LASAK.iD – Masyarakat Indonesia patut berbangga, karena kita mempunyai sumber daya yang tidak pernah habis masa aktifnya. Sumber daya tersebut adalah sumber daya kreatif masyarakatnya menciptakan inovasi dari berbagai subsector kehidupan. Sejalan dengan itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf Triawan Munaf mengatakan, bahwa “ekonomi kreatif mejadi sektor andalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia maupun dunia” ungkapnya. Tapi, tahukah kamu apa aja alasan kenapa ekonomi kreatif menjanjukan, bagi perkembangan bangsa, simak alasannya.
1. Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia
Wakil menteri luar negeri RI A.M Fachri menyebutkan, negara mempunyai kewajiban sebagai fasilitator ekonomi kreatif. Hal ini dilakukan agar Indonesia juga bisa berkontribusi untuk dunia
2. 1000 peserta dari 50 negara berpartisipasi
“Sedikitnya akan ada 50 lebih negara di seluruh dunia ikut berpartisipasi yang terdiri dari 1000 peserta yaitu pemerintah, pengusaha, think tank, komunitas, organisasi, media, dan ahli bidang ekonomi kreatif,” kata ketua Badan Ekonomi kreatif Triawan Munaf.
3. 6 subsektor dari ekonomi kreatif menjadi unggulan
WCCE akan menjadi event negara yang sekaligus memasarkan produk ekonomi kreatif mereka. Bekraf akan fokus pada 6 subsektor ekonomi kreatif yang diantaranya dibidang fashion, kuliner, kriya, musik, film dan game.
4. Sektor Olahraga Dengan Aspek Ekonomi Kreatifnya
Menurut ketua Badan Ekonomi kreatif Triawan Munaf, dalam setengah tahun terakhir secara tiba-tiba berbagai elemen dan subsektor ekonomi kreatif mendunia di Indonesia. Terutama, kata dia, sejak kreativitas yang ditampilkan dalam acara pembukaan dan penutupan penyelenggaraan Asian Games 2018. Di sejumlah negara, sektor olahraga telah lama dikaitkan dengan aspek ekonomi, seperti penyelenggaraan sepakbola tahunan Liga Primer Inggris.
5. Menariknya, Kebanyakan Pelaku Bisnis Yaitu ‘The Power Of Kepepet

Menurut William Tanuwijaya CEO Tokopedia, di Indonesia ada satu “ilmu” yang terkait erat dengan kreativitas yaitu “the power of kepepet”, yang biasa dilakukan oleh anak muda sejak dahulu. Platform bisnis yang dijalankannya sama sekali tidak menjual produk sendiri, tetapi merupakan produk dari orang lain yang ingin menjual barang-barang yang dimilikinya. Tokopedia terdapat lebih dari empat juta penjual, dan 70 persennya adalah pebisnis baru. “Menariknya, kebanyakan melakukannya juga karena ‘the power of kepepet’,” ucapnya.
Potensi Indonesia mengenai kreatifitasnya tak bisa dipandang sebelah mata. Sudah sepantasnya Indonesia menjadi tuan rumah di dalam perhelatan akbar menggelar acara untuk mengembangkan kreativitas seperti WCCE 2018.
(Safira)