LASAK.iD – Rumah produksi RA Pictures kembali merilis film terbarunya. Kali ini film yang di sutradarai Deni Pusung mengambil genre drama religi. Film dengan judul Ajari Aku Islam merupakan cerita yang diangkat dari kisah nyata yang di alami kedua karakter utamanya, Cut Meyriska dan Roger Danuarta dan penulisnya sendiri, Jaymes Riyanto.
Ajari Aku Islam menceritakan Kenny (Roger Danuarta) yang memiliki ketertarikan akan Islam karena sering mendengar suara Adzan sejak dia kecil. Ketertarikannya semakin bertambah sejak dirinya bertemu dengan sosok Fidya (Cut Meyriska). Wanita muslimah yang berparah cantik dan memiliki pribadi yang lembut juga santun.
Tak hanya cinta terhadap Islam, Kenny pun mulai jatuh cinta kepada Fidya. Ingin mengikat wanita yang dicintainya Kenny pun mulai mempelajari Islam melalui buku. Bahkan Fahri (Miqdad Addausy) seorang laki-laki sholeh lulusan S2 di Turki yang menjadi saingannya untuk mendapatkan Fidya juga membantu mengenalkan Islam.
Memiliki tradisi kuat dan keterkaitan antara keluarga Kenny dengan Billy (August Melasz) membuatnya dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Kenny terjebak dengan pilihan antara hati nurani atau keluarganya. Apalagi Kenny sejak lama sudah dijodohkan dengan Chelsea Tan (Shinta Naomi), putri dari Billy yang merupakan pengusaha kelas kakap yang juga menguasai bisnis di dunia hitam.
Tak ingin dianggap sebagai anak durhaka, Kenny sempat menerima perjodohan antara keduanya. Namun bertentangan dengan hati nurani Kenny dengan tegas menolaknya dan memutuskan mendapatkan kembali Fidya.
Billy tak terima harga diri keluarganya dihancurkan memerintahkan anak buahnya untuk menyakiti Fidya dan Ayahnya (Asrul Dahlan) dalam perjalanan pulang dari kedai. Kalah jumlah Fidya dan Ayahnya berhasil tertangkap. Saat itu Kenny datang bak pahlawan melawan orang suruhan dari Billy. Sayangnya hal tak terduga terjadi saat itu yang membuat sedih banyak orang.
Sebelum penayangannya, Ajari Aku Islam sempat mendapatkan kritik keras terkait judulnya yang terlalu mengkaitkan dengan agama. Hal yang akhir-akhir ini menjadi topik yang cukup sensitif. Selama 1 jam 33 menit durasi film memang menyajikan cerita yang berkaitan tentang Islam.
Namun Haris Suhud, Yunita R. Saragih serta Jaymes Riyanto sebagai penulis justru memberikan tontonan yang ringan. Tanpa mengkaitkan dengan isu yang berkaitan dengan agama. Sesuatu yang sensitif untuk memicu kemarahan banyak pihak.
Film ini hanya berbagi kisah nyata yang memang di alami langsung pemain yaitu Cut Meyriska dan Roger Danuarta. Berkaitan dengan sebuah kebudayaan dan keyakinan (agama) sehingga film ini menjadi sebuah drama religi. Kota Medan sebagai latar dari ceritanya pun dianggap cocok dan cukup mewakili kisah yang di alami Cut Meyriska dan Roger.
Dikatakan oleh Jaymes Riyanto selaku penulis film ini ingin memberikan pengertian sekaligus memperkenalkan bahwa Islam itu indah, Islam itu terbuka dan bukan sebagai agama yang selalu dikaitkan dengan teroris. Penyampaian Islam pun mencoba tidak menggurui ataupun meninggikan Islam itu sendiri.
Terkait akting nama-nama seperti Cut Meyriska, Roger Danuarta, Miqdad Addausy hingga Asrul Dahlan memang tidak usah diragukan. Chemistry yang di bangun satu sama lain dikatakan pun cukup berhasil untuk penyampain maksud ceritanya. Dengan akhir film berakhir sebagai sad ending yang tidak pernah diduga oleh penonton sebelumnya.
Karakter seperti Salma (Rebecca Regina) yang menjadi sahabat dari Fidya (Cut Meyriska) pun mampu memberikan warna untuk filmnya ini. Karakter yang dibuat lucu dan banyak bicara justru mampu membantu karakter utamanya yang sedikit datar. Sayangnya karakter lainnya yaitu Jonathan (Roni Galoeng) bisa melakukan hal yang sama. Jika diberikan ruang lebih dalam filmnya. Bertubuh tambun dan memiliki karakter kuat yang bisa memberikan sentuhan komedi agar tidak terlalu kaku sebagai sebuah drama religi.
Selain ending yang tidak terduga, greget sebagai efek kejut untuk filmnya sayang masih belum dirasakan. Sinematografi sebagai pendukung juga dirasa kurang greget. Hanya di beberapa adegan yang dirasa cukup berhasil seperti salah satunya adegan ketika kedua karakter utama berbincang di pelataran Masjid. Cut to cut untuk angle kameranya sangat berhasil di scene tersebut.
Untuk warna pada filmnya pun membuat bingung. Ajari Aku Islam bercerita dan mengambil latar pada masa kini. Namun yang ditampilkan seolah untuk tahun 80-an ataupun 90-an. Tidak jelek ataupun merusak filmnya itu sendiri, hanya saja untuk yang sadar akan itu menjadi sebuah pertanyaan.
Terlepas dari lebih atau kurangnya Ajari Aku Islam, film ini bisa menjadi rekomendasi untuk kalian tonton. Tanpa harus beragama Islam, keyakinan lain pun bisa menonton film yang di sutradarai oleh Deni Pusung tersebut. Terlebih untuk kalian yang ingin memahami Islam tanpa harus menggurui. Film produksi RA Pictures ini tayang di bioskop mulai 17 Oktober 2019.
Related posts
Gunung Bromo, Kenali Lebih Dalam Daya Tarik Wisata Ini
Gunung Bromo – Rutinitas tak jarang membuat kita lupa bahwa Indonesia itu indah, termasuk Bromo dengan kemegahan panoramanya. Keindahan Bromo mempunyai…
Taman Sungai Mudal, Ekowisata di Barat Kota Yogyakarta
LASAK.ID – Di tengah pandemi yang kita semua alami saat ini, sedikit ulasan menarik yang memberi kesegaran menemani waktu taat…
Pesona Kendari, dari Kuliner Hingga Situs Sejarah
SEWAKTU PIKNIK – Berkunjung ke Kendari beberapa waktu lalu, Wayan Sukanta, seorang sahabat berbaik hati menjadi tour guide. Meski berdarah Bali,…
Menjelajah Sejarah Di Pecinan Jakarta
SEWAKTU PIKNIK – Jakarta selalu menjadi tempat yang manarik untuk di jelajahi. Meski telah menjelma kota metropolitan, Jakarta tetap menyisakan sejarah…