tapi belum ada fame yang kemudian ditunjukkan dari seni rupa kontemporer. Sehingga kita memiliki sebuah pameran yang punya karakter, bahwa inilah Indonesia, inilah Nusantara“, ungkap Heri Pemad, Direktur Artistik artina..

Heri Pemad menegaskan artina.Sarinah akan menjadi pameran yang berkesinambungan. Ini dibuktikan bersama para seniman lainnya tengah mempersiapkan artina.Sarinah #2 yang rencananya akan digelar Maret 2023 mendatang.

artina. akan menjadi event yang kemudian berkesinambungan, tidak hanya sekali. Kita sudah langsung umumkan sampai jumpa di artina.Sarinah #2 bulan Maret”, tegasnya.

Tentu dengan harapan besar menjadikan pameran artina. sebuah event nasional dan representatif dari pameran seni rupa kontemporer yang para seniman menampilkan estetika seni rupa nusantara.

Keberadaan sebuah pameran seperti artina.Sarinah bisa menjadi penggerak tidak hanya pada dunia seni itu sendiri tetapi juga bisa menyasar pada UMKM daerah, yang diwakili pengetahuan dari para seniman melalui karya seni mereka.

PT Sarinah Indonesia sangat mengapresiasi penyelenggaraan artina.Sarinah yang mana sejalan dengan visi perusahaan yaitu ‘Meningkatkan Kesejahteraan UMKM di Indonesia, melalui Peningkatan Kewirausahaan dan Pemberdayaan Perempuan. Harapan dari sinergi ini adalah menjadi sebuah penggerak yang nantinya bisa diaplikasikan di daerah-daerah lainnya di Indonesia“, ungkap Fetty Kwartati, Direktur Utama Sarinah.

Tak boleh terlupa para seniman yang menjadi pemeran utama. Mereka adalah orang yang lebih banyak berbicara melalui karya yang diciptakan. Seperti seniman kelahiran Belanda bernama Mella Jaarsma yang telah lama menetap di Indonesia.

Mella Jaarsma berbicara lewat karyanya berjudul ‘Pertama Ada Hitam no.2‘, yang terinspirasi dari cerita, budaya dan masyarakat daerah bernama Sentani di Papua. Karya yang sekaligus memberikan gambaran bahwa setiap daerah memiliki perkembangan pada seni, dari seni tradisi, seni kontemporer dan seni modern.

Karya saya berjudul ‘Pertama Ada Hitam no.2’ hasil kolaborasi dengan seniman asal Sentani, Papua. Saya banyak terinspirasi cerita-cerita dan ini sebetulnya menciptakan kesadaran bahwa setiap daerah mempunyai perkembangan sendiri mengenai seni, seperti seni tradisi, juga seni kontemporer, seni modern“, jelas Mella Jaarsma.

Perkembangan seni yang pameran artina.Sarinah tunjukkan tidak hanya berfokus pada satu titik seni rupa kontemporer biasa, tetapi juga beririsan dengan berbagai seni lain seperti, sastra, seni teater, seni tari bahkan seni acting.

Pameran artina.Sarinah mulai dibuka untuk umum pada hari ini, Sabtu (17/12) dengan harga tiket masuk sebesar Rp. 50.000,00. Tiket bisa dibeli melalui Tiket.com atau bisa secara langsung di lokasi pameran. artina.Sarinah akan memberikan suguhan kepada pengunjung yang tak terlupakan.

Kami berharap dapat memberikan sebuah pengalaman yang lebih bagi penikmat seni rupa di Indonesia. Selain itu juga dapat menjangkau ekosistem seni rupa yang lebih luas lagi, dimana nantinya akan dapat menjangkau para seniman seniman dari berbagai daerah“, Morine Rociana, Direktur Utama Mojisa Creative.